Rabu, 06 Juli 2011

Pertemuan Penyair Nusantara V


  Pertemuan Penyair Nusantara V
  Palembang, 16-19 Juli 2011


Add  

 

 

 

 

 

 

 

300 Penyair Gelar Pertemuan Nusantara di Palembang

--------------------------------------------------------

Kamis, 23 Juni 2011

DAFTAR NAMA PENYAIR

PESERTA PPN V

DI PALEMBANG


Panitia penyelenggara PPN V di Palembang, 16-19 Juli 2011 menargetkan 200 peserta yang diundang sebagai peserta PPN V, sbb :

INDONESIA (149):

1. AA. Ajang
2. Ganjar Sudibyo
3. A. Rahim Qahhar
4. Abdul Latif Apriaman
5. Abdul Salam. Hs
6. Abduhrrahman El Husaini
7. Abidah El Khaleqi
8. Acep Syahril
9. Acep Zamam Noor
10. Afrion
11. Agit Yogi Subandi
12. Ahmad Kekal Hamdani
13. Ahmmad Wayang
14. Ahmadun Yosi Herfanda
15. Akaha Taufan Aminuddin
16. Akidah Gauzillah
17. Alex R Nainggolan
18. Ali Syamsudin Arsi
19. Alizar Tanjung
20. Alya Salaisha Shinta
21. Amien Wangsatalaja
22. Anisa Afzal
23. Anjungbuana
24. Anwar Putra Bayu
25. Arafat Nur
26. Arie Mp Tamba
27. Arief Rahman Heriansyah
28. Arieyoko KSMB
29. Arsyad Indradi
30. Asrizal Nur
31. Azzura Dayana
32. Badrul Munir Chair
33. Bambang Widiatmoko
34. Benny Arnas
35. Bode Riswandi
36. Budhi Setyawan
37. Budi Saputra
38. Bustan Maras
39. C.H. Yurma
40. D. Kemalawati
41. Dad Murniah
42. Dg. Kumarsana
43. Dharmadi
44. Dheni Kurnia
45. Dhenok Kristianti
46. Diah Hadaning
47. Dian hartati
48. Dimas Arika Miharja
49. Dody Kristianto
50. Doel Cp Alisyah
51. Dony p. Herwanto
52. Dwi S Wibowo
53. Dyah Setyawati
54. Eddy Pranata Pnp
55. Efendi Danata
56. Eko Putra
57. Eko Triono
58. Endang Supriadi
59. Esha Tegar Putra
60. Evi Idawati
61. Eza Thabary Husano
62. Faisal Syahreza
63. Fakhrunas Ma Jabar
64. Fatin Hamama
65. Fikar. W. Eda
66. Firman Venayaksa
67. Fitri Yani
68. Frans Ekodhanto
69. Gampang Prawoto
70. Gunoto Saparie
71. Hafney Maulana
72. Hasan Al Bana
73. Hasan Bisri Bfc
74. Heri Maja
75. Heru Emka
76. Hudan Nur
77. Husen Arifin
78. Husnu Abadi
79. Husnul Khuluqi
80. Ian Sanchin
81. Idris Siregar
82. Inggit Putria Marga
83. Irvan Mulyadie
84. Irwan Sofwan
85. Isbedy Stiawan Zs
86. Iverdixon Tinungki
87. Jamal. T. Suryana
88. J.J. Polong
89. Jumardi Putra
90. Jumari. Hs
91. Kijoen
92. Kiki Sulistyo
93. Kurnia Effendi
94. Lanang Setiawan
95. L. K Ara
96. M. Enthieh Mudakir
97. M. Iqbal J. Permana
98. M. Raudah jambak
99. Mahmud Jauhari Ali
100. Maualana Satrya Sinaga
10 1. Muda Wijaya
102. Muhammad Ibrahim Ilyas
103. Mulyadi J. Malik
104. Nana Riskhi Susanti
105. Nanang Suryadi
106. Nandang Darana
107. Nugraha Umur Kayu
108. Nurochman Sudibyo. YS
109. Pringadi Abdi Surya
110. R. Griyadi
111. Rama Prabu
112. Ramayani Riance
113. Rara Gendis
114. Remy Novaris
115. Rifan Nazhip
116. Rini F Hauri
117. Rio Fitra. SY.
118. Rozi Kembara
119. Salman. S. Yoga
120. Sandi Firly
121. Satmoko Budi Santoso
122. Shohifur Ridho Ilahi
123. Sides Sudyarto. DS.
124. Sihar Ramses Simatupang
125. Shobir Peor
126. Sulaiman Tripa
127. Suyadi San
128. Syahdaka Musyfiq Abadaka
129. Syaifudin Gani
130. Syamsu Indra Usman
131. Syarif Hidayatullah
132. T. Wijaya
133. Tarmizi Rumahitam
134. Tjahjono Widarmanto
135. Tjahjono Widijanto
136. Toton Dai Permana
137. Viddy Ad Daeri
138. Wahyu Din Talo
139. Wayan Sunarta
140. Yopi Setia Umbara
141. Yoyon Amilin
142. Yusri Fajar
143. Zulhamdi. AS
144. Prof.Dr. Budi Darma
145. Dr. Taufik Ismail
146. Chapcay
147. Tarech Rasyid
148. Dr. Ganjar Hwia
149. Sutardji Calzoum Bachri

MALAYSIA (18)
1. Arisel Ba
2. Wan A. Rafar
3. Dato Kemala
4. SM. Zakir
5. Khalid Salleh
6. Shapiai Mohd Ramly
7. Shamsudin Othman
8. Rosmiaty Shaari
9. Nimois. T.Y
10. Naapie Mat1
11. N. Faisal Ghazali
12. Mohd. Amran daud
13. Prof. Irwan Abubakar
14. Prof. Muhammad Haji Salleh
15. Rahimidin Zahari
16. Tan Sri Dato’ Dr Ismail Hussein
17. Dr. Ibrahim Ghaffar
18. Mualim Ghazalie

SINGAPORE (8)
1. Ahmad Md Tahir
2. Sk. Cinta Zeni
3. Johar Buang
4. Rasiah Halil
5. Noor Hasnah Adam
6. Muhammad Jailani Bin Abu Talib
7. Herman Mutiara
8. Djamal Tukimin

BRUNEI DARUSSALAM (8)
1. Addy
2. Selmi Mesra
3. Rahimi A.B
4. Kamar D51
5. Zefri Ariff
6. Mohd. Khairol Nazwan
7. Mohd. Shahrin bin Haji Metussin (Adi Swara)
8. Suip bin Hj. Abd. Wahab (nurfik).

THAILAND (8)
1. Hamra Hasan (Dr. Nik Abdullah)
2. Phaosan Jehwae
3. Mr. Set Al-Jufri
4. Mr. Asmarn Tohmeena
5. Mrs. Che Faridah Tohmeena
6. Ustaz Ridwan Hassan
7. Mr. Sawawee Pakda Amin
8. Miss Charidja NikWan

Link : http://pertemuanpenyairnusantara.blogspot.com
sastra indonesia / sastra bojonegoro





PROFIL PENYAIR



A.A Ajang  (Ahmad Azhar) lahir di yogyakarta 1 Januari 1973, mengambil gelar sarjana teknik lingkungan pada STTL “YLH” Yogyakarta, Saat ini bekerja pada Badan Lingkungan Hidup kabupaten Barito Kuala propinsi Kalimantan Selatan. Beberapa puisi termuat dalam antologi puisi bersama : Cinta Rakyat (2007); Tarian Cahaya di Bumi Sanggam “Bunga Rampai Aruh Sastra Kalimantan Selatan” (2008); “Doa Pelangi ditahun Emas” Antologi Puisi Penyair Kalimantan Selatan Aruh Sastra VI Kalimantan Selatan di Barito Kuala (2009); “ Ije Jela Bersastra ditahun Emas” (2009)dan “Menyampir Bumi Leluhur” Bunga Rampai Puisi Aruh Sastra Kalimantan selatan VII di kabupaten Tabalong  (2010)

A.Ganjar Sudibyo lahir di Semarang 10 september 1989,  aktif berpuisi dan menjuarai lomba menulis puisi, antara lain dua puisinya menjuarai lomba dalam rangka sayembara puisi antologi Penghujung Tahun 2009, dan  dua puisi lainnya  masuk dalam deretan finalis lomba cipta puisi indosat 2010 yakni salah satu dari tiga puisi selain itu puisinya juga pernah menjuarai Lomba Penulisan Puisi Jelang Hari Bumi 2011. Puisi-puisi tersebar di berbagai situs sastra, media massa di Banten, Palembang, Pontianak dan Semarang, selain termuat di buku antologi puisi “Beranda Senja”, “Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan (2010)”, “Antologi Puisi Pemenang FTD Award: Munajat Sesayat Doa 2010”, Antologi kasih:Tanah, Air, Udara (2011)”, e-book  “Simtom-Simtom Sebelum Penyair (2011)”,” Isyarat Jantung dan Mata (2011)”. 

 

A.Rahim Qahhar, lahir di Medan 29 Juni 1943, namanya termasuk dalam Buku Pintar Sastra Indonesia yang disusun Pamusuk Eneste (2001), dan terbitan Horison “Dari Fanshuri ke Handayani” (2001), “Horison Sastra Indonesia” (2002). Cerpennya pertama kali dimuat di surat kabar Indonesia Raya pimpinan Mochtar Lubis (1966), kemudian di majalah SASTRA HB Jassin (1968), antologi cerpennya Abraham Ya Abraham (1984) dan sejumlah antologi bersama terbit di Indonesia dan Malaysia, dan lain-lain. Puisi-puisinya terhimpun  dalam antologi puisi antara lain, PUISI, temu sastrawan Sumut (1977), BLONG, Medan Puisi (1979), Mabukku pada Bali, Medan Puisi (1983), RANTAU, Yaswira Medan (1984), dan lain-lain.



Abdul Latif Apriaman  Lahir di Praya, lombok Tengah 22 april 1974. Kontributor sebuah stasiun televisi nasional. Pendiri apahjagah institute, sebuah lembaga nirlaba yang berkonsentrasi pada perekaman jejak kebudayaan di NTB, termasuk menerbitkan kumpulan puisi bulanan Jejak Sabtu Sastra.

Abdul Salam HS  lahir di Banten, 1992. Bergiat di Komunitas Baca Rumah Dunia sebagai relawan. Karya-karyanya berupa puisi, cerpen, esai. Dimuat di koran Radar Banten, Kabar Banten, Banten Raya Post, Tangerang Tribun, Tablod Kaibon, Majalah Annida, Majalah Gizone. Bukunya yang sudah terbit Ode Buat Orang-orang Bojong (Lumbung Banten,2010), Munajat Sesayat Doa (Leutika Prio 2010), Penyair Terpilih Kado Untuk Indonesia (Khatulistiwa 2011-proses cetak)   
 
Abdurrahman El Husaini  lahir di Puruk Cahu Kalimantan Tengah, 1 Januari 1965. Disamping menulis puisi juga menulis essay sastra. Karya- karyanya tersebar di Dinamika Berita (sekarang Kalimantan Post), Banjarmasin Post, dan Radar Banjarmasin dan antologi bersama Ragam Jejak Sunyi Tsunami Departemen Pendidikan Nasional Pusat Bahasa Balai Bahasa Sumatera Utara Medan 2005, Taman Banjarbaru 2006 dan Seribu Sungai Paris Barantai 2006. Sekarang menetap di “kota intan” Martapura, Kalimantan Selatan. Menerima hadiah seni di bidang puisi dari gubernur Kalimantan Selatan 2009.

Abidah El Khalieqy  lahir di Jombang, Jawa Timur. Karya-karya kesusastraannya diikutkan dalam berbagai buku antologi bersama seperti: ASEANO: An Antology of Poems Shoutheast Asia (1996), Cyber Album Indonesia – Australia (1998), Force Majeure (2007), Rainbow: Indonesian Womens Poet (2008),  Word Without Borders (2009), E- Books Library For Diffabel (2007) dan lain-lain.
Membacakan karya-karya puisinya di Taman Ismail Marzuki (1994 dan 2000). Mewakili Indonesia dalam ASEAN Writers Conference/Work Shop Poetry di Manila, Philipina (1995). Menjadi pendamping dalam Bengkel Kerja Penulisan Kreatif  MASTERA (Majlis Sastra Asia Tenggara, 1997). Membacakan puisi-puisinya di sekretariat ASEAN (1998), Konferensi Perempuan Islam se Asia-Pasifik dan Timur Tengah (1999), International Literary Biennale (2007), Jakarta International Literary Festival (2008), Aceh International Literary Festival (2009) dan, Konferensi Pengarang Muslimah di Kuala Lumpur, Malaysia (2010). Bedah Film dan Novel “Perempuan Berkalung Sorban” di Hongkong (2009) dan, Singapore (2010). Mendapat Penghargaan Seni dari Pemerintah DIY (1998). Menjadi pemenang dalam Lomba Penulisan Novel Dewan Kesenian Jakarta (2003). Dinobatkan sebagai tokoh “10 Anak Zaman Menerobos Batas” oleh Majalah As-Syir’ah (2004). Memperoleh anugerah IKAPI dan Balai Bahasa Award (2008) dan, Adab Award dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (2009).  Buku yang sudah terbit: Ibuku Laut Berkobar (1997), Menari Di Atas Gunting (2001), Perempuan Berkalung Sorban (2001), Atas Singgasana (2002), Geni Jora (2004), Mahabbah Rindu (2007), Nirzona (2008),  Mikraj Odyssey (2009), Kisah Tuhu dari Tanah Melayu (2010) dan, Menebus Impian (2010).
 
Acep Syahril  lahir di Desa Cilimus, Kuningan, Jawa Barat, 25 November 1963, sejak 1982 menjajakan sajak diberbagai tempat di Indonesia. Buku kumpulan puisinya Ketika Indonesia Berlari (Bohemian Jambi, 1995), Negri Yatim (iph, 2009), Editor pada Buku Kumpulan Surat-Surat TKW “Keranjang Air Mata” (2010),  Buku Apresiasi Puisi-Puisi Pelajar  “Tumbuh” (2011).

Acep Zamzam Noor lahir di  Tasikmalaya, Jawa Barat, 28 February 1960. Sarjana lulusan ITB ini kemudian melanjutkan studinya di Universita Italiana per Straneiri, Perugia, Italia. Puisi-puisinya tersebar di berbagai majalah dan surat kabar dalam dan luar negeri (Malaysia). Buku puisinya yang sudah terbit antara lain, Tamparlah Mukaku (1982), Aku Kini Doa (1986), Kasidah Sunyi (1989), Dari Kota Hujan (1996), Di Luar Kata (1997),  Di Atas Umbria (1999), Jalan Menuju Rumahmu (2004), dan Menjadi Penyair Lagi (2007). Sedangkan antologi bersamanya adalah Pesta Sastra Indonesia (1987), Tonggak 4 (1987), Ketika Kata Ketika Warna (1995), Angkatan 2000 (2000), Horison Sastra Indonesia (2001), dan Poetry and Sincerity (2006).  Selain menulis puisi ia pun aktif melukis. Sehari-harinya beraktivitas di Sanggar Sastra Tasik (SST) dan Komuniutas Azan.
 
Addy nama sebenarnya adalah Awang Muhamad Asri bin Emin, dilahirkan pada 27 Mei 1987 di Bandar Seri Begawan.  Pernah bersekolah di sekolah Pengiran Digadong Haji Mohamad Salleh, di kampong Sungai Kedayan. Kemudian pada 1998, dia berpindah ke sekolah rendah Haji Jaffar Maun, Kiulap. Selepas itu, Addy melanjutkan ke Sekolah Menengah Sultan Muhammad Jamalul Alam (SMJA) dari tahun 1999 sehingga 2004 Seterusnya dia melanjutkan pelajaran ke Maktab Duli Pengiran Muda Al-Muhtadee Billah  dari tahun 2005-2006. Kini dia sedang melanjutkan pelajaran di Universiti Brunei Darussalam, mengambil kursus BA Pendidikan dalam bidang Bahasa Melayu & Lingiustik sebagai major dan Kesusasteraan sebagai minor. Pada awalnya, dia berkarya sejak berada di sekolah menengah hingga saat ini. Bidang-bidang yang digeluti adalah  penulisan puisi, cerpen, esei, karya ilmiah, kreatif. Dia aktif  mendeklemasikan puisi.

Afrion, selain dikenal sebagai seorang sastrawan, aktif menekuni seni teater sejak 1976. Membentuk teater Blok 1984 dan memainkan naskah-naskah dramanya antara lain Orang Orang Tercecer (1985). Orang Orang Terasing (1986), Dialog Batin (1987). Di Ujung Malam (2002 - 2003). Huma (2003). Monolog Orang Orang Tercecer (1986). Monolog Tanah Negeri dan Semak Kuburan (2004). Karya sastra yang telah dibukukan, kumpulan puisi Gelombang (Kencana Ungu Medan. 1985). Sangsi (Sinar Agung Medan. 1987). Nyanyian Jiwa (Politeknik Negeri Medan.2003). Waktu Beku (Laboratorium Sastra Medan.2004). Sejumlah Esai Parade Teater Sekolah (Dewan Kesenian Medan. 2002). Antologi Puisi bersama Amuk Gelombang (Star Indonesia Group. 2005). Ragam Jejak Sunyi Tsunami (Balai Bahasa 2005). Jelajah (Valentino Group. 2006). dan Kumpulan Cerpen Lelaki...Bukan Pilihan (Star Indonesia Group. 2006). Antologi Puisi Penyair Nusantara, Medan International Poetry Gahering Medan Puisi (Laboratorium Sastra Medan, 2007), Medan Sastra, antologi puisi Temu Sastrawan Sumatera (2007), Laut Airmata, antologi puisi (Labsas,2008), Artefak, cerita pendek Indonesia (Labsas, 2009), Ma Hyang 29 Cerpen (Labsas, 2011) dan Cahaya puisi 53 penyair (Labsas, 2011)
 
Agit Yogi Subandi  lahir di Prabumulih (Sumatera Selatan), 11 Juli 1985. Alumnus Fakultas Hukum Universitas Lampung. Selama kuliah, ia aktif di Unit Kegitan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Universitas Lampung. Pada saat mengemban studi di kampusnya ia menjuarai berbagai lomba cipta puisi yang salah satunya adalah  Juara I Cipta Puisi pada Pekan Seni Mahasiswa Nasional (PEKSIMINAS) IX di Jambi 2008 dan mendapat penghargaan Mahasiswa Berprestasi di Bidang Seni dari rektor Universitas Lampung. Ia juga Juara II Cipta Puisi krakatau Award 2009 Dewan Kesenian Lampung. Puisi-puisinya tersebar di berbagai media, baik lokal maupun nasional. Puisinya juga terhimpun di dalam antologi 100 Poetry Slam, Poetry Rivals Anthology yang berjudul “Rythem of Life”, Peterborough, U.K. Selain menulis ia juga pernah turut sibuk di dalam garapan teater Kurusetra UKMBS Unila, maupun di Komunitas Berkat Yakin, Lampung.
 
Ahmad Kekal Hamdani  lahir di Jember 5 Agustus 1987. Menulis puisi dan esai kebudayaan. Puisinya terkumpul dalam antologi Pedas Lada Pasir Kuarsa (Temu Sastrawan Indonesia II Bangka-Belitung, 2009), Antologi Puisi Musibah Gempa Padang (Kuala Lumpur, 2009), Pesta Penyair Jawa Timur (Dewan Kesenian Jatim, 2010), Selain juga dimuat di media massa lokal dan nasional seperti Horison, Kedaulatan Rakyat (bisnis), Minggu Pagi, Majalah GONG, Pikiran Rakyat, Padang Ekspres, Jurnal Amper (DKJT), JurnalPohon, dll. Kini mukim di Yogyakarta dan bergiat di Masyarakat Bawah Pohon sembari menjadi editor Freelance di beberapa penerbit. Buku puisi tunggalnya, Rembulan di Taman Kabaret (2009).
 
