Reporter: Parto Sasmito
blokBojonegoro.com
- Dunia sastra di Bojonegoro kedatangan sastrawan
dan budayawan Nasional, Yapi Panda Abdiel Tambayong atau dikenal dengan nama
Remy Sylado. Penulis 69 tahun yang aktif dalam seni rupa, musik, teater, film
dan menguasai sejumlah bahasa itu menghadiri Dialog Seni Budaya pada Purnama
Sastra ke-7 yang digelar hari Kamis (5/3/2015). Saat
ditemui usai acara, penulis yang mampu mengerjakan (menulis) 3 karya sekaligus
dalam satu aktifitas itu menjelaskan tentang proses kreatif dalam berkarya.
“Pada dasarnya, proses kreatif dalam hal apapun itu tergantung dengan
kemamuan,” jelas Remy. Dengan
kemauan yang sudah ada dalam diri seseorang, lanjutnya, akan membuat orang itu
bekerja dengan kemampuan yang dimiliki. Dalam hal menulis misalnya, seseorang
dengan kemampuannya mengamati tentang kehidupan, kemudian hasil pengamatan ia
simpan dalam ilham. “Sewaktu
dibutuhkan ilham itu dipanggil untuk dituliskan menjadi sebuah karya,”
sambungnya. Sastrawan yang juga membacakan puisinya yang berjudul “Perempuan
Bernama Lady” dalam acara Purnama Sastra itu menambahkan, dalam pekerjaan
kreatif, tidak bisa dipandang sebagai pekerjaan rutinan atau juga mengikuti
displin tinggi seperti militer, melainkan ada tanggung jawab tersendiri. “Kerja
kreatif itu tidak akan berhenti sebeleum selesai, karena tanggung jawabnya
untuk menyelesaikannya,” tegas Remy. Ditanya
terkait pandangannya tentang Bojonegoro, penulis novel Kerudung Merah Kirmizi
yang pernah dianugerahi hadiah Sastra Khatulistiwa (2002) ini mengaku baru
pertama kali ke Bojonegoro, dan belum tahu banyak tentang kabupaten penghasil
minyak ini. [ito/lis]