Jumat, 06 Maret 2015

Remy Silado di Purnama Sastra Bojonegoro


Reporter: Parto Sasmito 


blokBojonegoro.com - Dunia sastra di Bojonegoro kedatangan sastrawan dan budayawan Nasional, Yapi Panda Abdiel Tambayong atau dikenal dengan nama Remy Sylado. Penulis 69 tahun yang aktif dalam seni rupa, musik, teater, film dan menguasai sejumlah bahasa itu menghadiri Dialog Seni Budaya pada Purnama Sastra ke-7 yang digelar hari Kamis (5/3/2015). Saat ditemui usai acara, penulis yang mampu mengerjakan (menulis) 3 karya sekaligus dalam satu aktifitas itu menjelaskan tentang proses kreatif dalam berkarya. “Pada dasarnya, proses kreatif dalam hal apapun itu tergantung dengan kemamuan,” jelas Remy. Dengan kemauan yang sudah ada dalam diri seseorang, lanjutnya, akan membuat orang itu bekerja dengan kemampuan yang dimiliki. Dalam hal menulis misalnya, seseorang dengan kemampuannya mengamati tentang kehidupan, kemudian hasil pengamatan ia simpan dalam ilham. “Sewaktu dibutuhkan ilham itu dipanggil untuk dituliskan menjadi sebuah karya,” sambungnya. Sastrawan yang juga membacakan puisinya yang berjudul “Perempuan Bernama Lady” dalam acara Purnama Sastra itu menambahkan, dalam pekerjaan kreatif, tidak bisa dipandang sebagai pekerjaan rutinan atau juga mengikuti displin tinggi seperti militer, melainkan ada tanggung jawab tersendiri. “Kerja kreatif itu tidak akan berhenti sebeleum selesai, karena tanggung jawabnya untuk menyelesaikannya,” tegas Remy. Ditanya terkait pandangannya tentang Bojonegoro, penulis novel Kerudung Merah Kirmizi yang pernah dianugerahi hadiah Sastra Khatulistiwa (2002) ini mengaku baru pertama kali ke Bojonegoro, dan belum tahu banyak tentang kabupaten penghasil minyak ini. [ito/lis]