Ahmad Md Tahir atau nama penanya T. Ahmad Mohamed (bagi penulisan esei) dilahirkan di Paya Lebar, Singapura pada tahun 1967. Dia merupakan salah seorang pengasas KAMUS,  Setiausaha, Pegawai Perhubungan dan Ketua Unit Puisi KAMUS. Ahmad MD Tahir mulai menulis pada tahun 1984 semasa dalam tahun pertamanya di Pra-Universiti. Karya-karyanya terhimpun dalam Bunga Makna, Spura: Pustaka Melayu Publisher, 1992; Journeys: Words, Home & Nation (antologi bersama), Spore: The Centre for the Arts, National University of Spore, 1995; Memories & Desires (antologi bersama), Spore: The Centre for the Arts, National University of Spore, 1999; Rhythms: A Spore Millennial Anthology Of Poetry (antologi bersama), Spore: National Art Councils (NAC), 2000; Fire of the Spirit (antologi bersama), US: International Library of Poetry, 2002; Potret Diri Seorang Penyair (antologi bersama), Spore: Majlis Bahasa Melayu Spura (MBMS), 2004; Verse of Angels (antologi bersama), Spore: ASAS '50-Trainee Teachers' Club (TTC)-National Institute of Education (NIE), 2010; Dari Jendela Zaman Ini (antologi bersama), Msia-Spore: Institut Terjemahan Negara Msia Bhd (ITNM)-National Arts Council of Spore (NAC), 2010, Meditasi Dampak 70 Kemala (antologi bersama), Msia: Insandi Sdn Bhd, 2011.  Beberapa Penghargaan sastra dia peroleh antara lain Anugerah Saadon Ismail (1990, 1992 & 1993); Hadiah Kedua Sayembara Sastera MBMS (1993); Hadiah Penghargaan Anugerah Saadon Ismail (1994); Hadiah Sastera (Penghargaan) MBMS: sajak Teja (Erti Feudalisme) (1995); dan Editor's Choice Award ~ Poetry.com & International Library of Poetry (2002, 2007 & 2008).

Ahmad Wayang adalah nama pena dari Sobirin. Lelaki kelahiran Serang 19 September 1987 ini adalah Mahasiswa IAIN ‘Sultan Maulana Hasanuddin’ Banten, semester II. Aktif di Komunitas Baca Rumah Dunia sebagai relawan dan wartawan majalah Online www.rumahdunia.com. Tulisan pertamanya berupa puisi dimuat di koran lokal Fajar Banten (kini Kabar Banten). Bukunya, Gerimis Januari diterbitkan oleh Lumbung Banten Rumah Dunia, 2010. Dua cerpennya termuat dalam antologi cerpen ‘Gilalova #1: segila-gilanya cinta’ dan ‘Gilalova 3#: cinta datang tak dijemput pulang tak diantar’ (Gong Publishing 2011). Beberapa tulisannya juga sempat nongol di Radar Banten, rubrik oase kompas.com, Tabloid Gaul, dan majalah Online www.rumahdunia.com. Email: soby_rin@yahoo.co.id. Untuk kritik dan saran bisa disampaikan di 085716794587.

Ahmadun Yosi Herfanda lebih dikenal sebagai penyair religius-sufistik, tapi juga banyak menulis cerpen, kolom dan esei sastra.  Alumnus FPBS IKIP Yogyakarta dan Magister Teknologi Informasi Universitas Paramadina Mulia, Jakarta, ini  lahir di Kaliwungu, Kendal, 17 Januari 1958. Tahun 1992 hingga 2009 ia menjadi redaktur sastra Republika. Saat ini (2010) menjadi ketua Komite Sastra DKJ, ketua Komunitas Sastra Indonesia (KSI), ketua Komunitas Cerpen Indonesia (KCI), dan direktur Jakarta Publishing House-PT Media Cipta Mandiri. Karya-karyanya dipublikasikan di berbagai media sastra dan antologi puisi yang terbit di dalam dan luar negeri. Antara lain, Horison, Ulumul Qur’an, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana (Brunei), antaologi puisi Secreets Need Words (Harry Aveling, ed, Ohio University, USA, 2001),  Waves of Wonder (Heather Leah Huddleston, ed, The International Library of Poetry, Maryland, USA, 2002), jurnal Indonesia and The Malay World  (London, Ingris, November 1998), The Poets’ Chant  (The Literary Section, Committee of The Istiqlal Festival II, Jakarta, 1995). Buku-bukunya yang telah terbit, antara lain Sang Matahari (puisi, Nusa Indah, Ende, 1984), Sajak Penari (puisi, Masyarakat Poetika Indonesia, Yogyakarta, 1991), Fragmen-Fragmen Kekalahan (puisi, Penerbit Angkasa, Bandung, 1996), Sembahyang Rumputan.

Akaha Taufan Aminudin lahir, di Batu 26 April 1963 karyanya telah dipublikan di media Indonesia dan malasya puisi-puisinya telah dibacakan di jepang 1995 buku puisi tunggalnya "Luka Di Atas Luka" diterbitkan Pustaka Pelajar Jogjakarta koordinator Himpunan Penulis Pengarang & Penyair Nusantara (HP3N).

 Akidah Gauzillah  lahir di Jakarta 20 Desember 1977. Menamatkan pendidikan di Ma’had Al Mubarak jurusan Diratsah Islamiyah (2000).  Selama 2002-2003 menjadi jurnalis tetap  di majalah remaja Muslimah.  Hingga kini freelance sebagai jurnalis, penulis, dan editor untuk berbagai media cetak dalam bidang sastra dan pendidikan, antara lain Warta IKAPI, Horison, Media Indonesia, Republika, Syiráh, dll.  Pada tahun 2003 mewakili penulis muda Indonesia dalam Majelis Sastra Asia Tenggara. Memenangkan lomba Baca Puisi Youth Islamic Study Club (YISC) Al Azhar, 2003. Memenangkan lomba Debat Politik dan Religi  YISC Al Azhar, 2003. Diundang Baca Puisi Malam Kemerdekaan oleh Dewan Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, 2004. Cerpen Mencintaimu menjadi soal Ujian Nasional SMA Jurusan IPA, 2005/2006. Cerpen Kisah dari Seribu Remaja menjadi bahan penelitian Stefan Danerek, Universitas Swedia, 2006.  Memenangkan lomba Pidato Hari Pahlawan, Perpumda, 2007. Memenangkan lomba  sastra remaja PT ROHTO 2008. Memenangkan Jakarta International Literary Festival 2008. Menjadi Juri Musikalisasi Puisi La Sastra SMA se-Jabodetabek, 2008 Redaktur Pelaksana majalah Warisan Indonesia, 2010 Pendiri dan Pengelola Sanggar Hati, Planet Neurosis Kreativitas Kesadaran Manusia, Jakarta

Alex R. Nainggolan  dilahirkan di Jakarta, 16 Januari 1982. Menyelesaikan studi di FE Unila jurusan Manajemen. Tulisan berupa cerpen, puisi, esai, tinjauan buku sempat nyasar di Majalah Sastra Horison, Jurnal Puisi, Kompas, Republika, Jurnal Nasional, Suara Pembaruan, Jawa Pos, Seputar Indonesia, Sabili, Annida, Matabaca, Surabaya News, Lampung Post, Sriwijaya Post, Riau Pos, Suara Karya, Bangka Pos, Femina, Harian Global, www.angsoduo.net ,  NOVA, On/Off, dll.  Pernah dipercaya sebagai Pemimpin Redaksi di LPM PILAR FE Unila. Beberapa karyanya juga termuat dalam antologi Ini Sirkus Senyum...(Bumi Manusia, 2002), Elegi Gerimis Pagi (KSI, 2002), Grafitti Imaji (YMS, 2002), Puisi Tak Pernah Pergi (KOMPAS, 2003), Muli (DKL, 2003), Dari Zefir Sampai Puncak Fujiyama (CWI, Depdiknas, 2004), La Runduma (CWI & Menpora RI, 2005), 5,9 Skala Ritcher (KSI & Bentang Pustaka, 2006). Beberapa kali memenangkan lomba penulisan artikel, sajak, cerpen, karya ilmiah terakhir di Radar Lampung  (Juara III, 2003), Majalah Sagang-Riau (Juara I, 2003), Juara III Lomba Penulisan cerpen se-SumbagSel yang digelar ROIS FE Unila (2004), nominasi Festival Kreativitas Pemuda yang digelar CWI Jakarta(2004 & 2005).
 
Ali Syamsudin Arsi lahir di Barabai, Kalimantan Selatan pada tahun 1964. Kini menetap di kota Banjarbaru. Sering menulis puisi, cerpen, esei juga terkadang naskah drama.  Puisi-puisinya juga ikut meramaikan buku-buku kumpulan puisi bersama, dari yang ada di wilayah Kalimantan Selatan, sampai pulau Jawa dan Sumatera, diantaranya: (1) Ragam Jejak Sunyi Tsunami (Medan, 2005), (2) Komunitas Sastra Indonesia, catatan perjalanan (Kudus, 2008), (3) Kenduri Puisi, buah hati untuk Diah Hadaning (Yogyakarta, 2008), (4) Tanah Pilih (Jambi, 2008), (5) Pedas Lada Pasir Kuarsa (Bangka Belitung, 2009), (6) Mengalir di Oase (Tangerang Selatan, 2010), (7) Percakapan Lingua Franca (Tanjungpinang, Kepulauan Riau, 2010), (8) Beranda Senja, setengah abad Dimas Arika Mihardja (Jakarta, 2010). Bukunya yang telah terbit adalah berupa tetralogi gumam asa, yaitu (1) Negeri Benang pada Sekeping Papan (2009), (2) Tubuh di Hutan Hutan (2009), dan (3) Istana Daun Retak (2010). Tahun 1999 menerima penghargaan sastra dari Bupati Kabupaten Kotabaru. Tahun 2005 menerima penghargaan sastra dari Gubernur Kalimantan Selatan. Tahun 2007 menerima penghargaan sastra dari Balai Bahasa Banjarmasin.
 
Alizar Tanjung lahir di Solok, dusun Karang Sadah, 10 April 1987. Ia sekarang tercatat sebagai Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam di IAIN Imam Bonjol Padang, Sumatera Barat. Beralamat di Jalan M. Yunus. No. 126 RT 04/ RW 03, kel. Anduring. Kec. Kuranji, Padang, Sumbar. 25151. Karya-karyanya berupa cerpen, puisi, dan esai, dipublikasikan di berbagai media lokal dan nasional; Harian Tempo, Sindo, Suara Pembaharuan, Jurnal Nasional, Pewarta Indonesia, Berita Pagi (Palembang), Linggau Post, Singgalang, Padang Ekspress, Haluan, Majalah Sabili , Majalah Gizone, Majalah Annida Online, Majalah Tasbih, Suara Kampus. Tulisannya berupa cerpen dan puisi termaktub pada beberapa Antologi, Rendezvous di Tepi Serayu (Grafindo Litera Media, 2009), Bukan Perempuan (Grafindo Litera Media, 2010), Puisi Menolak Rupa (Unggun Religi, 2010). Kerdam Cinta Palestina (Felipenol, 2010), Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Triwulan 2010 (Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto, Oktober 2010).  Antologi Cerpen Festival Bulan Purnama Majapahit Triwulan 2010  (Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto, Oktober 2010)
 
Alya Salaisha Sinta adalah nama pena dari Purbarani Sinta Hardianti, kelahiran Jombang 26 Maret 1986. Alumni Universitas Lampung ini, semasa kuliah kerap mengikuti lomba baca puisi, penulis puisi, dan penikmat karya sastra. Belakangan mulai gandrung menulis puisi dan mencoba mempublikasikan karyanya ke berbagai media massa. Dalam jagat sastra, diakuinya, banyak belajar dari penyair Lampung dan daerah lain. Kini menetap di Bekasi, tapi kerap pulang ke rumah orang tua di Natar, Lampung Selatan. Baru menerbitkan buku puisi Aku Perempuan (Maret 2011). 

Amien Wangsitalaja bernama asli Aminudin Rifai. Lahir di Wonogiri, Jawa Tengah, 19 Maret 1972. Sekarang adalah kandidat M.A. di Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM). Dia banyak menulis esai, puisi, cerpen di berbagai media massa dan berbagai buku antologi, baik antologi bersama maupun tunggal. Media-media yang pernah memuat tulisannya di antaranya adalah majalah sastra Horison, Jurnal Puisi, Jurnal Cerpen Indonesia, majalah Panjimas, Matabaca, harian Kompas, Republika, Media Indonesia, Jawa Pos, Seputar Indonesia, Jurnal Nasional, dan harian-harian lokal di Yogyakarta, Jawa Tengah, Kalimantan, Sumatera, dll. Buku kumpulan puisi tunggalnya adalah Seperti Bidadari Aku Meminangmu Buyung (1995), Kitab Rajam (Indonesiatera, Magelang, 2001), dan Perawan Mencuri Tuhan (Pustaka Sufi, Yogyakarta, 2004).  Puisi-puisinya juga tersebar dalam beberapa antologi bersama, seperti Serayu (CV Harta Prima, Purwokerto: 1995), Oase (Titian Ilahy Press, Yogyakarta, 1996), Fasisme (Kalam Elkama, Yogyakarta, 1996), Mimbar Penyair Abad 21 (Balai Pustaka, Jakarta, 1996), dan lain-lain.

Anisa Afzal, lahir tahun 1966 di Sukabumi, Jawa Barat. Sejak kecil menyukai puisi dan menyanyi di atas panggung. Alumni Pusat Pendidikan Design Bandung ini, pernah terjun menjadi desainer pelbagai busana etnik. Sempat pula menjadi nominator pemenang lomba desain aksesoris Perancis di Indonesia.   Kiprahnya dalam jagad sastra dimaknai dengan memperjuangkan ‘Kebangkitan Sastra Etnik’ dari panggung ke panggung sastra di Taman Budaya Yogyakarta (25 April 2010), Taman Budaya Solo (30 Juli 2010), Balai Pemuda Surabaya (12 Mei 2010), Taman Budaya Yogyakarta (20 November 2010), Seratus Penyair Membaca Yogya (7 Januari 2011), dll. Antologinya bersama penyair etnik lain, “Perempuan dengan Belati di Betisnya”, diterbitkan Taman Budaya Jawa Tengah, Solo (2010) serta “Merapi Gugat” (KSMB, 2011).
 
Anjungbuana merupakan nama pena dari Awang Haji Mohamad bin Rajap dilahirkan di Kuala Belait pada 25 Jun 1961. Bertugas sebagai Pmk. Penolong Pengarah di Jabatan Sekolah-Sekolah, Kementerian Pendidikan. Mula menceburkan diri dalam bidang penulisan sekitar tahun 1980-an dalam genre puisi dan kritikan sastera. Beberapa karyanya telah tersiar  dalam media massa seperti Bahana, Borneo Bulletin, majalah-majalah sekolah dan Radio Brunei. Dewan Bahasa dan Pustaka, Brunei telah menerbitkan beberapa karyanya ke dalam antologi, seperti Antologi Puisi Bersama  Kosovo Bilakah Langitmu Kembali Biru, 2000, Antologi Puisi Bersama, Puisi Merdeka Dua Dekad Meniti Usia, 2004, Antologi Puisi Bersama, Episode Tsunami: Peringatan Ilahi (Sebuah Iktibar dan Pengajaran,   2005), dan Antologi Puisi, Gamitan Anjung Sri Buana, 2007. Pernah memenangi hadiah Bahana Kreatif  kategori sajak  anjuran Dewan Bahasa dan Pustaka, Brunei dalam tahun 1996. Di samping aktif dalam bidang bidang penulisan, Awg. Haji Mohamad  Rajap merupakan ahli Asterawani, Ahli Jawatankuasa Alumni UM – Chapter Brunei serta juga  seorang pendeklamasi puisi. Universiti Kebangsaan Malaysia telah memilih Mohamad Rajap  dalam Pengucapan Puisi Antarabangsa di Daya Bumi, Kuala Lumpur pada tahun 1987. Di Negara Brunei Darussalam, beliau pernah diundang untuk mendeklamasi puisi dalam  kegiatan kesusasteraan, kenegaraan, kebudayaan dan keagamaan.


Anwar Putra Bayu lahir di Medan, Sumatera Utara, 14 Juni 1960.  Puisi puisinya terhimpun dalam kumpulan pusi tunggal Catatan bagi Orang-orang Berzirah (1994) dan Pada Akhirnya (2007) serta beberapa antologi puisi bersama  seperti  Refleksi Setengah Abad Indonesia (1995),  45 Penyair Indonesia dari Negeri Poci 2  (1996), 49 Penyair Indonesia dari Negeri Poci 3 (1996), Negeri Bayang-bayang (1996), Kumpulan Puisi se-Sumatera (1996), Dari Bumi Lada (1996),  Mimbar Penyai Abad 21  (1996),  Dari Bumi Andalas  (1999), Empat Wajah  (2000),  Purnama Kata (2002), Padang Bagalanggang (2003), Maha Duka Aceh (2005), Semangkuk Embun (2005),  Syair Tsunami  (2006), Poetry and Sincerity (2006), Rampai Melayu untuk Kepulauan Riau (2006),  Medan Makna (2007), Medan Sastra  (2007), Tanah Pilih (2008),  Kota Pena  (2008), dan Rumpun Kita (2009). Membacakan puisinya beberapa kota antara lain, Jakarta, Solo, Medan, Solo, Tanjung Karang, Malang, Tanjung Pinang, Riau, Jambi, Bengkulu, Lombok, Kuala Lumpur, Perak, dan Bandar Seribegawan. Dia juga menulis beberapa naskah drama antara lain, Wong-wong (1998), Kursi (1992), Patung (1992), Mimikri (1988), dan Cahaya dan Ruang Kosong (1990). Tahun 2002 menerima anugerah seni bidang sastra dari Gubernur Sumatera Selatan.


Arafat Nur lahir di Lubuk Pakam, 22 Desember 1974, merupakan keluarga korban konflik. Dia bergiat di Lembaga Kebudayaan Saman. Lampuki, novelnya memenangi sayembara Dewan Kesenian Jakarta 2010.


Arie MP Tamba  dilahirkan di Tamba, Samosir, Sumatera Utara, 9 April 1961. Puisi dan cerpennya dimuat di koran Kompas, Media Indonesia, Republika, Suara Pembaruan, Suara Karya,  majalah sastra Horison, serta di beberapa antologi puisi bersama. Cerpen-cerpennya terhimpun dalam buku Mangiring Mona yang terbit tahun 1993.  Arie pernah menjadi redaktur majalah Ceria, Komoditi Indonesia, Pusat yang diterbitkan oleh PDS. H.B. Jassin. Sekarang dia menjadi redaktur Jurnas.


Arief Rahman Heriansyah dilahirkan di Amuntai HSU pada tanggal  14 Juni 1992 dari pasangan Heriansyah dan Noor Thaibah. Sekarang masih nyantri di Pondok Pesantren AL FALAH Banjarbaru, Kal-Sel. Menyukai dunia seni dan sastra sejak duduk di bangku taman kanak-kanak. Dan mulai menulis puisi sejak kelas 2 SD. Karya tulisnya pernah dimuat di beberapa media seperti Banjarmasin Post, Radar Banjarmasin, Serambi Ummah, Media Kalimantan, Cahaya Nabawi, dll. Puisi-puisinya juga pernah dibacakan di Radio Persada Kal-Sel. Penghargaan seni yang pernah diraihnya antara lain; Juara I Lomba menulis indah se-Kab HSU. (PORSENI tk.SD 1999) Juara III Bakesah bahasa Banjar se-Kab HSU. (Amuntai 2002) Juara II Karikatur Islami se-Kab HSU. (2002) Juara Tunggal penulisan Puisi dan Cerpen (MADING Al-Fatra, 2005) Juara I Cipta Puisi antar Pesantren tk.Banjarbaru. (Banjarbaru,2010) Juara I Cipta Puisi antar Pesantren POSPENAS V se-Kalimantan Selatan. (2010) Juara III Cipta Puisi antar Pesantren POSPENAS V tk.Nasional (Surabaya, 2010) Dan Juara II Lomba Cerpen Jepang antar Pelajar dan Mahasiswa se-Kalimantan Selatan. (Unlam, 2011).

