Jumat, 13 September 2013

Teater Djarum Pukau Penonton di Bojonegoro

 

 

 

 













Teater Djarum Pukau Penonton di Bojonegoro
 















Selasa, 10 September 2013 08:21:09 WIB
Reporter : Tulus Adarrma


Bojonegoro (beritajatim.com) - Sebuah cerita percintaan tentang remaja yang terjadi pada masa Perang Jawa atau Perang Diponegoro (1825-1830) dengan lakon Sang Perwira yang dibawakan oleh Teater Djarum, Kudus, mampu memukau penonton.
Pementasan teater di aula Kampus IKIP PGRI Bojonegoro, Senin (09/09/2013) malam itu merupakan polesan tangan dari Yudhi Ms. Dalam ceritanya, seorang remaja putra bernama Bagas yang diperankan oleh Khoirul Anam merupakan pemuda dari kelarga sederhana yang telah yatim karena ditinggal mati oleh ayahnya semasa ia masih dalam kandungan ibunya.
Setelah beranjak dewasa ia melaksanakan kewajibannya menuntut ilmu disebuah padepokan. Namun belum sampai tuntas ia akhirnya disuruh pulang oleh ibunya. Kepulangan Bagas ini diminta oleh ibunya Mbok Wiro yang diperankan oleh (Nur Hamida/Ida Saida) karena keadaan.

Karena parasnya yang cantik Mbok Wiro sering mendapat ancaman dari seorang lelaki karena telah berani menolak Pak Sarjo (Anwar Musyaddad/Rofiq Setiawan) yang merupakan lelaki kaya raya dan memiliki banyak istri.

Mbok Wiro telah berjanji kepada suaminya yang telah meninggal untuk tetap setia dan tidak akan menikah lagi. Sehingga Pak Sarjo gagal untuk memperistrinya. Pria yang sudah memiliki banyak istri itu juga yang telah merekayasa agar suami Mbok Wiro ikut dalam kerja rodi pembangunan jalan dari Anyer sampai Panarukan.

Kegalauan dan kekecewaan Bagas akhirnya terbayar setelah kembali pulang ia dipertemukan dengan gadis yang diidamkan sejak kecil itu. Ia bernama Wulan, yang diperankan Iin Afika. Keduanya bertemu dan akhirnya memekarkan tunas-tunas cinta didalam hati mereka. Tak disangka ternyata Wulan adalah anak dari Pak Sarjo yang akan memperistri Ibunda Bagas.

Bagai dihempas dibatu besar, Bagas harus terima kenyataan bahwa Wulan telah ditunangkan oleh ayahnya dengan seoran opsir muda Belanda peranakan yang bernama Herman Van Rijn (Hafid Nugroho). Hingga akhirnya ia dianiaya oeh saudara dan Herman karena dianggap mengganggu Wulan. Dan Bagas membiarkan dirinya dianiaya karena merasa kecewa dengan Wulan.

Keterpurukan Bagas akhirnya dipertemukan oleh tokoh sejarah, pahlawan nasional, Alibasyah Sentot Prawirodirjo (Bambang Expra). Senopati handal tangan kanan Pangeran Diponegoro yang pada akhirnya mengubah kehidupan Bagas kembali. Cerita yang dipentaskan dalam bentuk realis itu mampu memukau penonton hingga akhir cerita.

Ketua Teater Djarum, Jumari HS mengungkapkan, pementasan ini merupakan agenda rutin teater Djarum yang dilakukan keliling di berbagai kota. Terbentuknya teater buruh yang beranggotakan karyawan perusahaan rokok itu berawal dari cinta dan mau belajar dalam pengembangan diri individu.

"Merupakan sebuah rangsangan kepada Mahasiswa buruh bukan hanya bekerja tetapi juga berteater untuk membangun karakter individu," ujar Jumari Supervisor Djarum yang juga merupakan sastrawan itu.

Anggota teater Djarum sendiri ada yang dari Scurity, Bagian giling, mandor maupun packing box. Salah seorang pemain, Iin Afika (28) yang berperan sebagai Wulan misalnya, selain harus bekerja, ia harus mampu memanfaatkan waktu baik untuk keluarga maupun latihan. "Latihannya dua kali dalam seminggu, sehingga harus pintar bagi waktu," terangnya.

Wanita kelahiran Jakarta itu mengaku dengan mengikuti latihan teater ini ia mampu mengeksplor dirinya untuk mengetahui berbagai karakter. Ia mulai ikut latihan dan gabung dengan teater Djarum sejak 2006 lalu. "Terus berkarya untuk teman-teman," harapnya. [uuk]
 

 

sastra-bojonegoro.blogspot.com