Arieyoko ksmb  lahir 1955 di Bojonegoro Jawa Timur. Kuliah di Yogya (1976) dan bergaul dengan banyak pekerja seni menggelar "Parade Penyair Yogya Tiga Generasi" (1981). Pernah menjadi Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Bojonegoro (1988). Dan, terakhir di Harian "Republika" Jakarta (1992-2006). Kini bersama kawan-kawannya Komunitas Sastra Etnik (KSE) menjelajah dari panggung ke panggung sastra di Taman Budaya Yogya, Solo, Semarang, Cirebon, Jakarta, Surabaya, dan Malang.  Bersama penyair lain, puisinya terkumpul dalam "Serat Daun Jati" (KSMB, 2010), "Perempuan dengan Belati di Betisnya" (Taman Budaya Solo, 2010) dan "Merapi Gugat" (KSMB, 2011).

Arisel Ba alias Subari bin Ahmad dilahirkan pada 11 Ogos 1953 di Ladang Selborne, Kuala Lipis, Pahang, Malaysia. Beliau mendapat pendidikan awal dan menengah dari Sekolah Menengah Clifford, Kuala Lipis, Pahang. Kelulusan tertinggi beliau adalah dalam bidang Komunikasi dari Universiti Putra Malaysia (UPM) 2003. Mula menulis secara serius tahun 1976 di mana sajak pertamanya Gua Bama tersiar di majalah Dewan Sastera, April 1977. Selain puisi, Arisel menulis cerpen, novelet, drama pentas, berita dan rencana. Karya Arisel telah terbit di akhbar, majalah dan antologi sajak/cerpen bersama. Telah terbit novelet pertamanya DENDAM MALAM GERHANA (1982).  Kumpulan Sajak AKSARA ‘XXX’ terbit tahun 2004 adalah buku sajak pertama beliau setelah menulis sajak lebih 34 tahun. Di samping itu sajak-sajak Arisel Ba selain tersiar dalam pelbagai akhbar dan majalah di Malaysia, terdapat berpuluh Antologi Puisi Bersama dengan penyair-penyair lain antaranya Puisi Baharu Melayu 1961 – 1986 (1990), Takhta Dan Rakyat:  Suatu Manisfestasi (1993), Prahara di Padang Karbala (2003), Apas (2003), Sajen (2003), Gema Membelah Gema ( 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13 dan 14). Ratib 1000 syair (2005) dan Kemala, Meditasi Dampak 70 (2011) . puisi Arisel ba juga terbit di Indonesia melalui antologi puisi GrafitiGgratitude (2002),Les Cyberlettres (2005) dan Buku Bahasa Indonesia 1b (2006). Arisel Ba pernah menjadi Setiausaha Agung DPMP selama 10 tahun (1983 -1993) dan Setiausaha Hari Sastera 1987. Kini Arisel menjadi ahli biasa PENA dan DPMP. Arisel Ba telah dianugerahkan Pingat Jaksa Kebaktian (PJK) pada 24 Oktober 1997 dan Pingat Khidmat Cemerlang (PKC) pada 24 Oktober 2006 atas jasanya terhadap bahasa, sastera dan budaya Melayu di Negeri Pahang. Darul Makmur khasnya dan Malaysia amnya.

Arsyad Indradi  lahir di Barabai tgl.31 Des 1949, disamping menyenangi sastra terutama puisi juga seni tari. Karya puisinya banyak dipublikasikan baik di media cetak lokal mau pun nasional. Antologi Puisi tunggalnya jaitu  : Nyanyian Seribu Burung ( KSSB, 2006 ), Puisi Bahasa Banjar dan Terjemahan Bahasa Indonesia “Kalalatu “ ( KSSB, 2006 ), Romansa Setangkai Bunga ( KSSB, 2006 ), Narasi Musafir Gila ( KSSB, 2006 ), Puisi Penyair Nusantara : “ 142 Penyair Menuju Bulan (KSSB,2006),Anggur Duka ( KSSB,2009), Puisi Bahasa Banjar dan Terjemahan Bahasa Indonesia “Burinik” (KSSB,2009), Kumpulan Esai dan Artikel dari beberapa sastrawan Indonesia dengan tajuk : Risalah Penyair  Gila  (KSSB,2009). Selain itu, puisi-puisinya terhimpun dalam antologi bersama antara lain Jejak Berlari ( Sanggar Budaya, 1970 ), Edisi Puisi Bandarmasih, 1972, Panorana (Bandarmasih, 1972), Tamu Malam ( Dewan Kesenian Kalsel, 1992), Jendela Tanah   Air ( Taman Budaya /DK Kalsel, 1995), Rumah Hutan Pinus ( Kilang Sastra, 1996),  Gerbang Pemukiman ( Kilang Sastra, 1997 ), Bentang Bianglala ( Kilang Sastra,  1998), Cakrawala ( Kilang Sastra, 2000 ), Bahana ( Kilang Sastra, 2001 ), Tiga  Kutub Senja ( Kilang Sastra, 2001 ), Bulan Ditelan Kutu ( Kilang Sastra, 2004 ),  Bumi Menggerutu ( Kilang Sastra, 2004 ), Baturai Sanja ( Kilang Sastra, 2004 ), dan banyak lagi. Dia banyak menerima anugerah di bidang seni dan budaya.

Asrizal Nur bermula sebagai deklamator, juara Provinsi Riau ( 1990), juara se Sumatra (1993), dan juara Nasional Piala HB Jassin (1996). Sebagai deklamator yang handal tahun 2009  dia mementaskan puisi-puisinya dengan spektakuler dan kolosal, di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Mazuki Jakarta, kolaborasi pembacaan puisi dengan multimedia : Tari, Teater, Musik, audiovisual, dengan label Konser puisi Multimedia Asrisal Nur. Dalam pembacaan puisi Asrizal sudah melakukan pertunjukkan Menara di Teater Arena Pekanbaru (1990), Kuda, di Teater Arena Pekanbaru (1992), Menjalin Waktu, di Taman Budaya Riau (1993), dan lain-lain. Puisinya pernah dimuat diberbagai media nasional dan daerah. bukunya telah terbit antara lain, Dalam Kotak Debu (kumpulan puisi untuk buruh, 1998), Perlawanan Orang Kotak Debu (Kumpulan puisi, 2005) dan Percakapan Pohon dan Penebang (YPM, 2009), serta Kumpulan Sastra Sagang (1996), Kolaborasi Nusantara (Antologi puisi bersama, 2006), Antologi Puisi Nusantara (2006), Rampai Melayu Asia Tenggara (2006), 100 tahun Kebangkitan Nasional ( 2008), Gong Bolong (2008), Kumpulan puisi Portugal, Malaysia dan Indonesia (2008). Di samping menulis dan membaca puisi, kini mengorganiser budaya di Yayasan Panggung Melayu.Kegiatan budaya yang paling fenomema melaksanakan Pekan Presiden Penyair Internasional 2007, Festival Penyanyi Zapin se Indonesia 2008, Festival Pantun se Asia Tenggara (2008), menciptakan naskah dan menyutradarai Opera Pantun di Taman Ismail Marzuk i(2008). Konser Puisi Multimedia Asrizal Nur (TIM. 2009) ), Pencipta acara Tarung Penyair Panggung Asia Tenggara (Tanjungpinang, 2011). Atas dedikasinya terhadap budaya Melayu mendapat Anugerah Sagang pada kategori Seniman serantau.

Azzura Dayana pengarang banyak cerita pendek dan novel ini adalah salah seorang pengurus di Lingkar Pena Sumatera Selatan. Cerpen dan puisinya banyak dipublikasikan di berbagai media terbitan Palembang dan Jakarta. Dewasa ini dia menetap di Palembang.

Badrul Munir Chair lahir di Sumenep (Madura), 1 Oktober 1990. Kerapkali menggunakan nama pena Munajat Sunyi. Karya-karyanya masuk dalam sejumlah antologi bersama, diantaranya antologi cerpen Di Pematang Pandanaran (Matapena: Yogyakarta, 2009), Bukan Perempuan (Grafindo-Obsesi: Yogyakarta 2010), Antologi Cerpen Festival Bulan Purnama Majapahit (Dewan Kesenian Mojokerto, 2010) dan beberapa antologi puisi, seperti Diorama (Masyarakat Bawah Pohon: Yogyakarta, 2009), Musibah Gempa Padang (E-sastera: Kuala Lumpur 2010),  Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit (Dewan Kesenian Mojokerto, 2010) Meditasi Dampak 70 (Insandi: Kuala Lumpur, 2011) dll.  Kumpulan Cerpennya berjudul Bangkai dan Cerita-cerita Kepulangan (2009). Kini melanjutkan studinya di jurusan Teologi dan Filsafat fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Bergiat di Masyarakat Bawah Pohon Yogyakarta. (munajatsunyi@gmail.com)

Bambang Widiatmoko penyair kelahiran Yogyakarta ini telah menerbitkan kumpulan sajak tunggal Pertempuran (1980), Anak Panah (1986), Agama Jam (2002),  Kota Tanpa Bunga (2008), Hikayat Kata (2011). Cerpennya terhimpun dalam antologi Bupati Pedro, Laki-Laki Kota Rembulan (2002) dan Elegi Gerimis Pagi (2002). Sajak-sajaknya terhimpun dalam antologi bersama penyair lain Puisi Indonesia 1987 (DKJ, 1987), Tonggak IV (Gramedia, 1987), Antologi Puisi Indonesia (Angkasa, 1997), Antologi berbahasa Mandarin Penyair Kontemporer Indonesia (Yin Hua, 2008), Sajak Rindu Bagi Rasul (Pustaka Pelajar, 2010), dan di 49 kumpulan sajak yang lain.. Selain sebagai dosen Universitas Mercu Buana, ia juga bergiat di Komunitas Sastra Indonesia (KSI), serta anggota Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), dan Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).


Benny Arnas lahir dan tinggal di Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Menulis prosa, puisi, dan esai sejak 2008. Karya-karyanya tersebar di pelbagai media dan sejumlah antologi bersama. Ia juga meraih pelbagai penghargaan, di antaranya Anugerah Batanghari Sembilan (2009), dan Krakatau Award (2010). Ia juga diundang dalam Citibank-Ubud Writers & Readers Festival 2010. Buku-bukunya antara lain Meminang Fatimah (Exoti-P, 2009), Bulan Celurit Api (Koekoesan, 2010), dan Aku Jatuh dari Cinta (Grafindo, 2011). Saat ini bergiat di Forum Lingkar Pena.

Bonde Riswandi  lahir di Tasikmalaya, 6 November 1983. Mengajar di FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Siliwangi Tasikmalaya (Unsil). Bergiat di Komunitas Azan, Sanggar Sastra Tasik (SST), Rumah Teater, dan Teater 28. Menulis puisi, cerpen, esai, dan naskah drama. Beberapa karyanya dimuat di Pikiran Rakyat, Majalah Syir’ah, S. K. Priangan, Tabloid MQ, Puitika, Lampung Post, Bali Post, Koran Minggu, Majalah Sastra Aksara, Jurnal Bogor, Tribun Pontianak, dll. Juga terkumpul dalam antologi Biograpi Pengusung Waktu (RMP, 2001), Poligami (SST, 2003), Kontemplasi Tiga Wajah (Pualam, 2003), Dian Sastro For President #2 (Akademi Kebudayaan Yogyakarta, 2003), Jurnal Puisi (Yayasan Puisi, Jakarta 2003), End of Trilogy (Insist Press, Yogyakarta 2005), Temu Penyair Jabar-Bali (2005), Lanskap Kota Tua (WIB, 2008), Tsunami, Bumi Nangroe Aceh (Nuansa, 2008), Rumah Lebah Ruang Puisi (Yogyakarta, 2009). Pedas Lada Pasir Kuarsa antologi Temu Sastrawan Indonesia II (2009), Antologi Penyair Muda Indonesia-Malaysia (2009), dan Antologi Pemenang Sayembara Cerpen Nasional “Sang Kecoak” (Insist Press, 2006). Tahun 2005 menjadi duta kesenian dalam misi kebudayaan ke Malaysia. “Mendaki Kantung Matamu” antologi puisi tunggal (2010). Mendapat penghargaan sebagai Sastrawan Muda dari Pemerintah Kota Tasikmalaya (2010). 
 
Budhi Setyawan, lahir 9 Agustus 1969. Penyair asal Purworejo, Jawa Tengah, ini tergabung dalam kegiatan rutin bulanan Sastra Reboan di Bulungan, Jakarta Selatan.  Beberapa tulisannya pernah dimuat di pelbagai media yang terbit di Indonesi. Puisinya juga banyak tersebar di beberapa natolgi bersama. Buku antologi puisi tunggalnya   Kepak Sayap Jiwa (2006), Penyadaran (2006), Sukma Silam (2007). Selain menulis puisi dalam Bahasa Indonesia, juga puisi dalam Bahasa Jawa (geguritan), beberapa dimuat di majalah Damarjati, Panjebar Semangat,  Jayabaya.
 
Budi Saputra lahir di Padang, 20 April 1990. Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat, jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Menulis cerpen, puisi, dan resensi. Tulisan-tulisannya terbit di Haluan, Singgalang, Padang Ekspres, Majalah Sabili, Jurnal Bogor,  Lampung Post, Suara Pembaruan.

Bustan Basir Maras  aktif menulis di pelbagai media seperti jurnal, majalah, buku, hingga media-media online di berbagai situs jejaring sosial. Hingga kini, karya-karyanya dipublikasikan di berbagai media massa: Bernas Jogja, Minggu Pagi, Wawasan, Republika, Info Indonesia, SKH. Mimbar Karya Sul-Sel, Kompas, Harian Fajar Makassar, Kedaulatan Rakyat, Suara Merdeka Semarang, Aktual, Koran Sindo, Suara Pembaharuan, Majalah Arena, Majalah Sukma Banjarmasin, Solo Pos, Kuntum, Radar Sulbar, Suara Muhammadiyah, media-media online: titikkoma, Melayu Online, Mandar News.com,  Panyingkul.com, annoramedia.wordpress.com dan lain sebagainya. Selain menulis di berbagai media, ia juga kerap diundang mengisi seminar, work shop teater, diklat jurnalistik, pengajian, penulisan dan penjurian lomba karya sastra yang datang dari berbagai kalangan, organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga-lembaga pergerakan mahasiswa, kelompok pengajian, sekolah-sekolah dan pondok pesantren, organisasi etnis dan lain-lain semacamnya.

C. H. Yurma lahir di Jambi, 23 April 1984. Alumni Fakultas Sastra Universitas Andalas Padang. Sekarang berdomisili di Jambi. Menulis puisi dan telah dipublikasikan di beberapa media cetak seperti: Kompas, Jurnas, Padang Ekspres, Jambi Independent, Lampung Post, dan Bali Post. Beberapa puisinya juga tergabung dalam buku antologi bersama seperti: Dua Episode Pacar Merah (Kumpulan Puisi Sumatra Barat, 2004), Herbarium (Kumpulan Puisi Temu Penyair Muda di Jogjakarta, 2006), Medan Sastra (Kumpulan Puisi Temu Sastrawan Sumatra di Medan, 2007), Kampung dalam Diri (Kumpulan Puisi Temu Penyair Muda di Payakumbuh; 2008), dan Tanah Pilih (Kumpulan Puisi Temu Sastrawan Indonesia I di Jambi, 2008).
 
D. Kemalawati  lahir di Meulaboh, Aceh Barat 2 Apri 1965. Salah seorang pendiri lembaga kebudayaan Lapena yang bergerak dalam pendokumentasian karya sastra di Aceh. Menulis puisi, cerpen, novel,esei,dan opini. Puisi-puisinya terhimpun dalam banyak antologi bersama diantaranya Tsunami Note Book (Bumi Sehat, Bali, 2005), Ziarah Ombak (Lapena Banda Aceh, 2005), Aceh 8,9 Skala richter lalu Tsunami (Bangkit Aceh,2005), Bunga Sakura (25 Cerpen terbaik Lomba Menulis Cerpen Guru, Dinas 2004), Syair Tsunami (Balai Pustaka 2006), Antologi Puisi Sempena (Seminar Kesusastraan Bandingan Antarbangsa, Malaysia 2007), Lampion (Antologi puisi Penyair Perempuan Aceh, Lapena 2007), Medansastra (Kumpulan puisi, cerpen, drama dan esai sastrawan Sumatra, TSS Medan 2007), Kutaraja Banda Aceh, (ASA, 2008),Tanah Pilih, kumpulan puisi Temu Sastrawan I Jambi (Disbudpar Jambi,2008), Antologi De Poeticas, kumpulan puisi Indonesia, Portugal, Malaysia, (Gramedia, 2008), Pedas Lada Pasir Kuarsa, kumpulan puisi Temu Sastrawan II Bangka Belitung (Disbudpar Bangka Belitung, Juli 2009), Krueng Aceh, Kumpulan Puisi Aceh Literary Festival (Mata I Publishing, 2009), Percakapan Lingua Franca, kumpulan puisi Temu Sastrawan III Tanjung Pinang (Disbudpar Kota Tanjung Pinang, 2010), Dampak Meditasi 70 Kemala, kumpulan puisi Nusantara (Irsandi, Malaysia, 2011). Antologi puisi tunggalnya terbit dalam dua bahasa Indonesia Inggris berjudul Surat dari Negeri Tak Bertuan (Lapena, 2006). Novel perdananya berjudul Seulusoh terbit pada 2007 oleh penerbit yang sama. D Kemalawati selain bergiat di penulisan kreatif juga seorang penari dan pemain teater. Berperan sebagai Laksamana Keumalahayati dalam pementasan teater Tanah Perempuan karya Helvi Tiana Rosa bersama Bengkel Sastra UNJ di Gedung Kesenian Jakarta dan di Auditorium RRI Banda Aceh pada akhir 2009. Bersama penyair Diah Hadaning, Dimas Arika Mihardja menerbitkan karya puisinya dalam kumpulan puisi 3 Di Hati (Lapena Banda Aceh ,Desember 2010). Sarjana pendidikan matematika ini pada tahun 2007 menerima Anugerah Sastra dari Pemerintah Aceh. 


Dad Murniah  (Nia Samsihono)  lahir Pontianak 16 September. Keturunan campuran suku Dayak Maanyan, Kalimantan Tengah  dan suku Jawa. Masa kecil dihabiskan di Jakarta, Solo, dan Purwokerto. Menyelesaikan pendidikan di SMA I Purbalingga, S1 Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Diponegoro, Semarang. Ketika mahasiswa aktif menulis puisi dan cerpen. Ikut sebagai anggota Teater Emper Kampus Sastra Undip, Semarang, anggota Teater Kelas Undip, Semarang, ikut sebagai anggota Paduan Suara Universitas Diponegoro. S2 diselesaikan di Universitas Indonesia, Ilmu Humaniora.  Menjadi dosen di Universitas Sahid, Jakarta. Menjadi dosen di Universitas Nasional, Jakarta. Menjadi saksi ahli bahasa di berbagai kasus pidana atau perdata di pengadilan. Menjadi salah satu anggota tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa. Menyusun Kamus Fisika dengan Liek Wilarjo. Menyusun Kamus Batik Indonesia. Melakukan berbagai penelitian berkaitan dengan bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Karya yang telah dihasilkan di bidang fiksi antara lain Cerita Babad Mangkubumi (penulis), Cerita Awan Mengambang di Atas Cakrawala (penulis), Cerita Dedemit Alas Roban (penulis), Antologi puisi Kemarau (penyusun), Antologi puisi Kendari (penulis), Buku puisi Perkawinan Cinta (penulis), Antologi puisi Kaos Hitam Cinta (penulis), Antologi Puisi Bisikan Kata, Teriakan Kota (Penulis), Antologi Puisi Yogya dalam Skala Richter (penulis), Antologi Puisi Rumpun Kita (penulis), Antologi Puisi Merapi Gugat (penulis), Buku Puisi Gending (penulis), dan berbagai makalah dalam bidang bahasa dan sastra.
 
Ahmad Kamal Abdullah  atau sering disapa Dato Kemala ini  merupakan pemenang SEA Write Thailand, kini Sarjana Tamudi Fakulti Bahasa Moden dan Komunikasi Univeriti Putra Malaysia. Menerima gelar Datuk Paduka Mahkota Selangor (DPMS, 2001), menerima Doktor Falsafah (Persuratan Melayu) daripada Universiti Kebangsaan Malaysia (2000), menerima gelar Pujangga dari Universiti Pendidikan Sultan Idris (2003), menerima Anugerah Budayawan Selango (Kesusasteraan, 2005),  menerima Anugerah Abdul Rahman 'Auf (2006). Tiga dari 9 kumpulan puisinya menerima Hadiah Sastera Perdana Malaysiaia itu Meditasi (1972), Titir Zikir (1995)  dan MIM (1999); Pada musim gugur 1993, Dato Kemala  berpatisipasi di IWP, University of Iowa Amerika Serikat.  Saat ini beliau dilantik sebagai penasihat kehormatan  bagi Asia untuk Jurnal I-Q berpusat di Philadelphia.  Dia telah menerbitkan penelitian Ph.Dnya  Simbolisme Dalam Puisi Islam di Malaysia 1970-1990  (DBP 2010), Landskap Ungu -30 esei pilihan- (UPM 2010), Puisi Melayu Puisi Dunia (DBP 2011), Mengabdi Melestari (PNB 2009), Dua buah antologi puisi sesunannya MUSIBAH Gempa Padang (2009) dan Meditasi Dampak 70 ikut memuat sejumlah puisi penyair Indonesia. Dia ikut menulis kertas kerja untuk HISKI dan sebagai pembimbing penulisan puisi bagi Mastera Indonesia di Tugu (2005). Sebuah CD Baca Puisi dan Lagu, Syurga Ke Sembilan diluncurkan di PDS HB Jassin (Januari, 2009) kemudian diikuti peluncuran bagi Landskap Ungu (Esei 2010) dan Meditasi Dampak 70 pada 26 Maret 2011 lalu. Kumpulan puisi Titir Zikir, 'Ayn,  diterbitkan dalam bahasa Inggeris oleh Institut Terjemahan Negara Malaysia. Pada tahun 1995 dan 2002 Dato Kemala membaca puisinya pada Istiqlal Poetry Reading dan Puisi Indonesia Internasional. Tahun ini dia telah memperoleh anugerah Sastrawan Negara dari kerajaan Malaysia.


DG. Kumarsana menulis sejak duduk di bangku SMP berupa karya-karya puisi, cerita pendek, novellet, novel, essei, prosa dan feature. Pernah ikut akitf di Sanggar Minum Kopi Bali. Pernah bergabung di sanggar sastra Persada Bali. Beberapa kali tulisannya menghiasi halaman sastra setiap minggu di bali post dalam kegiatan sastra gradag grudug yang dimotori oleh budayawan penjaga gawang urusan sastra budaya Umbu Landu Paranggi. Menjadi wartawan majalah gema karya yang bergerak di bidang farmasi dari tahun 1984- sampai sekarang. Pada tahun 1990 pindah ke kota bumi gora mataram sebagai buruh obat dan aktif menulis karya-karya fiksi hingga kini, terutama sajak dan cerpen dan prosa. Tulisannya sering dimuat di Bali Post, Suara Tenggara, Karya Bakti, majalah Ceria Remaja, Anita Cemerlang, majalah Ekspresi, mingguan Bali Orti edisi bahasa Bali dll. Beberapa karyanya termuat dalam Majalah berkala Canang Sari dan majalah Satua edisi bahasa Bali. Puisinya dan cerpennya juga tergabung dalam Antologi Puisi dan Cerpen Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan Mojokerto. Salah satu puisinya yang berthemakan Ibu termuat dalam Antologi 100 puisi ibu. Bukunya yang telah terbit berupa  kumpulan puisi berbahasa bali berjudul Komedi Birokrat”. Kumpulan sajaknya yang selama bergelut di kota bumi gora Mataram berjudul ” Tuhan hari ini aku korupsi”  ”Camar Kecil Kecial Kuning” dan ”Negeri Senggeger” adalah buah karyanya selama melanglang di negeri seribu mesjid. Salah satu karyanya tergabung dalam komunitas 36 penulis lainnya tentang NTB yang difasilitasi oleh Bappeda NTB dalam antologi tunggal cerita pendek berjudul ”Senggeger”. Sekarang lagi menyelesaikan prosa liris berjudul ”Romansa Saidi” dan tengah mempersiapkan penerbitan novel berjudul: ” Senggeger Kecial Kuning Jaran Guyang” serta menyelesaikan Novelet : ”Gulali Partai” dan kumpulan puisi berbahasa bali : ”Kabinet Ngejengit”.

Dharmadi  lahir di Semarang, 30 September 1948. Pernah mengikuti pendidikan hingga sarjana muda di Fakultas Ekonomi, Universitas Jenderal Sudirman, Purwokerto. Pernah aktif dalam Sanggar Pelangi, Himpunan Penulis Muda Purwokerto, dan lain-lain. Sajak-sajaknya dimuat dalam antologi Melacak Jejak (1993), Antologi Puisi Jawa Tengah (1994), Dari Negeri Poci II (1994), Dari Negeri Poci III (1996), Lirik-lirik Kemenangan (1994), Getar II (1996), dan Antologi Puisi Indonesia (1997).


Dheni Kurnia  lahir di Air Molek, Riau , Indonesia Mei 1960. Sejak tahun 1984 sudah menggeluti dunia kesenian (musik dan sastra).  Wartawan dan  kini  dikenal juga sebagai seorang budayawan. Mantan Redaktur Budaya dan Sastra berbagai surat kabar di Indonesia ini, memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (FKIP) Universitas Riau (1989), kemudian melanjutkan ke program studi bahasa publisistik di LES Mounclear College LA, CA, USA (1994). Saat ini, Dheni yang sudah menerbitkan beberapa buku sastra antara lain, Catatan Hati (Kumpulan Esai), Sriwijaya Post, 1991, Catatan  Hidup Saya (Biografi H. Basrizal Koto), Riau Mandiri, 2006. Nama Saya Ramli (Biografi Ramli Hasan Basri, Gubernur Sumsel), Musi Press, 1989. Persda dalam Kemelut, Unsri, 1996. PON 1985, KONI Provini Riau, 1985.
Sedanghkan buku antologi sastra dan umum yaitu: Antologi Cerpen Beca (Izarman, Koko Bae), Koko Art Press (Palembang, 1990) Aku Hari Ini (Kumpulan Puisi bersama Dimas Agus Pelaz),  Rakyat Jambi Press, Jambi, 2003), dan lain-lain.

Dhenok Kristianti lahir di Yogyakarta, 25 Januari 1961. Pada tahun ’80-an ia dikenal sebagai salah satu penyair wanita yang karya-karyanya banyak dipublikasikan di media massa, seperti Sinar Harapan, Berita Nasional, Minggu Pagi, Basis, dan Suara Karya. Beberapa puisinya juga menyemarakkan antologi puisi Penyair 3 Generasi,  Menjaring Kaki Langit, Tugu, serta Tonggak 4.  Baru-baru ini terbit pula buku puisinya bersama Nana Ernawati berjudul 2 di Batas Cakrawala.nKecuali menulis puisi, Dhenok Kristianti juga menulis cerita pendek dan beberapa kali memenangkan lomba. Ia pernah mendapat penghargaan dari Majalah Hai dan Majalah Zaman pada tahun 1978 dan 1979. Ia juga meraih juara I lomba penulisan cerpen yang diadakan oleh Kopertis Wilayah V dan juara I penulisan cerpen yang diadakan oleh Majalah Kartini tahun 1987. Pada tahun 2003 cerpennya terpilih sebagai salah satu pemenang dalam Lomba Menulis Cerita Pendek (LMCP) yang diselenggarakan oleh Depdiknas. Beberapa cerpen lainnya pernah dipublikasikan di Sinar Harapan, Bali Post, Majalah Kartini, Hai, dan Tabloid Nova.  Saat ini Dhenok tinggal di Bali bersama suami dan ketiga putranya. Ia bekerja sebagai guru di Gandhi Memorial International School Bali; setelah kepindahannya dari Sekolah Pelita Harapan – Lippo Karawaci Tangerang karena mengikuti suaminya yang bertugas di Pulau Dewata.


Diah Hadaning ( DIHA ) kelahiran Jepara kota Kartini ya Bumi Kalinyamat, Mei 1940, menulis sastra secara otodidak. Serius bersastra khususnya puisi sejak 1970 sampai sekarang. Selain menulis dalam bahasa Indonesia DIHA juga merilis dalam bahasa daerah ( Jawa ). Dalam proses kreatifnya, beberapa penghargaan diterima antara lain, tahun 1980 dari GAPENA Malaysia, tahun 1994 dari Yayasan EBONI Jakarta untuk puisi pelestarian lingkunagan hidup dan hutan, tahun 2003 dari Lembaga Pusat Pengkajian Kebudayaan JAWI – Surakarta karena masih menulis dalam bahasa daerah, tahun 2010 dari MURI – Indonesia, menulis antologi puisi paling tebal pada usia paling tua. Kini bergabung dengan Komunitas Sastra Indonesia (KSI) dan tetap mengelola Warung Sastra DIHA untuk merespon dialog Jarak Jauh. Obsesinya ingin mendirikan padepokan seni serba guna di pinggir kota. Untuk itu DIHA menawarkan Monolog Puisi Kesaksian Anak Perempuan Ki Suto Kluthuk dengan kompensasi satu milliar rupiah.


Dian Hartati lahir di Bandung, 13 Desember 1983. Menulis puisi dan memublikasikannya di berbagai media. Kegiatan sehari-harinya menulis, membaca, dan menyunting buku. Sesekali mengelola blog www.sudutbumi.wordpress.com. Saat ini tinggal di Banyuwangi dan mengelola Pondok Baca RumahTuna. Puisinya telah dibukukan dalam antologi bersama, antara lain: pukau kampung semaka (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tanggamus, 2010), Antologi Puisi Penulis Lepas (Pustaka Jamil, 2010), Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Purnama Majapahit Trowulan 2010 (Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto, 2010), Rona Kata: Sepuluh Perempuan Pencinta Puisi (Alumni, 2010), Berjalan ke Utara: Kumpulan Puisi Mengenang Moh. Wan Anwar (Magma, 2010), Forum Sastra Indonesia Hari Ini (Komunitas Salihara, 2010), Ziarah Kata (Majelis Sastra Bandung, 2010), Wajah Deportan (Antologi Puisi Penulis Muda Lintas Provinsi 2009, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional), Kaos Hitam Cinta: Antologi Puisi Penyair Perempuan Indonesia Mutakhir  (Masyarakat Sastra Jakarta, 2009),  teh poci dan kamar kecil: kumpulan puisi enam penyair jawa barat (bukupop, 2009), Compassion & Solidarity: A Bilingual Anthologi of Indonesian Writing (Hivos + UWRF, 2009), Pedas Lada Pasir Kuarsa, dan lain-lain

Dimas Arika Mihardja adalah pseudonim Sudaryono, lahir di Jogjakarta 3 Juli 1959. Tahun 1985 hijrah ke Jambi menjadi dosen di Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Jambi. Gelar Doktor diraihnya 2002 dengan disertasi “Pasemon dalam Wacana Puisi Indonesia” (telah dibukukan oleh Kelompok Studi Penulisan, 2003). Sajak-sajaknya terangkum dalam banyak buku antologi tunggal dan buku antologi bersama sastrawan lainnya. Sajak-sajaknya juga dipublikasikan oleh media massa lokal Sumatera: Jambi, Padang, Palembang, Lampung, Riau, dan Medan; media massa di Jawa: surabaya, Malang, Semarang, Jogja, Bandung, dan Jakarta. Novelnya “Catatan Harian Maya” dimuat secara bersambung di Harian Jambi Independent (2002). Cerpen, esai,  dan kritik sastra yang ditulisnya dipublikasikan secara luas di berbagai media massa koran dan jurnal-jurnal ilmiah, jejaring social facebook

Dody Kristianto lahir di Surabaya, 3 April 1986. Lulus Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya. Giat di Komunitas Rabo Sore (KRS) serta memberdayakan Sastra Alienasi Rumput Berbasis Independen (SARBI). Karya-karyanya terpublikasi pada beberapa media antara lain Horison, Jawa Pos, Surabaya Post, Sinar Harapan, Lampung Post, Jurnal Bogor, Bangka Pos, Batam Pos, Majalah GONG, Kidung DKJT, dll. Puisinya juga dimuat dalam beberapa antologi, antara lain Kemayaan dan Kenyataan (Fordisastra, 2007), Duka Muara (KRS, 2008), Rumah Kabut (Dewan Kesenian Surabaya, 2009), Manifesto Illusionisme-Temu Sastrawan Jawa Timur 2009 (Disbudpar Jatim, 2009), Pesta Penyair (DK Jatim, 2009), serta Beranda Senja (Kosakata Kita, 2010). Saat ini tinggal di Sidoarjo.
 
Doel CP Allisah lahir di Banda Aceh 3 Mei 1961. Mantan Wartawan dan Reporter TV di beberapa media Indonesia dan Malaysia ini, sekarang lebih banyak bergiat sebagai editor buku. Dalam tahun 2006-2010, menjadi editor 21 judul buku-buku karya para penulis/sastrawan Aceh/Brunei Darussalam. Antologi puisi tunggalnya yang telah terbit adalah “Nyanyian Angin” [1992], serta “The Sadness Song” [2007], juga ikut terkumpul dalam berbagai Antologi di Indonesia - Malaysia. Penerima Anugerah Sastra Disbudpar Aceh 2009 ini, sekarang  sebagai koordinator Aliansi Sastrawan Aceh [ASA]. 
 
Dony P. Herwanto  lahir di Ngawi 24 April 1983. Sejumlah puisinya pernah dimuat di Kompas.com, Jurnal Nasional, Jambi Independent, Majalah Sagang, Radar Tasikmalaya, Bali Post, Pabelan Pos, Solo Pos, LPM Psyche, Ibn Sina, fordisastra.com. Juga masuk dalam sejumlah Antologi Puisi Borgol #1 (2004), Antologi Borgol #2 (2005), Antologi Puisi 9 Penyair Jawa Tengah (Diterbitkan Taman Budaya Surakarta, 2007), Jurnal Sastra Komunitas Menulis Bogor (2009), Antologi Puisi Majelis Sastra Bandung (2010), Antologi Puisi Berjalan ke Utara (mengenang Wan Anwar), Antologi Puisi Gempa Padang (APSAS, 2010). Pernah ikut Tarung Penyair Panggung se-Asia Tenggara 2011 (Tanjungpinang)

Dwi S. Wibowo lahir di jatilawang pada 23 februari 1990. kini kuliah di fak. Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, serta bergiat di Rawarawa Art Commuity dan sanggar kreatifitas manusia (Sarkem) Yogyakarta untuk menulis puisi dan membuat sketsa. Dapat dikunjungi di sastrasaya.blogspot.com

Dyah Setyawati atau Diah Setyowati, Lahir di Tegal (Jateng), 17 Desember 1960. Berpuluh tahun menggeluti penulisan puisi, membaca puisi di berbagai acara, menjadi juri puisi dan menulis puisi dalam bahasa ibu “Tegal-an” sebagaimana almarhum Piek Ardiyanto Supriadi, guru dan orang tua angkatnya yang layak disebut Begawan Sastra Tegal. Sesekali Dyah, juga tekun melukis bunga dan wanita, meski karyanya telah banyak dikoleksi orang, dengan rendah hati ia tak mau disebut pelukis. Antologi Puisi tunggalnya : “Nyanyian Rindu Anak Pantai” (1979),” dan “Tembang Jiwangga”(1999). “Pasar Puisi” Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah (TBJT 1998), Selain itu karya-karyanya terhimpun dalam kumpulan puisi 32 Penyair Jawa Tengah: “Jentera Terkasa” (TBS). “Inilah saatnya” (2008), Antologi Pendhapa 7 TBJT “Persetubuhan kata-kata” (2009),Antologi Puisi Tegalan “Ngranggeh Katuranggan” (2009), Antologi Kakawin “Pangikat Serat Kawindra” (2010), Antologi Pendhapa 10 “Perempuan dengan Belati di Betisnya” (2010) dan beberapa kumpulan puisi penyair Jawa Tengah lainnya. Selain sebagai pengurus Dewan Kesenian Kab.Tegal (komite Sastra & Teater), Kepala suku Komunitas Asah Manah ini sejak awal 2010 bersama Penyair dan dalang tutur Nurochman Sudibyo YS berkeliling mementaskan lakon puisi dan geguritan bertajuk “Kembang Suket”, “Serat Kawindra”.”Kupu Mabur Golet Entung” dan “Negeri Corong Renteng”

Eddy Pranata PNP lahir 31 Agustus 1963 di Padang Panjang, Sumatera Barat. Sehari-hari beraktifitas di kawasan Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, Jawa Tengah. Mulai menulis puisi tahun 1983. Karya puisinya terkumpul dalam sejumlah antologi bersama, seperti: Rantak 8 (1991), Sahayun (1994), Kebangkitan Nusantara II (1995), Batin (1996), Mimbar Penyair Abad 21 (1996), Hawa (1996), Antologi Puisi Indonesia (1997), Antologi Puisi Sumatra (1998), Antologi Puisi Sumatra Barat (1999). Buku kumpulan puisi tunggal yang sudah terbit : Improvisasi Sunyi, (Jalur Sastra, Padang, 1997).

Effendi Danata lahir di Bima, 1985 kemudian dibesarkan di sebuah perkampungan pantai, desa Hu’u, Dompu. Tulisannya berupa puisi dan esai pernah dimuat Majalah Sabili, Majalah Ekspresi, Pawon, Jurnal Replika, Koran Kampung, Koran Corong Rakyat, dan salah satu puisinya terpilih dalam 100 Antologi puisi terbaik bertema Ibu Se-Indonesia (Welang Publisher, Bali), dan tergabung dalam antologi puisi Lampu Sudah Padam (2010) juga dimuat di beberapa media Syber terkemuka seperti: sastra-indonesia.com, situseni.com, Penyairlombok.blogspot.com, dll.  Sekarang tinggal di Lendek, Setanggor, Lotim, NTB sembari membina teater dan mengembangkan komunitas Rumah Sungai Lombok Timur.

Eko Putra lahir 19 Juni 1990 di Kertajaya, Sungai Keruh-Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Dua buku puisinya terbit di tahun 2010, yaitu Musi yang Manis Kekasihku (bejana) dan Aku Serigala yang Merdeka Karena Cinta (Bisnis2030). Disamping menulis puisi, ia sekarang menjabat sebagai  Sekretaris Desa di Keramat Jaya, sebuah desa defenitif dari desa kelahirannya.

Eko Triono  lahir di Cilacap, 11 Juni 1989. Peraih High Achiever Student in Arts Section 2009&2011 dari almamaternya, Universitas Negeri Yogyakarta. Sesekali tulisannya (puisi, opini, atau cerpen) muncul di Horison, Kedaulatan Rakyat, Jurnal Nasional, Jurnal Bogor, Suara Merdeka, Jawa Pos, Kompas-Jogja, Seputar Indonesia, Minggu Pagi, Padang Ekspres, Merapi, Lampung Post, Joglosemar, Majalah Pewara Dinamika, KCM, Majalah Kreativa, Dimensi, Jurnal Ilmiah Pelita, Fordisastra, dan sejumlah media on-line. Di samping juga menjuarai sejumlah lomba penulisan puisi, juga aktif di antologi bersama. Seperti Juara I selekda DIY 2010. Nominator Puisi Nasional FTD Award Riau 2010. Juara I dan II Lomba Puisi FBS UNY, 2008. Juara I Lomba Puisi FISE UNY, 2009.  Antologi Rasa Rumangsa Tanggap Sasmita: Antologi 6 Penyair Muda Cilacap (Disbudpar Cilacap, 2010) disamping antologi Sebuket Mawar Merah (Juxtaposse, 2009) Hari Ini Tak Ada Hujan Turun (As-Shaff, 2007) Sang Pengembara (Tebas Press, 2007), Negeri Bayang-bayang (Indeppenden Press, 2008). Bukan Perempuan (Obsesi Press & Grafindo, 2010), Rendezvous di Tepi Serayu (Obsesi press dan Grafindo, 2009), Sebuket Mawar Merah (Juxtaposse, 2009) Kenangan Esok Pasti Cerah (FBS, 2009), Malam Majenun (FBS, 2010), Negeri Kesuda (Kedai Kopi, 2010), Nanah Kesumba (FBSP, 2011), Bergiat di komunitas Kolom Senja, Tebas, dan Malam Perjamuan Sastra.

Endang Supriadi  lahir di Bogor, 1 Agustus 1960. Puisi-puisinya terhimpun dalam Cerita dari Hutan Bakau (1994), Sahayun (1994), Serayu (1994), dan Mimbar Penyair Abadi 21. Selain itu, puisinya pernah dimuat di beberapa surat kabar pusat dan daerah.


Esha Tegar Putra kelahiran Solok, Sumatra Barat, 29 April 1985. Menulis puisi, cerpen dan esai budaya di beberapa surat kabar daerah dan nasional setra majalan sastra. Di antaranya: Padang Ekspres, Singgalang, Haluan, Koran Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Jurnal Nasional, Suara Karya, Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Lampung Pos, Analisa Medan, Bali Pos, majalah sastra Horison, dll. Pernah diundang dalam beberapa pertemuan sastra diantaranya Temu Sastrawan Indonesia di Tanjung Pinang dan Pangkal Pinang, serta Ubud Writers & readers Festifal 2010. Buku kumpulan puisinya “Pinangan Orang Ladang” (Jogja, 2009). Kini bekerja sebagai wartwan di koran Haluan, Padang.

Eza Thabry Husano lahir di Kandangan Kal-Sel, 3 Agustus 1938. Menulis puisi, cerpen, naskah drama dan esay sejak 1959. Karyanya tersebar di berbagai media cetak di Kalimantan, Yogyakarta, Berita Buana, Abadi, Merdeka, Swadesi, majalah Keluarga, TOP, HAI, Mimbar, Annida, HORISON Jakarta.  Pada tahun 1985, ia menerima Hadiah Seni Bidang Sastra dari Gubernur Kalsel. Tahun 1987, menerima Piagam Penghargaan Seniman Terbaik dari Bupati Kab. Barito Kuala Marabahan. Tahun 2004, menerima Piagam Penghargaan Seniman Sastra Terbaik dari Walikota Banjarbaru pada Hari Jadi ke-5 Kota Banjarbaru.  Puisi-puisinya terdapat dalam antologi Getar (Bulsas Kreatif Kota Batu Jatim, 1995), Getar II (Bulsas Kreatif Kota Batu Jatim, 1996), Bangkit III (Bulsas Kreatif Kota Batu Jatim, 1996), Datang dari Masa Depan (Sanggar Tasik, Tasikmalaya, 1999), Jakarta Dalam Puisi Mutakhir (Dinas Kebudayaan Jakarta bekerja sama dengan Masyarakat Sastra Jakarta, 2000), Sajadah Kata (Taufik Ismail dkk, PT. Saamil Cipta Media Bandung, 2002), La Ventre de Kandangan PemKab HSS (2004), Perkawinan Batu (Dewan Kesenian Jakarta, 2005), Dimensi (Kelompok Studi Sastra Banjarbaru, 2005). 142 Penyair Menuju Bulan (Kelompok Studi Sastra Banjarbaru, 2006), Jurnal Cerpen Borneo Chantika dan Bola Matanya (Satu Warna Press Banjarbaru, 2006).  Kumpulan puisinya antara lain : Banjarbaru Kotaku (1974), Dawat (1982), Rakit Bambu (1984), Surat dari Langit (1985), Celurit Dusun (1993), Bunga Api (1994), Aerobik Tidur (1996), Tiga Kutub Senja (2001), Kumpulan Puisi Bahasa Banjar Baturai Sanja (2004), Melayat Langit (2006), Kugadaikan Luka (2007). Lelaki Kembang Batu (2008).

Faisal Syahreza menulis puisi di pelbagai surat kabar, dan dimuat dalam beberapa antologi bersama.

Fakhrunnas MA Jabbar  lahir 18 Januari 1960 di Tanjung Barulak, Riau. Puisi-puisinya terhimpun dalam buku Di Bawah Matahari (1981), dan Matahari Malam, Matahari Siang (1982), keduanya bersama Husnu Abadi. Dia juga menulis sejumlah buku anak-anak, Menembus Kabut, Di Bawah Merah Putih, dan Bonang si Anak Gerilya. Dia juga aktif mengikuti kegiatan sastra, baik di dalam negeri mapun di luar negeri.

Fikar W. Eda lahir di Ace1966. Buku puisinya “Rencong” (2003, 2005, 2008). Tampil di berbagai panggung puisi di Indonesia dan Malaysia. Bekerja sebagai jurnalis pada surat kabar Serambi Indonesia terbitan Banda Aceh (Kepala Biro Jakarta). Bersama penyair Mustafa Ismail mendirikan Aceh Culture Centre yang bekerja untuk menggali, mengembangkan dan mempromosikan budaya Aceh ke panggung dunia.

Firman Venayaksa  selain menulis puisi, dia  juga menulis cerpen, artikel dan novel.  Kini sedang menyelesaikan S-3 di Universitas Padjajaran. Tercatat sebagai dosen di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten.

Fitri Yani  lahir di Liwa (Lampung Barat) 28 Februari 1986. Alumnus FKIP Universitas Lampung. Selama kuliah, belajar dan berkesenian di Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Unila. Mementaskan beberapa pementasan teater bersama Teater Kurusetra dan Komunitas Berkat Yakin (koBer) Lampung: Ipoh karya Athur S Nolan (2006) di Gedung PKM Universitas Lampung, Mak Comblang karya Nicolai Gogol (2008) di GTT Taman Budaya Lampung, Suara-suara dari Balik Jendela karya Tim Penulis Teater Kurusetra (2009) di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Ia juga menulis naskah drama, salah satu naskahnya yang berjudul “Dapur” dipentaskan Teater Kurusetra pada Kala Sumatera 2009 yang diselenggarakan oleh Teater Satu dan didanai oleh Hivos di Taman Budaya Lampung. Beberapa karyanya berupa puisi terpublikasi di berbegai media cetak dan antologi; Temu Penyair Lima Kota “Kampung Dalam Diri” (Payakumbuh 2008), 60 puisi Indonesia Terbaik 2009 (Anugerah Sastra Pena Kencana), Pedas Lada Pasir Kuarsa (Antologi Temu Sastrawan Indonesia II, 2009). Mendapat penghargaan sebagai lima terbaik cipta puisi Radar Bali Litetary Award 2009. Buku kumpulan puisinya berjudul “Dermaga Tak Bernama” (Siger Publisher, 2010). Kini ia tinggal di Bandarlampung.

Frans Ekodhanto  lahir di Medan 8 Juli 1986. Beberapa puisinya pernah termaktub di Media massa lokal dan nasional, seperti Mitra Dialog Cirebon, Pontianak Pos, Pikiran Rakyat, Jurnal Nasional, Suara Pembaruan, Seputar Indonesia, Majalah Gong, tergabung dalam antologi puisi Berjalan ke Utara, dan beberapa media serta situs sastra. Saat ini bekerja sebagai wartawan Seni dan Budaya Koran Jakarta.
 
Gampang Prawoto lahir di Bojonegoro,23 Oktober 1971. Aktifitas sehari-hari mengajar di SDN Napis 06 Tambakrejo Bojonegoro Aktif  berkesenian di  Komunitas Sastra Teater Lamongan (Kostela). Sanggar Sastra ( PSJB ) Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro, KSMB (Kelompok Seniman Muda Bojonegoro), Gurit dan puisinya pernah diterbitkan, diantaranya Antologi tunggal (stensil) Babat Windu,1997.  Antologi bersama Luka Waktu (Taman Budaya Jatim,1998), Prosaliris Perempuan Adalah Perempuan (Kostela,2003). Antologi bersama Bulan Merayap (Dewan Kesenian Lamongan,2004). Karya pinilih Lomba Crita Cekak Jaya Baya,2004. Antologi geguritan Bojonegoro Ing Gurit  (PSJB,2006).  Karya pinilih Lomba Gurit Yayasan Karmel Malang,2008 dan 2010. Karya pinilih Sayembara FLP-UM,2010. Antologi Penyair Jonegoro Serat Daun Jati (KSMB,2010).  Antologi Perempuan Dengan Belati di Betisnya (Taman Budaya Jateng, 2010), Kumpulan Crita Cekak Tunggak Jarak Mrajak, (PSJB,2010). Antologi Puisi  Merapi Gugat 2011. Karya-karyanya juga termuat di Majalah Sastra Indhupati, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Damar Jati, Pujangga Anom, Radar Bojonegoro, Jurnal Tempe Bosok dan media cetak lainnya.
 
Gunoto Saparie lahir di Kendal, Jawa Tengah  22 Desember 1955. Selain menulis puisi, juga menulis esai, cerita pendek, dan novel. Aktif dalam berbagai organisasi, antara lain di Dewan Kesenian Jawa Tengah dan Ikatan Cendekiawan Muslim Jawa Tengah. Kini menjadi penulis bebas setelah sempat bekerja di penerbitan pers, lembaga perbankan, kontraktor, dan lembaga pendidikan. Sering diundang menjadi pembaca puisi, juri lomba baca puisi, pemakalah, dan penceramah tentang kebahasaan dan kesusastraan.

Hafney Maulana  lahir tahun 1965 , di Sungai Luar, Kab. Indragiri Hilir, Riau. Aktif dalam berbagai kegiatan sastra dan kebudayaan daerah maupun nasional.  Mengikuti Mimbar Penyair Abad 21 di Taman Ismail Marzuki Jakarta tahun 1996, Temu Penyair se-Sumatera tahun 1997 di Pekanbaru, Perkampungan budaya Pulau Rupat (Perkampungan Penulis Riau dan GAPENA Malaysia) tahun 1997, Pertemuan sastrawan Nusantara (PSN) IX dan Pertemuan Sastrawan Indonesia (PSI) di Kayu Tanam – Sumatera Barat tahun 1997, Perkampungan Penulis  Melayu Serumpun ( Indonesia, Malaysia, singapura, Berunai, Thailand ) di Daik Lingga tahun 1999,  Kenduri Seni  melayu          ( Malay Arts Colebration) di Batam tahun 1999, Dialog Rempang ( Perkampungan penulis   Rantau Melayu ( Riau, Malaysia, singapura, Berunai, Thailand dan Filipina ) tahun 2000 di pulau Rempang, Batam. Gerak Gemilang I tahun 2005 dan Gerak Gemilang II tahun 2006 di Tembilahan, Pertemuan Sastrawan Nusantara di Kedah Malaysia tahun 2007 dan lain-lain Karya puisi,  dan artikel budayanya telah dimuat diberbagai media massa daerah maupun nasional dan berbagai antologi antara lain:  Antologi Puisi Penyair Abad 21 (Balai Pustaka, Jakarta 1996), Antologi Puisi Indonesia 1997 (KSI dan Angkasa Bandung, 1997), Amsal sebuah Patung (Yayasan Gunungan, Yogyakarta, 1997), Antologi Puisi Makam (pusat Pengkajian Bahasa dan Kebudayaan Melayu, Universitas Riau, Pekanbaru 1999), Antologi Puisi Jazirah Luka (Unri Pres, Pekanbaru 1999), Air Mata 1824 (Yayasan Pusaka Riau, Pekanbaru 2000), Resonansi Indonesia – Puisi dua bahasa Indonesia dan Mandarin (KSI, Jakarta 2000), Asia Throug Asian Eyes (CD-ROOM, Currikulum Corporation, Australia 2001), dan lanin-lain. Kumpulan Puisi tunggalnya terkumpul dalam: Usia Yang Tertinggal (Batam Grafiti, 1996), Jajak-Jejak Waktu (Dokumentasi Sastra Mandiri, 2005), Mengutip Makna Tamasya Purba (KBP, 2005).

Hamra Hasan adalah nama pena dari Nik Abdul Rakib  Bin Nik Hassan, selain menulis puisi, dan esei, dia juga meneliti karya-karya sastra Thailand. Dalam pendidikan dia menyelesaikan S1 di bidang Politik di Universitas Ramkhamhaeng, Bangkok, Muangthai, S2 di bidang Pengajian Melayu di Akademi Pengajian Melayu, Universitas Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia, dan sekarang sedang menyiapkan tesis S3 di Akademi Pengajian Melayu, Universitas Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia. Dewasa ini dia adalah dosen di Jurusan Pengajian Melayu di Universitas Prince of Sngkla, Kampus Pattani, Thailand Selatan, dan menjabat kepala, Jurusan Pengajian Melayu di Universitas Prince of Sngkla, Kampus Pattani, Thailand Selatan, Kepala, Nusantara Studies Center, sebuah badan akademi kerjasama diantara, Jurusan Pengajian Melayu di Universitas Prince of Sngkla dengan Yayasan Iktisom Widya, Wilayah Songkhla. Dia telah menerjemahkan buku “Pengantar Sejarah Patani” karangan Ahmad Fathy Al-Fatani Terbitan Universitas Prince of Sngkla, Kampus Pattani, Thailand Selatan.
 
Hasan Al Banna kelahiran Padangsidimpuan, 3 Desember 1978. Mulai menulis sejak bergabung dengan Teater LKK Unimed tahun 1999, antara lain tersebar di Mimbar Umum, Analisa, Waspada, Medan Bisnis, Harian Global, Andalas, Riau Pos, Sagang, Sabili, Lampung Post, Suara Pembaruan, Republika, Suara Merdeka, Jurnal Nasional, Jurnal Cerpen Indonesia, Koran Tempo, Kompas, Horison, Tapian, dan Gong. Sejumlah cerpennya terangkum dalam antologi bersama penulis lain, semacam Dari Zefir sampai Puncak Fujiyama: Antologi 30 Terbaik Lomba Cerpen Tingkat Nasional Festival Kreativitas Pemuda (2004), Regenerasi (2009), Jalan Menikung ke Bukit Timah (2009), juga Bob Marley dan 11 Cerpen Pilihan Sriti.com 0809 (2009). Cerpennya Tiurmaida termaktub dalam antologi 20 Cerpen Indonesia Terbaik 2008 Anugerah Pena Kencana Award( 2008). Antologi cerpen tunggalnya yang pertama, Sampan Zulaiha terbit Maret lalu (2011 ). Ia pernah mengikuti Program Penulisan Esai Mejelis Sastrawan Asia Tenggara (MASTERA) di Banyuasin—Sumatera Selatan (2004). Mengikuti Festival Puisi Internasional di Medan (2007), Pentas Penyair se-Sumatera di Batam (2007), dan Temu Sastrawan Indonesia I di Jambi (2008), Temu Sastrawan Indonesia II di Pangkalpinang (2009), Aceh International Literary Festival di Banda Aceh (2009), Pertemuan Penyair Nusantara III di Kuala Lumpur—Malaysia (2009), Pertemuan Penyair Nusantara IV di Bandar Seri Begawan—Brunei Darussalam (2009), dan Temu Sastrawan Indonesia III di Tanjungpinang (2009). Selain menulis, ia kerap terlibat (sebagai kru, pelakon, sutradara) dalam berbagai pementasan teater bersama Teater LKK Unimed, Teater Siklus Ind. Art, Teater Patria, dan Teater Generasi, antara lain di Medan, Banda Aceh, Padang, Pekanbaru, Lampung, Jakarta, serta Yogyakarta. Kini bekerja di Balai Bahasa Medan (Depdiknas) sambil mengampu beberapa mata kuliah sastra di FBS Universitas Negeri Medan (Unimed).


Hasan Bisri BFC  lahir di Pekalongan, 1 Desember 1963. Ia salah satu Dewan Pendiri Komunitas Sastra Indonesia ( KSI ) yang menulis sejak duduk di SMU 1 Pekalongan. Tulisannya berupa artikel opini, feature, penelitian, wayang mbeling, humor, cerpen, puisi, skenario, esai, resensi filem dimuat di berbagai media. Antologi tunggalnya Jazirah Api ( 2011). Profil sastranya dimuat dalam Leksikon Susastra Indonesia ( Korrie Layun Rampan, 2000); Sesuatu Indonesia ( Afrizal Manlna, 2000); Buku Pintar Sastra Indonesia ( 2001); Leksikon Sastra Jakarta, Sastrawan Jakarta dan sekitarnya ( Ahmadun Y. Herfanda, 2003); Ensiklopedi Sastra ( Titian Ilmu, 2009). Ia juga aktif mengikuti kegiatan diskusi sastra dan budaya serta baca puisi  di Asia Tenggara, al. Rumah PENA dan GAPENA, Malaysia     ( 1999), Dialog Utara VIII di Thailand Selatan.(1999), Hari Puisi Nasional XVI di Langkawi    ( 2000 ), Hari Puisi Nasional XVII di Sarawak ( 2001 ). Mengikuti Kembara Budaya I di Miri, Sibu dan Kuching ( 2001 ). Menjadi pemakalah pada Pertemuan Sastrawan Nusantara XI di Brunei Darussalam ( 2001 ) dan Pertemuan Penyair Nusantara IV di Brunei ( 2010).


Heri Maja Kelana lahir di Majalengka, ketua  Arena Studi Apresiasi Sastra (ASAS) UPI Periode 2008-2009. Sekarang tinggal di Bandung. Sajak dan eseinya muncul di jurnal-jurnal kebudayaan dan sastra di antaranya Literat, Jurnal Rajakadal, Jurnal Sundih Bali, Pawon Sastra, Majalah Bahana Brunei, Republika, Media Indonesia, Seputar Indonesia, Pikiran Rakyat, Bali Post dan di beberapa situs sastra Nasional, serta tergabug dalam antologi bersama seperti Nyanyian Para Kelana, Tanah Pilih (Temu Sastrawan Indonesia 1), Wajah Deportan, Tangga Menuju langit (MPU 3), Kutaraja Banda Aceh, Antologi Disbudpar Jabar, Pertemuan Penyair Nusantara 3 (Kuala Lumpur), Penyair Indonesia Mutakhir (Kosa Kata Kita), dll. 

Herman Mutiara (nama asal: Nor Herman Maryuti) dilahirkan pada tanggal 10 Februari 1975 di Singapura. Mendapat pendidikan awal di Sekolah Victoria dan kemudian di Maktab Rendah Tampines. Memperoleh diploma dalam jurusan Film, Sound & Video dari Politeknik Ngee Ann. Puisi-puisinya pernah disiarkan di akhbar Berita Minggu, antologi Manik-Manik Hijau (1995) dan antologi Suara-Suara Adam (2010). Sekarang bekerja sebagai ahli pemadaman api (Fire & Rescue Specialist) di Singapore Civil Defence Force. Selain menulis puisi, Herman Mutiara juga seorang pencipta lagu.


Heru Emka  lahir di Semarang (30 Oktober 1959), sebagai penyair dia telah menghasilkan beberapa karya, antara lain berjudul Tanda (Balai Pustaka, 1982), Jejak Memanjang (Medayu Press 1992). Puisinya juga termuat dalam antologi Tonggak (Gramedia, 1986),. Banjaran Adam adalah judul kumpulan puisinya yang terbaru (2010), dan siap diterbitkan Dia juga menulis beberapa buku tentang musik, antara lain : Thrash Metal dan Grindcore sebagai Musik Alternatif ( Medayu Press, 1991), serta Potret Musik Indonesia dan Musik Rock : Sejarah dan Perkembangannya, yang siap diterbitkan. Selain itu ada sekitar tiga  puluhan buku lagi yang telah ditulis, berupa cerita kanak-kanak. Buku kumpulan puisinya yang siap diterbitkan adalah Banjaran Adam (2011) dan Meminang Sang Rembulan : Seratus sajak Cinta Heru Emka (2011),
           
Hudan Nur lahir pada 23 November 1985. Sekarang dipercaya sebagai ketua Komunitas Sastra Indonesia (KSI) Palu-Sulawesi Tengah. Karya-karyanya berupa puisi, cerpen, essay dan artikel tersebar pada Untaian Mutiara RRI Nusantara, Banjarbaru Post, Banjarmasin Post, Radar Banjarmasin, Buletin Sloka Tepian, waTas Media, Buletin Rumah Sastra Bandung, Tabloid Realitas, Rakat Media, Buletin Aliance BenKilTra, Sinar Harapan, Republika, Suara Karya, Sinar Kalimantan, Radar Sulteng, Mercusuar, Media Alkhairat, Buletin Hysteria, Majalah Sastra Horison . Diundang pada Kongres Komunitas Sastra Indonesia di Kudus, 2008. Mengikuti Pertemuan Literasi Indonesia Oleh Ode Kampung, Rumah Dunia di Serang Banten pada Desember 2008. Menghadiri Temu Sastrawan Indonesia II di Pangkalpinang (Kepulauan Bangka Belitung) 2009 dan Temu Sastrawan Indonesia III di Tanjungpinang (Kepulauan Riau) 2010. Tahun 2007 menjadi peserta MASTERA (Majelis Sastra se-Asia Tenggara):  Sajak-sajaknya bisa ditemukan dalam bunga rampai: Narasi Matahari (KSBK:2002), Notasi Kota 24 Jam (KSBK:2003), Bulan di Telan Kutu (KSBK:2004), Bumi Menggerutu (KSBK:2005), DIMENSI (KSSB:2005), Ragam Sunyi Jejak Tsunami (Medan, 2005), Melayat Langit (KSBK:2006), Rahasia Sedih Tak Bersebab (Pan.Aruh Sastra:2006), Seribu Sungai Paris Barantai (Pan.Aruh Sastra:2006), 142 Penyair Nusantara Menuju Bulan (KSSB:2007), Kugadaikan Luka (KSBK:2007), Antologi Penyair Kontemporer Indonesia Antologi Puisi Dwi Bahasa: Indonesia dan Mandarin (Perhimpunan Penulis Yin Hua, Jakarta:2007), Malaikat Hutan Bakau (KSBK:2008), Tarian Cahaya Di Bumi Sanggam (Pan.Aruh Sastra:2008), Wajah Deportan (Pusat Bahasa, Jakarta:2009), Menggoda Kehidupan (KSBK:2009), Pedas Lada Pasir Kuarsa (TSI II, Bangka Belitung:2009), Do’a Pelangi Di Tahun Emas (Pan.Aruh Sastra:2009), Kaos Hitam Cinta, Antologi Puisi Penyair Perempuan Indonesia Mutakhir (Masyarakat Sastra Jakarta:2009),  Nyanyian Pulau-Pulau Wanita Penulis Indonesia (Yayasan Obor Indonesia:2010), Berjalan Ke Utara In Memoriam Moh. Wan Anwar (Magma, Bandung: 2010), Beranda Senja (Kosa Kata Kita, Jakarta: 2010), Percakapan Lingua Franca (TSI III, Tanjungpinang–Kepulauan Riau) dan Menulis Dalam Gelap: Blogger di balik Sampul (Komunitas Blogger Kayuh Baimbai: 2010), dan lain-lain.


Husen Arifin  lahir di Probolinggo 28 Januari 1989. Karya-karyanya telah dimuat di Horison, Majalah Sabili, Malang Pos, Jawa Pos, Radar Madura, rumahdunia.com, kompas.com, kabarindonesia.com, situseni.com, gagasmedia.net, Koran Pendidikan, Harian Surya, Duta Masyarakat, Padang Ekspres, Suara Pembaruan. Juga dalam kumpulan puisi dan cerpen bersama, 100 Puisi Terbaik Indonesia-Tionghoa (INTI) DKI. (2007), Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Trowulan (Dewan Kesenian Mojokerto, 2010), Menolak Lupa: Pemenang dan Nominator Lomba Cipta Puisi Religius Tingkat Nasional (2010), Antologi Puisi Sanggar Sastra Al-Amien: Akar Jejak (SSA, 2010), Antologi Cerpen Sanggar Sastra Al-Amien: Orang Gila yang Marah pada Tuhan (SSA, 2010), Antologi Puisi Kasih-Tanah Air Udara; TigaBiruSegi (Hasfa Publisher, 2010). Dia banyak menerima penghargaan kepenulisa, antara lain nominator Lomba Cipta Puisi Religius Tingkat Mahasiswa Se-Indonesia, 2010, finalis Lomba Cipta Puisi tingkat Nasional yang diselenggarakan Indosat 2010, finalis Penulisan Esai Pesta Anak Rantau yang diselenggarakan Ikatan Pelajar/Mahasiswa (IKAMI) Sulsel, 2010 dan banyak lagi.

Husnu Abadi dilahirkan di Majenang, Kesultanan Yogyakarta, 1950, dan kemudian  berpindah-pindah. Lautan Zikir (UIR Press 2004), merupakan kumpulan puisi tunggalnya yang ketiga setelah Lautan Kabut ( UIR Press, 1998) dan Lautan Melaka (UIR Press, 2002). Pada 1980, puisinya diterbitkan bersama 18 penulis  muda Riau ( Antologi Puisi Pekanbaru, APP 1980), oleh  tim penerbit : Husnu Abadi, Fakhrunnas , Syafrudin Saleh dengan bantuan Yayasan Puisi Nusantara. Buku k.p.  bersama Fakhrunnas MA Jabbar  Di Bawah Matahari, 1981 dan  Matahari Malam Matahari Siang, 1982. Sejumlah puisinya dimuat dalam buku  Puisi Penyair ASEAN (Yayasan Seniman Muda Bali, Denpasar, 1983) ;  Sketsa Sastra Indonesia (Jakarta, 1986); Saujana Sunyi (UIR Press, 1997);  Lima Wajah (Unri Press, 2002); Belantara Kata (UIR Press, 2006);   Selat Melaka, kumpulan peneyair Pekanbaru- Johor (BKKI Riau- UIR Press, 2007), Jalan bersama (YPM Jakarta, 2008), Percakapan Lingua Franca, Antologi Puisi Temu Sastrawan Indonesia III ( Disbudpar Tanjungpinang, 2010). Mengikuti pertemuan seniman dan kebudayaan di Melaka (2002, Pertemuan Penyair Serumpun/ Festival Gendang Nusantara), Selangor (2004, Hari Puisi Nasional Malaysia), Johor (2004, Kongres Kebudayaan Melayu Serumpun), Terengganu (2007, Dunia Melayu Dunia Islam), di Anjungan Riau TMII  (2008, Malam Sastra Riau YPM Jakarta), Pertemuan Penyair Nusantara di brunei Darussalam (Juli 2010), Temu Sastrawan Indonesia di tanjung Pinang (Oktober 2010), Pertemuan Sastrawan Nusantara di Singapore (Mai 2011).

Husnul Khuluqi  dilahirkan di kampung Krapyak, kecamatan Lumbir, kabupaten Banyumas, Tawa Tengah. Puisi-puisinya dipublikasikan di berbagai media masa Indonesia dan Brunei Darussalam Selain itu juga tergabung dalam antologi,  Trotoar,  Puisi Indonesia 1997, Cisadane, Pabrik, Resonansi Indonesia, Jakarta Dalam Puisi Mutakhir, Bisikan Kata Teriakan Kota, Antologi Puisi Nusantara 124 Penyair Menuju Bulan, The Poetry Of Nature Wajah Deportan, Antologi Puisi Penyair Muda Malaysia – Indonesia, dan lain-lain. Pernah mengikuti Majelis Sastra Asia Tenggara di Jakarta, mengikuti Pertemuan Sastrawan Nusantara IX di Kayu Tanam, Sumatera Barat (1997),  mengikuti Pertemuan Sastrawan Nusantara X di Johor Bahru Malaysia, mengikuti kegiatan Temu Sastra Jakarta di Taman Ismail Marzuki, mengikuti Temu Sastrawan Mitra Praja Utama di Anyer, mengikuti Temu Sastrawan Indonesia I di Jambi, mengikuti Jakarta International Literary Festival di Kota Tua Jakarta, dan lain-lain.

Ian Sancin lahir di Tanjongpandan Belitong, 23 Mei 1963. Pengamat Budaya Bangka Belitong. Di antara banyak puisinya, beberapa di antaranya di muat di Antologi Puisi Penyair Nusantara   “142 Penyair  Menuju  Bulan”. Selain menulis cerpen juga novel.  Novel pertama dari Trilogi “Yin Galema” terbit 2009, merupakan novel sejarah; buku keduanya ditulis dalam setahun bertajuk “Lebai Merah Langit” telah selesai dirampungkan… buku ketiganya bertajuk “Billiton” tengah disiapkan penulisannya.

Inggit Putria Marga  lahir di Tanjung Karang, 25 Agutus 1981. Menulis puisi dan esei. Tiga sajaknya termasuk di antara 60 puisi terbaik Indonesia 2009 setelah pada tahun 2008 tiga sajaknya juga termaktub dalam 100 sajak terbaik Indonesia 2008 Anugerah SastraPena Kencana. Puisi-puisinya tean rsebar di pelbagai surata kabar antara lain, Kompas, Tempo, Media Indonesia, Republika, Pikiran Rakyat, dan Lampung Post. Selain itu, puisi Inggit juga terhimpun dalam kumpulan puisi bersama seperti, Traversing (Kumonitas Utan Kayu, Suka Duka-Compassion and Solidarity (UWRF, 2009), Perjamuan Senja (Dewan Kesenian Jakarta), 142 Penyair Menuju Bulan (Banjarmasin, 2006),  dan lain-lain. Diundang dan mengikuti beberapa Festival Sastra bertaraf internasional, International Litrary Binanale, 2005 dan Ubud Writers Readers Festival, Bali 2009. Buku puisi tunggalnya Penyeret Babi terbit 2010.

Irvan Mulyadie  lahir di Tasikmalaya 18 Maret 1981. Aktif dalam berbagai kelompok kesenian di Priangan Timur. Yakni di Sanggar Sastra Tasik, Teater Dongkrak, Kelompok Performance Art KelelaWAR, Keluarga Seni Rupa Tasik, Kelompok Penulis dan Pembaca SK. Priangan, Komunitas Matabambu, Ketua Barak Seni Tasikmalaya, Ketua Pengawas Pengelolaan Gedung Kesenian Tasik, Direktur Forum Diskusi Kreatif Film Tasik, dan Kolumnis di beberapa media cetak.  Menulis puisi, cerpen, naskah drama, esai, reportase, makalah seminar seni dan budaya, dan skenario film. Karya-karya tulisnya telah banyak dipublikasikan di banyak media massa baik lokal maupun nasional, serta cyber media di internet.  Karya puisinya termuat dalam : Orasi Kue Serabi (GKT, 2001) Poligami (SST, 2003) 6 Penyair Menembus Udara (Universitas Siliwangi, 2003) Langari (B’zar Publishing, 2005), Antologi Puisi Penyair Jabar-Bali (bukupop Jakarta, 2005),  Wajah Deportan : antologi puisi penulis muda lintas provinsi (Balai Pustaka, 2009) dll.

Irwan Sofwan lahir di Serang, 24 Oktober 1981. Antologi puisinya Dari Batas Waktu ke Perjalanan Kamar sampai Kabar dari Langit (2006), Candu Rindu (2009). Bergiat di Komunitas untuk Perubahan Budaya (Kubah Budaya). Tinggal di Serang - Banten.

Isbedy Stiawan ZS  lahir dan besar di Tanjungkarang (Bandar Lampung). Menulis puisi, cerpen, esai, dan karya jurnalistik yang tersebar di berbagai media Jakarta dan daerah yakni Kompas, Koran Tempo, Jawa Pos, Suara Merdeka, Sinar Harapan, Media Indpnesia, Suara Pembaruan, Jurnal Nasional, Horison, Nova, Suara Karya,  Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, Lampung Post, Radar Lampung, Haluan, Padang Ekspres, Riau Pos, Harian Global, dan lain-lain. Bukunya yang sudah terbit sekitar 15 buku, seperti kumpulan cerpen Perempuan Sunyi, Dawai Kembali Berdenting, Ziarah Ayah, Hanya untuk Satu Nama, Bulan Rebah di Meja Diggers, Seandainya Kau Jadi Ikan, Selembut Angin Setajam Ranting. Kemudian kumpulan puisinya yaitu Aku Tandai Tahi Lalatmu, Menampar Angin, Lelaki yang Membawa Matahari, Laut Akhir, Setiap Baris Hujan, Kota Cahaya, Anjing Dini Hari, dan terbaru Taman di Bibirmu (2011). Beberapa kali diundang dalam event sastra dan budaya di antaranya Utan Kayu Literary International, Ubud Writer and Reader Festival, Pertemuan Sastrawan Nusantara di Johorbahru dan Kedah (Malaysia), Pertemuan Penyair Nusantara di Medan, Malaysia, dan Brunei. Lalu Temu Sastrawan Indonesia di Jambi dan Tanjungpinang, Kongres Cerpen Indonesia di Bali, Riau, dan Banjarmasin, dan sejumlah kota lain di Tanah Air. Selain menulis sastra, Isbedy berkhidmat di Lampung TV (grup MNC) dan mengabdikan dirinya di Dewan Kesenian Lampung dari 2011-2014.

Iverdixon Tinungki lahir di Manado, 10 Januari 1963. Merupakan seorang penyair dan jurnalis. Karya-karyanya berupa puisi, cerpen, essai, dan drama bertebaran di berbagai Media cetak daerah dan nasional. Ia juga menulis Novel, skenario sinetron, dan menyutradarai teater. Puisi dan essainya pernah dimuat majalah Horison dan beberapa buku antologi bersama, di antara : antologi puisi Mimbar Penyair Abad 21, terbitan Balai Pustaka 1996. Antologi Puisi Dua Penyair Sulut diterbitkan Bengkel Seni Mandiri (1990). Antologi Puisi Sasambo, diterbitkan Forum Komunikasi Seni Budaya Satal (1989). Antologi puisi Aceh, diterbitkan Balai Bahasa Medan (2004). Antalogi Duka Aceh Duka Kita, Yayasan TagongGONG (2004). Buku puisi tunggalnya di antaranya: Sakral, Teater Alit Muara (1987). Surat-Surat Sunyi, Departemen IPAIT GMIM (1997). Di Tangan Angin, Sanggar Kreatif (2001). Sajak Terindah, terbitan Indi Yayasan TagongGONG (2004). Antologi Drama Empat Nuansa, Taman Budaya Sulut (1996).Pernah diundang Dewan Kesenian Jakarta membacakan puisinya di Taman Ismail Marzuki 1996, dan di Galeri Cipta Budaya TIM 2003. Membacakan puisi-puisi mantranya di Gedung Kesenian Jakarta 2008. Membacakan puisi-puisi di sejumlah kota dalam program SBSB majalah Horison bersama Taufik Ismail. Peserta pelatihan teater Rakyat Yakoma PGI di Bengkel Teater Rendra 1995.Ia juga menjadi editor sejumlah buku puisi diantara: Puisi Guru, Balai Bahasa Provinsi Sulut 2005 dan Puisi Siswa, Balai Bahasa Provinsi Sulut 2006. Menjadi penulis dan editor buku: Delik Nedosa, Sebuah Kajian Hukum Adat Sangihe, atas permintaan Kantor Kejaksaan Tinggi Sulut 2002. Menjadi penulis dan editor buku Nazaret, sebuah sejarah Gereja, 2000. Menjadi pembicara di sejumlah seminar dan pelatihan seni dan kesastraan."Aku Laut, Aku Ombak" merupakan karyanya yang diterbitkan pada Oktober 2009 ole penerbit Kutub, Jogjakarta, yang berisi 61 puisi. Beberapa buku yang sudah selesai dikerjakannya namun belum diterbitkan di antaranya: Kepas (Novel), Mencari Cibyl (Novel), Puisi Terpilih Iverdixon Tinungki (Puisi). Penyair Sang Cinta (Puisi)


Jamal T. Suryanata dilahirkan pada 1 September 1966 di Kandangan (Hulu Sungai Selatan), Kalimantan Selatan.  Karya-karyanya berupa puisi, cerpen, kritik dan esai sastra-budaya, serta artikel umum lainnya pernah dimuat di berbagai media terbitan Indonesia. Banyak memenangkan sejumlah sayembara mengarang fiksi. Sejumlah puisi, cerpen, dan esainya ikut disertakan dalam beberapa buku antologi bersama seperti Festival Puisi Kalimantan (1992), Tamu Malam (1992), Bosnia dan Flores (1993), Batu Beramal 2 (1995), Kebangkitan Nusantara II (1995), Antologi Puisi Serayu (1995), Jendela Tanah Air (1995), Mimbar Penyair Abad 21 (1996), Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia (2000), Wasi (2000), La Ventre de Kandangan (2004), Dian Sastro for President! (2005), Ragam Jejak Sunyi Tsunami (2005), Perkawinan Batu (2005), Jendela Terbuka: Antologi Esai Mastera (2005), Seribu Sungai Paris Barantai (2006), Sastra Banjar Kontekstual (2006), dan Tongue in Your Ear: Indonesian Poetry Festival (2007). Sajaknya ”Datanglah Sang Cahaya” telah diterjemahkan ke dalam bahasa Portugal dan dimuat dalam buku Antologia de Poeticas: Antologi Puisi Indonesia—Portugal—Malaysia (2008).

JJ. Polong  dilahirkan di Baturaja pada tanggal 1 Juli 1965. Mulai menulis pada tahun 1980. Puisi, cerita pendek, dan essay dimuat di berbagai media massa di Palembang. Selain menulis di media, juga membacakan puisi di berbagai pertemuan petani dan masyarakat adat. Kegiatan lain adalah mengajar mata kuliah sosiologi dan komunikasi di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, serta pengurus Serikat Petani Indonesia (SPI) dan Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS). Puisinya pernah terhimpun dalam Refleksi 50 Tahun Indonesia, Taman Budaya Surakarta (1995)

Johar Buang lahir di Singapura pada 23 Januari 1958. Nama benarnya menurut salasilah ialah Raden Johar bin Raden Abdul Majid bin Raden Muhammad Agus bin Raden Muhammad Ali Nuh bin Raden Agung@Nung Chik bin Raden Abdul Rahman. Susur galur generasinya ini berasal dari Tanah Palembang. Terkenal juga dengan nama pena H.B. Johar selain menggunakan nama Johar Buang.  Menulis dalam beberapa genre penulisan kreatif semenjak awal tahun 1980'an, tetapi lebih cenderung ke bidang penulisan sajak sufistik. Karya-karya banyak tersiar di pelbagai media cetak, antologi-antologi puisi dan cerpen di dalam dan luar negara. Karya-karyanya juga ada yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris dan Mandarin. Sebahagian besar karya-karyanya pernah mendapat perhatian, diskusi serta kertaskerja dalam beberapa pertemuan sastera nusantara. Pernah memenangi anugerah di dalam negara; Hadiah Sastera Anugerah Persuratan – 1993, 1995, 1999, 2002, 2005, 2007. The Golden Point Award – 1995, 2005. Book Award  dari National Book and Development Council of Singapore – 1994. The Singapore Literature Prize - 2010. Manakala di luar negara pernah meraih anugerah; Anugerah Sastera Darul Iman III – 1995 (Malaysia). Hadiah Puisi Islam dari Negara Brunei Darussalam – 1997. The S.E.A. Write Award - 2010 (Thailand). Antara buku-buku sajak persendiriannya ialah Dinding-Dinding Kaca, Tujupuluhribu Hijab, Sahara, Cahaya Di Negeri Ini, Perahu Melayu Di Lautan Khulzum dan Sampai Di Singgahsana Cinta.
 
Jumardi Putra lahir pada tanggal 28 Maret 1986, di Desa Empelu, Kab. Bungo-Provinsi Jambi. Alumni Pon-Pes Darussalam Sungai Mancur Kab. Bungo (2001), Pon-Pes-Tebuireng Jombang Jawa Timur (2004) dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2009). Selama menjadi mahasiswa aktif di LPM ARENA Yogyakarta (2005-2009). Editor di Penerbit Annora Media Group Yogyakarta (2009). Tahun 2008, mengitu workshop ‘Profesionalisme Wartawan oleh Menkoinfo Republik Indonesia di Yogyakarta. Hingga kini aktif menulis puisi, artikel dan resensi buku. Beberapa kali memenangi lomba resensi buku di Yogyakarta. Di penghujung tahun 2010, berkesempatan hadir pada Seminar Antarbangsa Kesusastraan AsiaTenggara di Jakarta, yang diprakarsasi oleh Majelis Sastra Asia Tenggara (MASTERA) dan Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional, di Jakarta.  Beberapa puisinya telah dipublikasikan di beberapa Koran lokal Sumatra serta media sastra online, seperti Kompas.com, angsoduo.net, swarnabhumi.org, penyairnusantara.blogspot.com, tebuireng.net dan pesastra.com. Karya puisinya juga telah dibukukan dalam Antologi Bersama: Beranda Senja (KosaKataKita, Jakarta, 2010), Antologi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan 2010 (Dewan Kesenian Mojokerto Jawa Timur), Menjaring Cakrawala (Wahana Jaya Abadi, Bandung, 2011), Indonesia di Mata Penyair (e-book, 2011) dan Antologi Kado untuk Indonesia (2011). Saat ini aktif sebagai Wakil Ketua Himpunan Sarjana Kesusastraan (HISKI) Komisariat Kab. Bungo-Jambi. Kini tinggal di Jambi.
 
Jumari HS lahir di Kudus,24 Nopember 1965. Karya-karya puisi banyak bertebaran di berbagai media masa daerah dan nasional antara lain Republika, The Jakarta Post, Jawa Pos, Suara Pembaruan, Suara Merdeka, Wawasan, Pikiran Rakyat, Swadesi, Solo Pos, Yogya Pos, Minggu Pagi, Gatot Kaca Yogya Pos, Bernas, Suara Karya, Lampung Pos, Kedaulatan Rakyat, Sumatra Exprse , Aninda, Ummi, Bahari, Darma, Sumatra Ekspres, Lampung Pos, Suara Karya, Bernas, Gotot Kaca, Merapi, dan lain-lain. Selain itu karya-karya juga menghiasi di berbagai antologi puisi diantara Resonansi, Pabrik, Maha duka Aceh, Jentera terkasa, Zamrud Katulistiwa, Serayu, Sajak Kudus, Antologi Puisi Indonesia, 9 penyair Indonesia dalam Ultah SBY, Refleksi Setengah Abad Indonesia, Kicau Kepandang 4 Antologi Ultah Mbak, Diah Hadaning, Antologi Ultah Dimas Arika Miharja, Sajak Kudus, Masih Ada Menara, Menara 1 sampai 3, dan lain-lain . Penyair ini sekarang terlibat dalam  Komunitas Sastra Indonesia KSI, Bendahara Keluarga Penulis Kudus KPK dan pernah menjadi ketua KPK, Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Kudus, Pergerakkan Sastra buruh di Kudus, Ketua Teater Djarum Kudus, Kegiatan sastra yang dikuti yaitu hadir dalam litelery Art International Aceh, Pertemuan Penyair Nusantara di Brunie Darusalam, Pertemuan penyair Nasional di Tanjung Pinang, Membaca puisi buruh Di TIM, Membaca puisi Ultah Sutardji Coulsum Bachri di TIM, pertemuan penyair nasional di Yogyakarta dan lain-lain. Penyair ini pernah menjadi wartawan lokal Muria Pos. Sekarang menjadi Wartawan Tabloid Serapo Balikpapan.

Kamar D51 adalah nama pena dari Pengiran Kamarudin Bin Pengiran Haji Othman. Menulis puisi dan esei.

Khlid Salleh dilahirkan di Kajang, Selangor, Malaysia. Pendidikan awal di Sekolah Menengah Datuk Bentara Luar Batu Pahat Johor. Dia dikenal sebagai seorang aktor teater. Pernah menyajikan karya teaternya di Festival Monodrama di Taiwan, Jepang, Calcutta, India. Kaki Bakar dan Jogho arahahan U Wei Hj. Saari merupakan film yang mengusung naskah Khalid Salleh yang pada akhirnya meraih anugerah film terbaik di Festival Film Belgium tahun 1995, jug Selain menekuni dunia panggung, Khalid Salleh menggeluti dunia sastra.a peraih pemeran pria terbaik dalam Festival Film Taipeh 1998.

Kijoen penyair dan perupa yang lebih akrab disapa Kijoen ini lahir di Kadipaten Majalengka, 7 Oktober 1959. Nama lengkapnya adalah Dedi “Kijoen” Joenaedi. Puisi-puisinya dimuat Pikiran Rakyat Bandung, Hai, Bernas, Pikiran Rakyat Edisi Cirebon, Mitra Desa dsb. Sebagian puisinya terangkum dalam “Antologi 26 Puisi Berempat”, “Percakapan”, “Aba-aba”, “Langgam Kota Angin”, “Temu Penyair Lima Kota” dan “Aku akan Pergi ke Banyak Peristiwa”. Aktifitas berkeseniannya terekam dalam sejumlah “lembaga”, di antaranya Tim Budaya PR Edisi Cirebon, Teater Alam Bengkulu dan Forum Sastra Bengkulu dan Lembaga Sampan Kayu Bengkulu. Pernah juga jadi “kuli tinta” pada Tabloid Deru Bandung, Redaksi Buku Indonesia Indah (TMII) dan anggota Yayasan Budaya Indonesia di Bandung. Dalam kegiatan sosial ia termasuk “kuncen” Rumah Kerajinan Tangan “Sanggar Kisma” di Dawuan Majalengka. Kijoen juga seorang penggiat dalam Kelompok Musik “Konser Kampung Jatitujuh”, dan turut membidani Komunitas Sastra Majalengka (KSM). Penyair yang kini “bermetamorfosis” sebagai perupa ini juga tercatat sebagai anggota Himpunan Penulis/Pengarang Patra Buana Majalengka.

Kiki Sulistyo  lahir di Ampenan, Lombok Barat, 16 Januari 1978. Sebagian puisinya terbit di Kompas, Jurnal Nasional, Seputar Indonesia, Suara Pembaruan, Sinar Harapan, Majalah Gong, Batam Pos, Analisa, Global, Sumut Pos, Buletin Pawon, Sijori Mandiri, Majalah Ekspresi, Pos Metro, Jambi Independent, Lombok Post, Tabloid Kilas, Koran Kampung, Majalah Risalah Seni, Jurnal Replika dan Buletin Embun.  Juga dalam bunga rampai Simpang Lima (Mataram: Teater NoL & KAp, 2009), Ziarah Asmara (Mataram: Taman Budaya NTB, 2010), Festival Bulan Purnama Majapahit (DK Mojokerto, 2010) dan Dzikir Pengantin Taman Sare ( Yogyakarta: Masyarakat Bawah Pohon, 2010) Bekerja di Komunitas Akarpohon, Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Kurnia Effendi lahir di Tegal, 20 Oktober 1960. Menulis puisi dan prosa untuk publik sejak 1978. Telah memiliki 13 buku (antologi puisi, kumpulan cerpen, novel, bunga rampai esai, dan memoar), yang terakhir Anak Arloji, sebuah kumpulan cerpen (2011). Selain menulis, juga menjadi penyunting naskah, pembicara berbagai diskusi, juri untuk lomba-lomba sastra, pelatih penulisan kreatif, dan peserta dalam sejumlah festival baik nasional maupun internasional, di antaranya Ubud Writers & Readers Festival. Sehari-hari bekerja pada perusahaan otomotif di Jakarta. Aktif dalam beberapa komunitas: Komunitas Sastra Indonesia, Asosiasi Penulis Cerita, Lkers, dan Kedailalang.

L.K.Ara, lahir di Takengon, Aceh,  12 November 1937. Menulis puisi, cerita anak-anak dan artikel seni dan sastra. Dipublikasikan di Koran dan majalah di Indonesia, Malaysia dan Brunai.  Karyanya yang sudah terbit antara lain: Angin Laut Tawar (Balai Pustaka, 1969),  Namaku Bunga (Balai Pustaka, 1980), Kur Lak Lak (Balai Pustaka, 1982), Pohon Pohon Sahabat Kita (Balai Pustaka, 1984) Catatan Pada Daun (BP, 1986), Dalam Mawar (BP, 1988), Perjalanan Arafah (1994),Si Karmin jadi Ulama , Cerita Rakyat dari Aceh I,  (Grasindo, 1995), Cerita Rakyat Aceh II, (Grasindo, 1995), Seulawah: Antologi Sastra Aceh Sekilas Pintas (ed. YN, 1995), Belajar Berpuisi (Syaamil Bandung), Berkenalan Dengan Sastrawan Indonesia dari Aceh (l997), Aceh Dalam Puisi (ed. Syaamil, 2003), Langit Senja Negeri Timah (YN 2004), Pangkal Pinang Berpantun (ed. DKKP, YN, 2004), Pantun Melayu Bangka Selatan (ed. YN, 2004), Pucuk Pauh (ed YN 2004) Syair Tsunami (Balai Pustaka 2006), Puisi Didong Gayo (Balai Pustaka 2006), Tanoh Gayo Dalam Puisi ( YMA, 2006), Kemilau Bener Meriah (YMA, 2006), Ekspressi Puitis Aceh Menghadapi Musibah (BRR 2006), Sastra Aceh (Pena, 2008), Antologi Syair Gayo (Pena, 2008), Ensiklopedi Aceh I (ed YMAJ, 2008), Malim Dewa dan Cerita Lainnya (ed. YMAJ, 2009), Ensiklopedi Aceh II (ed. YMAJ, 2009) Puisinya dapat juga ditemukan dalam: Tonggak, (1995), Horison Sastra Indonesia 1 (2002), dan  Sajadah Kata (Syaamil, 2003). Memperoleh Hadiah Seni dari Pemda Aceh (2009)


M. Enthieh Mudakir lahir di Tegal  24 April 1963, kecintaannya terhadap dunia sastra dan
teater tumbuh sejak usia belia. Motivator kesenian di kotanya, yang oleh banyak
teman sesama seniman tidak pernah lelah. Ketua teater Wong Indonesia. Pilihannya
sebagai penyair juga paling nekad karena hidup di kota Tegal – Jawa Tengah hanya
diapit empat kecamatan.Debutnya terkadang cukup menjengahkan ketika menggelar
Sepekan Seni Tegal tahun 1992. Karya-karyanya pun dimuat diberbagai Koran Ibu
Kota dan daerah. Antologi sendiri Malam Begini Bening tahun1990,  Koor Zaman
tahun 2002, Cemas Belum Menyerah 2005. Antologi bersama Dari Negeri Poci 2 tahun
1994, Dian Sastro For President 2005, Temu Penyair Jawa Tengah, Solo dan
Semarang, Temu Sastra Tasikmalaya, Indramayu, dan lain-lain.


M   Iqbal J. Permana lahir di Manna, Pesisir Selatan Bengkulu  pada 17 Juni 1964 nama lengkapnya  Muhammad Iqbal Jauhar Ganda Permana  tetapi nama itu menjadi ganjalan  ketika dia  harus mengisi daftar calon siswa Sekolah Dasar dan perguruan tinggi negeri, akhirnya  namanya di singkat menjadi M. Iqbal J. Permana. Menulis karya sastra sejak SMP,  aktivitas menulis puisi banyak dipengaruhi oleh buku-buku Puisi  Dunia koleksi orangtuanya. Di samping menulis  sastera,  sejak SMP hingga  mahasiswa  dia  aktif di teater mengikuti pementasan panggung,  pantomim dan televisi, dan sempat juga menulis naskah drama remaja di TVRI Palembang.   Banyak menulis  Artikel Ilmiah Populer di kolom  opini  untuk Harian Sriwijaya Post, Suara Rakyat Semesta  dan Sumatera Ekpress.    Bersama Toton menerbitkan antologi puisi  “Kekasihku Musi Kekasihku Mimpi “. Saat ini bekerja Sebagai Asisten Vice President Pemasaran di Bank Sumsel Babel dan menjadi Pemimpin Redaksi majalah Kinerja  bank.

M. Raudah Jambak, S. Pd, lahir di Medan, 5 Januari 1972. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMK, Dosen Ilmu Komunikasi Filsafat Panca Budi Medan. Alamat tugas : Jalan Jenderal Gatot Subroto km 4,5 Medan, Sumatera Utara. Alamat Rumah: Jalan Murai Batu Kompleks Rajawali Indah E-10 Medan, Sumatera Utara. Hp. 085830805157. Kontak Person TBSU- Jl. Perintis Kemerdekaan, no. 33 Medan. Kegiatan terakhir mengikuti Temu Sastrawan III di Tanjung Pinang. Cukup banyak kegiatan yang digeluti sejak SD yang berkaitan dengan seni, sastra dan budaya. Lokal, nasional, maupun Asia Tenggara. Secara nasional dimulai pada event PEKSIMINAS di Jakarta (Teater, 1995), LMCP_LMKS di Bogor (sampai 2008), MMAS Guru-guru se-Indonesia di Bogor (200&), work shop cerpen MASTERA, di Bogor (2003), Festival Teater Alternatif GKJ Awards, di Jakarta , dll.

Mahmud Jauhari Ali (MJA) lahir di Banjarmasin pada tanggal 15 Januari 1982. Menulis di  beberapa media massa. Tulisan-tulisanya dimuat di SKH  Banjarmasin Post, Radar Banjarmasin, Mata Banua, Sinar Kalimantan, Media Kalimantan, tabloid Serambi Ummah, tabloid Spirit Kalsel, majalah Nawala, Jakarta (Pusat Bahasa), dan jurnal Meta Sastra, Bandung. Buku-buku karangannya yang telah terbit adalah Lingkar Kata (kumpulan artikel, diterbitkan Komunitas Sastra Indonesia Cabang Kertak Hanyar/KSIKH tahun 2008), Kupu-Kupu Kuning (kumpulan puisi diterbitkan KSIKH tahun 2008), Demi Pernikahan Adik (kumpulan cerpen diterbitkan KSIKH tahun 2008), Menanti Tamu Lebaran (kumpulan cerpen dan puisi diterbitkan KSIKH tahun 2008), Bulan di Padang Lalang (kumpulan puisi diterbitkan KSIKH tahun 2009), Imanku Tertelungkup di Kakinya (kumpulan cerpen, diterbitkan Araska, Yogyakarta, tahun 2010), dan Selia (kumpulan puisi, Hasfa Arias, 2011).

Maulana Satrya Sinaga, lahir di Medan, 04 Januari 1989. Ber-alamat di Jln. Danau Siombak No. 38 Medan – Marelan. Medan. Karya – karyanya pernah di muat di media lokal dan nasional dan antologi. Saat ini bergiat di Komunitas Sastra  Indonesia – Medan.


Mohd Amran Daud dilahirkan pada 18 April 1968 di Kampung Buloh Poh, Ketereh, Kota Bharu Kelantan. Mendapat pendidikan awal di Sekolah Menengah Ketereh (1980-1985) sebelum meneruskan pengajian di Universiti Putra Malaysia (1988-1991). Beliau belajar dalam bidang sains semasa di sekolah menengah dan universiti, namun minat dan penumpuannya lebih terarah dalam bidang sastera. Beliau pernah bekerja sebagai Penolong Pegawai Penyelidik di Fakulti Kejuruteraan UPM, dan Guru Matematik di Sekolah Menengah Chung Hwa Kuala Pilah, malahan pernah menganggotai RAW sebagai Leftenan Muda. Mulai tahun 1995 beliau menyertai Dewan Bahasa dan Pustaka, sebagai Editor di Bahagian Buku Teks. Kini beliau bertugas sebagai Pegawai Perancang Bahasa di Bahagian Promosi dan Pengiktirafan,  Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur. Mocd Amran Daud banyak menghasilkan karya terutamanya puisi. Antara karya perseorangan beliau ialah kumpulan puisi Kembali ke Negeri Tradisi ( Oscar Books International 2002), Antologi Puisi 1 Malaysia (Penerbitan Melur, 2009), Teka-teki Pelajar Pintar (2010), dan Jadilah Remaja Hebat (2011). Antologi puisinya yang lain ialah Cetera ( DBP 1994), Puyan Jelepek (Utusan Publications 1995), Permata Timur (DBP 1997),  Celik Sains (DBP 1998), Nyanyian Kembara (DBP 1999), Menempa Wawasan Mengukir Gemilang (PNB 1999), Gema Membelah Gema (GAPENA 1999, 2000), Bulan Barakah (DBP 2000),  Gurindam Purnama Gerhana (DBP 2002), Tinta Insan (PPS 2004), Di Laman Anggerik (PPS 2004), Prahara di Padang Karbala (UPM 2003),  Puisi Karya Angkatan 2005 (GAPENA 2005), Ratib Seribu Syair (GAPENA 2005), Dari Amerika ke Catatan Langit (Pusat Bahasa Indonesia 2005), Medan Puisi (Medan Indonesia 2007), dan Kencana (DBP 2008). Puisi beliau juga dimuatkan dalam buku teks Pendidikan Moral Tingkatan Empat (DBP 2003),  buku teks Bahasa Melayu Tahun Enam (DBP 2001), dan Antologi KOMSAS, Gema Sepi Gadis Genius (DBP 2011).
     

Muda Wijaya dilahirkan di dusun Kecicang Islam, Karang Asem Bali. Menyelesaikan pendidikan sederajat SMU Th 1993 di Denpasar. Dia banyak melakukan pementasan teater seperti Mementaskan teaterisasi puisi “Tanah Air Mata” karya puisi Sutarji Coulzum Bahri bersama Teater GOT Denpasar. (2000-2001-2002), Sembahyang Kamar Mandi bersama Teater GOT Denpasar, Retak, karya Muda Wijaya – 2001, Dalam Dunia Diam - Karya; Eksa Agung Wijaya Bersama Teater GOT Denpasar (2002-), Ruang Kosong (2003), dan lain-lain. Selain berteater, dia juga menulis puisi. Tahun 2002 sebuah puisinya masuk dalam “sepuluh terbaik” lomba penulisan puisi se-Bali yang digelar Teater Orok Universitas Udayana dan pemenang ke 3 sayembara penulisan puisi se Bali (2005) yang di selenggarakan Balai Bahasa Denpasar. Puisi-puisinya telah tersebar di beberapa media massa lokal dan nasional.  Selain itu juga dimuat dalam antologi puisi bersama. Sekarang berproses creative bersama membina Teater LIMAS SMA 5 Denpasar.

Muhammad Husyairi (Ary Ce’gu), lahir di Muara sabak. 17 September 1973. Sajak-sajaknya terpublikasi di media-media lokal dan nasional. Terhimpun dalam beberapa manuskrip sendiri dan antologi bersama. Dan masih menetap di Jambi.


Muhammad Ibrahim Ilyas, lahir di Padang, 28 Januari 1963. Mulai aktif berkesenian tahun 1977. Bergabung dengan Bumi Teater pimpinan Wisran Hadi, kemudian menjadi salah seorang pendiri Teater Semut tahun 1981. Menulis puisi, artikel dan naskah drama. Beberapa puisi dan naskah dramanya memenangkan sayembara penulisan. Puisinya dimuat di antologi Lirik Kemenangan (Taman Budaya Yogyakarta, 1994), Amsal Sebuah Patung (1995), dan dramanya Cabik dimuat dalam antologi Napi (Taman Budaya Yogyakarta, 1994). Bukunya, Hoerijah Adam: Barabah yang Terbang Tak Kembali, diterbitkan tahun 1991. Mengikuti beberapa even Temu Teater DKJ sejak 1982, dan tahun 1997 diundang oleh The Japan Foundation untuk program pertukaran seniman muda Asia ke Jepang. Penyutradaraannya antara lain, Nilonali (1978), Kerajaan Burung (1982), 99 Untuk Tuhanku (1984), Surat Akhir Tahun (1985), Sang Pewaris (1986), Cabik (1994), Pekik Sunyi (1995), Nyanyian Kemerdekaan (1995),  Bung Besar (1996) dan Tarik Balas (2002). Menjabat Sekretaris Dewan Kesenian Sumatera Barat (2007-2010).


Muhammad Jailani Abu Talib merupakan seorang penulis yang aktif bergiat dalam penulisan kritikan, cerpen, dan puisi. Karya-karyanya antara lain pernah tersiar di Indonesia, Malaysia dan Singapura. Beliau turut pernah menghasilkan koleksi puisi Susur Pendekar di samping menjadi editor bagi pelbagai buku bergenre kesusasteraan. Mutakhir ini, beliau telah memenangi tempat kedua bagi Anugerah Pena Emas 2009. Pada tahun tersebut juga, beliau telah menerima pengiktirafan daripada Persatuan Budaya Melayu Institut Pendidikan Nasional, Universiti Teknologi Nanyang sebagai Tokoh Belia Aktivis serta merupakan penerima anugerah biasiswa Majlis Kesenian Singapura. Pada tahun 2010, beliau telah menerima pengiktirafan sebagai Tokoh Penulis Muda oleh Mutiara Minda, MPH (Malaysia). Selain itu, beliau turut pernah diundang sebagai pensyarah undangan di Institut Seni Indonesia, Jogjakarta dan Instititut Pendidikan Nasional, Universiti Teknologi Nanyang. Kini, beliau merupakan pembantu penyelidik di Universiti Teknologi Nanyang, Singapura dalam bidang puisi Melayu moden.


Mulyadi J. Amalik lahir di Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, 10 Oktober 1969. Alumnus Fakultas Filsafat UGM (1996) dan Program Magister Sosiologi-Studi Pembangunan Sekolah Pascasarjana UGM (2006), Yogyakarta. Saat Sekolah Menengah Atas (SMA) berkesenian di komunitas Teater Potlot Palembang dan Kelompok Studi Kebudayaan Kali Musi (KSKKM) Palembang. Saat kuliah, berkesenian di teater Fakultas Filsafat UGM dan Forum Penyair Bulaksumur UGM. Saat ini, aktif mengikuti Forum Mejabudaya asuhan Martin Aleida di Pusat Dokumentasi Sastra HB. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.  Karya-karya puisi terkumpul dalam antologi tunggal Kuburan Bagi Penyair (Penerbit: Ombak, Yogyakarta, 2004), antologi berdua (bersama Kiswondo) Komposisi Masyarakat Pasar dan Surat Perintah 21 Mei (Penerbit: Yayasan Aksara Indonesia, Yogyakarta, 2000), dan antologi bersama para penyair Palembang Ghirah (Penerbit: Sriwijya Media Utama, Palembang, 1992).


N. Faizal Ghazali dilahirkan pada 1 Januari 1988 di Kota Bharu Kelantan dan mendapat pendidikan awal di Sekolah Kebangsaan Sering. Sedang melanjutkan pangajian di peringkat Sarjana Muda dalam bidang Kebudayaan dan Kesenian Melayu. Buku kumpulan puisi persendirian bertajuk Kotak-Kota Demokrasi ( 2010).


Naapie Mat atau nama sebenarnya, Naffi bin Mat, dilahirkan pada bulan Disember 1957, di Pasir Puteh, Kelantan. Mendapat pendidikan di Tumpat, Kelantan dan Maktab Perguruan Sultan Idris (MPSI), Tg. Malim, Perak. Kemudian  memperolehi ijazah pertama dan Master dari  Universiti Putra Malaysia. Pada 2010, memperolehi Ph.D dari Universiti Malaya. Kumpulan puisinya di antaranya Dongeng Purba (1993), Lorong Atar (2003),  Seorang Hamba (2011) dan Mujahadah (2011), novel Menggapai Warna Pelangi (1998), antologi puisi Ambalaga (1999), buku akademik Pemikiran Penyair Melayu (2003), Glosari Pengajian Melayu (2006), Teknik Mengajar KOMSAS (2006) dan Pemerkasaan Pendidikan Bahasa Melayu (2009).


Nana Riskhi Susanti lahir di Tegal, 2 Oktober 1990. Suka membaca dan menulis puisi sejak dia duduk di bangku SMA. Karya-karya puisinya tersebar di pelbagai surat kabar terbitan di Indonesia. Selain itu, puisinya terhimpun dalam buku kumpulan puisi Aku Ingin Mengirim Hujan (DeKaSe, 2008), dan Anak-anak Peti (KSI Ungaran, 2008). Tahun 2009 beberapa puisinya terpilih masuk ke dalam antologi puisi 60 Puisi Indonesia terbaik 2009, Anugerah Sastra Pena Kencanan.

Nanang Suryadi lahir di Pulomerak, Serang pada 8 Juli 1973.  Aktif mengelola fordisastra.com. Buku-buku puisi yang menyimpan puisinya, antara lain: Sketsa (HP3N, 1993), Sajak Di Usia Dua Satu (1994), Orang Sendiri Membaca Diri (SIF, 1997), Silhuet Panorama dan Negeri Yang Menangis (MSI,1999) Telah Dialamatkan Padamu (Dewata Publishing, 2002), Cinta, Rindu & Orang-orang yang Menyimpan Api dalam Kepalanya (UB Press, 2011), Biar! (Indie Book Corner, 2011) sebagai kumpulan puisi pribadi. Sedangkan antologi puisi bersama rekan-rekan penyair, antara lain: Cermin Retak (Ego, 1993), Tanda (Ego- Indikator, 1995), Kebangkitan Nusantara I (HP3N, 1994), Kebangkitan Nusantara II (HP3N, 1995), Bangkit (HP3N, 1996), Getar (HP3N, 1995 ), Batu Beramal II (HP3N, 1995), Sempalan (FPSM, 1994), Pelataran (FPSM, 1995), Interupsi (1994), Antologi Puisi Indonesia (Angkasa-KSI, 1997), Resonansi Indonesia (KSI, 2000), Graffiti Gratitude (Angkasa-YMS, 2001),  Ini Sirkus Senyum (Komunitas Bumi Manusia, 2002),   Hijau Kelon & Puisi 2002 (Penerbit Buku Kompas, 2002 ), Puisi Tak Pernah Pergi (Penerbit Kompas, 2003), Dian Sastro for President #2 Reloaded (AKY, 2004), Dian Sastro for President End of Trilogy (Insist, 2005), Nubuat Labirin Luka Antologi Puisi untuk Munir (Sayap Baru – AWG, 2005), Jogja 5.9 Skala Richter (Bentang Pustaka - KSI, 2006), Tanah Pilih, Bunga Rampai Puisi Temu Sastrawan Indonesia I (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, 2008), Pesta Penyair Antologi Puisi Jawa Timur (Dewan Kesenian Jawa Timur, 2009)

 
Nandang Darana  lahir di Majalengka pada 26 Maret 1969. Keterlibatannya dengan dunia sastra secara agak serius dimulai pada 1993, ketika dengan teman-teman sekampusnya mendirikan Forum Alternatif Sastra di Bandung. Semasa kuliah di Jurusan Aqidah-Filsafat Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Gunung Bandung aktif di beberapa organisasi, baik intra maupun ekstra-instituter, dan LSM. Antara lain: HMJ-AF FU dan SMF Ushuluddin IAIN Bandung,  Forum Studi Sosial Mahasiswa Bandung (Fossmaba), Perhimpunan untuk Penanggulangan Masalah Kependudukan (PPMK) Bandung, Forum Gerakan Nasional Indonesia (Forgaki), dsb. Pernah menjadi dosen di UIN Bandung (1998 – 2001) dan STIKES YASRI Cirebon (2009). Pernah menjadi Kepala Biro Jabar  Timur Tabloid Pos Desa (2004-2005). Kini tercatat sebagai Redaktur Khusus Majalah Seni Budaya dan Kepala Biro Majalengka HU. Sinar Pagi.  Tulisan dalam bentuk artikel, puisi, dan cerpen pernah dimuat di: Mitra Dialog (Cirebon), Bandung Pos, Pikiran Rakyat, Galamedia, Majalah Manglé, Majalah Seni Budaya, dan Tribun Jabar (Bandung), Republika, Suara Pembaharuan, Tabloid Agenda, dan Majalah Horison (Jakarta). Pernah menerbitkan kumpulan puisi Biografi Angin (FAS, 1998). Dalam bentuk antologi bersama: Langgam Kota Angin (KSM, 2001), Muktamar (SST, 2003), Bandung Dalam Puisi (Jendela Seni, 2005), dan Di Atas Viaduct (Kiblat, 2009). Aktif berkesenian di Jendela Seni Bandung, Komunitas Sastra Majalengka (KSM), dan Lembaga Seni Budaya Majalengka (LSBM).


Nimoiz T.Y atau Nik Mohd Iznan bin Tuan Yaakub mendapat pendidikan awal di Tanah Merah dan Kuala Krai, Kelantan. Kemudian menyambung pelajaran dalam kursus Diploma Kejuruteraan Awam serta Pendidikan di UTHM dan Sarjana Muda Kejuruteraan (Awam) di UTM, Skudai. Pernah mengikuti Bengkel Penulisan Kreatif dan Deskriptif 2001 anjuran GEMA dan Jabatan Belia dan Sukan Kelantan. Merupakan peserta Minggu Penulis Remaja (MPR) anjuran DBP pada tahun 2004. Hadiah penulisan yang diperoleh ialah Johan Sayembara Menulis Puisi Merdeka KUiTTHO 2003, Hadiah Utama Sayembara Puisi Perang eSastera.com 2003, Sagu Hati Anugerah Sajak Jenaka Alam Siber 2003, Johan Anugerah Penyair Alam Siber 2003, Hadiah Peraduan Puisi Sains KaryaNet 2004, Johan Anugerah Penyair Alam Siber 2004, Johan Anugerah Novelis Alam Siber 2004, dan lain-lain.
Selain itu, karya turut termuat dalam lebih kurang 20 buah buku bersama seperti Apas, Sajen, Hostel: Debaran Kedua, Selagi Ombak Mengejar Pantai 8, Bayi Kota Berahi, Suara Tamu Tioman, Tunas Jiwa, Manuskrip Luka Bangsa, Nazam Plumeria Acuminata, Budak Kayu, Flora & Fauna, Sejalan Tak Seiring, 12!, Mangkuk Tempurung Nenek, Biarkan aku  Jadi Orang Palestin, Bisikan 7, Antologi Puisi Penulis Muda Malaysia – Indonesia, selain antologi dwibahasa Melayu – Russia yang diterjemahkan oleh Dr. Victor A. Pogadaev dan Hostel: Memento Cinta. Juga terlibat dalam penulisan buku  Ke Arah Memperkasakan Personaliti Unggul yang diterbitkan oleh Bahagian Pengurusan Politeknik, Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia (KPTM).          


Noor Hasnah Adam  36 tahun, mula serius menulis cerpen dan puisi semenjak mengikuti kursus latihan guru di Institut Pendidikan Nasional kampus Townsville. Semenjak itu dia telah memenangi beberapa anugerah peringkat negeri:  Anugerah Sastera Cerpen – Remaja pada 2001, Anugerah Sastera Penghargaan (Cerpen) pada 2003, Anugerah Sastera Buku Cerpen pada 2009. Pada 2001, NHA memenangi tempat kedua Anugerah Pena Emas (Cerpen) dan tempat kedua Anugerah Pena Emas (Puisi) pada tahun 2007. Anugerah Pena Emas dianjurkan oleh NAC, Majlis Seni Kebangsaan. Pada tahun 2008, NHA telah dianugerahkan Anugerah Belia Harapan Goh Chock Tong (Cemerlang) kerana sumbangan dalam persuratan, pendidikan dan cemerlang dalam pelajaran di University Malaya. Pada tahun 2009, NHA telah dianugerahkan ‘Penulis Harapan’ oleh Anugerah Persuratan, Majlis Bahasa Singapura.  Noor Hasnah Adam telah mewakili Singapura dalam MASTERA di Bogor pada tahun 2003. Dia turut  menulis dalam antologi cerpen Menyeberang Selat bersama-sama penulis Singapura Anuar Othman dan Saedah Buang beserta penulis mapan Malaysia Mana Sikana dan Mawar Shafei. Cerpen Ini Cengkerang Kita’ telah terpilih untuk ‘READ SINGAPORE!’ pada tahun 2006 dan telah dialih bahasa ke bahasa Tamil, Cina dan Inggeris

Nugraha Umur Kayu lahir di Serang 07 Januari 1980. Alumni FKIP Jurdiksatrasia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dia aktif di Komunitas Penulis Gerage Budaya, dan Komunitas Belarak Untirta. Pernah mengikuti kelas penulisan (Bengkel Sastra) di Forum Kesenian Banten (FKB). Karyanya pernah dimuat di koran lokal Banten dan sudah tersebar di seluruh media, sajaknya pernah di muat di koran SINDO (Seputar Indonesia), di Majalah Sastra Horizon. Selain itu. Puisi-puisinya terhimpun dalam antologi puisi antara lain, buku puisi Candu Rindu 2009, antologi puisi Dewan Kesenian Mojokerto 2010, antologi puisi ”Kata Siapa” (anonimus), antologi buku Rumpun Kita dalam Temu Penyair Nusantara 3 Se-Asia Tenggara di Kuala Lumpur Malaysia, dan lain-lain.

Nur Asilah binti Jamil  merupakan seorang penulis yang cukup potensial di daerahnya. Puisi-beberapa tulisannya dipublikasi di beberapa media seperti, Obor Perpaduan (Dewan Siswa April 2009), Bahtera Keinsafan (Dewan Siswa April 2009), Menemui Cahaya (Dewan Siswa Ogos 2009), Sang Penari II (Berita Minggu 8 Ogos 2009), Sang Penari I ( Mingguan Malaysia 9 Ogos 2009), Menceguk Syahdu (dedikasi Ramadan) (Mingguan Malaysia 13 September 2009), Menceguk Syahdu II (Mingguan Malaysia 15 November 2009) , Sukma Perkasihan (Mingguan Malaysia  7 Februari 2010), Jejak Glaukoma (Berita Minggu 4April 2010), dan lain-lain.


Nurochman Sudibyo YS lahir di Tegal (Jawa Tengah) 24 Januari 1963. Menulis Puisi, cerpen, Esai, catatan perjalanan dan geguritan. Dipublikasikan di berbagai media masa sejak tahun 90-an. Kumpulan Puisi Tunggalnya “Payung Langit” (1993), “Malam Gaduh” (1995), Soliloqui (1997) dan “Gerhana” (2000). Kumpulan Guritannya telah terbit di “44 Gurit” (2006),  “Godong Garing Keterjang Angin” (2007), “Blarak Sengkleh” (2008), “Bahtera Nuh” (2009), “Pring Petuk Ngundang Sriti” (2010). Kumpulan Puisi Basa Cerbon bersama Ahmad Syubanuddin Alwy; “Susub Landep” (2008), “Nguntal negara” (2009)  Dan “Gandrung Kapilayu (2010). Kumpulan Puisi Tegalan “Ngranggeh Katuranggan”(2009). Puisi-puisinya terkumpul dalam antologi bersama “Kembang Pitung Werna” (1992), “Kiser Pesisiran” (1994), Antologi Penyair Indonesia “Dari Negeri Poci” Th 1996, antologi puisi dan cerpen Indonesia moderen “GERBONG” Yogyakarta (Th.2000), “Antologi Penyair Indonesia HUT Jakarta” (1999), Antologi “Lahir Dari Masa Depan” Tasikmalaya (2001). Antologi “Dari Negeri Minyak” (Th.2001), Antologi “Sastrawan Mitra Praja Utama” (2008). Antologi “Pangikat Serat Kawindra” (2010), dan Antologi “Perempuan Dengan Belati di Betisnya” Taman Budaya Jawa Tengah (2010). Sebagai sastrawan tinggal dan menetap di Slawi Kabupaten Tegal. Berkali tampil membacakan puisi dan menjadi juri puisi di berbagai kota. Sejak awal tahun 2010 bersama Dyah Setyawati mementaskan lakon puisi secara berkeliling, dengan memadukan unsur tradisi guritan, tembang, suluk, wayangan dan tari, bertajuk “Pangikat Serat Kawindra”, “Kupu Mabur Golet Entung”, “Kembang Suket”, dan “Nagari Corong Renteng”.  Penyair dan  dalang tutur ini sejak tahun 1990 menjadi Ketua Medium Sastra & Budaya Indonesia.


Phaosan Jehwae lahir di Pattani, Thailand, 1 Januari 1980. Pernah belajar di lembaga bahasa, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 1998. Dia banyak menimba ilmu di Indonesia, terutama di UGM. Phaosan sangat tertarik mengkaji bahasa dan agama. Sudah banyak tulisan maupun buku yang membahas soal-soal kebudayaan, seperti Gender Issues in Thailand, Paper Presented at Short Course Shoutheast Asia on Islam, Gender and Reproductive Rights, 13 July – 14 August 2002, The Ford Foundation, Yogyakakarta, Indonesia, PATANI DARUSSALAM (Telaah Atas Sejarah,Gerakan dan Kebangkitan Islam Di Selatan Thailand ) diterbitkan Oleh Majalah Hidayah, Edisi Spisial Idul Fitri, tahun 2-Edisi 17 Ramadhan 1423/Desember 2002, Ratu-Ratu Kerajaan Patani , diterbitkan oleh “The Indonesian Nasional News Agensy” Lembaga Kantor Berita Nasional (Antara), pada tanggal 6 Febuari 2003, dan lain-lain.

Pringadi Abdi Surya lahir di Palembang, 18 Agustus 1988. Duta Bahasa Provinsi Sumatera Selatan ini sudah menulis dua buku berjudul ALUSI, Kumpulan Puisi (2009) dan DONGENG AFRIZAL, Senarai Kisah Fantastis (2011).

Rakhmat Giryadi lahir di Blitar, 10 April 1969. Lulusan Sarjana Pendidikan Seni Rupa IKIP Surabaya 1994. Pernah mengajar seni drama di almamaternya selama setahun. Tetapi kemudian dia lebih memilih ‘mengajar’ teater di Sanggar Teater Institut Unesa, sembari memberikan workshop kepada para guru pengajar seni  budaya dan pelatih teater di SMP dan SMA. Selain bergiat di teater ia menulis cerpen, esai, dan puisi. Karya-karyanya selain dibacakan diberbagai kesempatan, juga dipublikasikan di media massa seperti, Horison, Surabaya Post, Kompas (Jawa Timur), Jawa Pos, Radar Surabaya, Surya, Suara Merdeka, Suara Karya, Sinar Harapan, Media Indonesia, Suara Indonesia, Bende, Aksara, Majalah Budaya Gong, Majalah Budaya Kidung, dll. Kumpulan cerpennya : Mimpi Jakarta (2006), Dongeng Negeri Lumut (2011) Kumpulan naskah dramanya : Orde Mimpi (2009), Dewa Mabuk (2010) Puisinya terkumpul dalam antologi bersama: Luka Waktu (DKJT, 1998), Malsasa (Malam Sastra Surabaya, 2005-2010), Duka Atjeh, Duka Kita Bersama (DKJT, 2005)
     
Rahimi  A.B menulis di beberapa media. Puisinya terhimpun dalam beberapa antologi puisi yang diterbitkan di Brunei Darussalam.

Rama Prabu, penyair yang nomaden/peladang berpindah  antara kota Bandung, Indramayu, Ciamis, Yogyakarta dan beberapa kota kecil lainnya. Direktur Dewantara Institute “Lembaga Kajian Kebudayaan, Pendidikan dan Politik” yang dapat di lihat situs terbarunya www.dewantarainstitute.org.(undercontruction). Pernah Memimpin Majalah Pendapa Tamansiswa, Pernah aktif di Dewan Etik Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia/PPMI, Redaksi Majalah Indag Agro Jabar, Redaksi Majalah Ketahanan Pangan Jabar, menulis di beberapa media baik on line maupun cetak. Selain jadi kolektor buku, juga aktif di Dewan Pembaca Indonesia Buku. Karya berupa buku Sabda Sang Pencinta/Lovecode (limited edition/2006), Jogja Dalam Keistimewaan (Pendapa Press, 2007),  Antologi Puisi Penyair Nusantara/Musibah Gempa Padang (KL, Malaysia, 2009),  Bulan Mei 2011 ini akan terbit buku puisi (limited edition) yaitu Mata Rama, 151 Rubaiyat Rama Prabu , Ramayana, 151 Jalan Cinta dan Testamen Penyair Merah. Telah menulis kurang lebih 2000 bait puisi. Sedang mengerjakan biografi dan sejumlah antologi puisi dan novel.

Ramayani  lahir tahun 1978  tanggal 25 Agustus.  SI Bahasa Inggris FKIP Universitas, S2 program Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang (UNP) konsentrasi Manajemen Sekolah, Jurusan Administrasi Pendidikan.  Karya-karya telah dipublikasikan di bebagai media masa, karyanya juga tergabung pada antalogi bersama seperti 142 Penyair Menuju Bulan 2005 ,  Jalan Bersama Pejabat Penyair 2006 dan  Tanah Pilih 2008 ,wajah deportan 2009, atologi Penyair muda Malaysia –Indonesia 2009, Rumpun Kita 2009(Pertemuan Penyair Nusantara 3), mengalir di oase" 2010, Beranda Senja 2010 , Percakapan Lingua Franca( TSI 3) dan juga pada antologi tunggalnya yaitu Sebungkus kenangan 2008 dan manuskrip narasi secangkir kopi 2011. Membina Komunitas Pintu dan membuka Taman bacaan

Rara Gendis Danerek  lahir di Jakarta , 8 Januari. Dia menulis puisi dan cerita pendek. Beberapa cerpennya pernah dimuat di majalah anak-anak Kuncung, di majalah Anita dan Majemuk, cerpen berbahasa betawi pernah dimuat di majalah Cakrawala Sastra, buletin Majalah Perpustakaan DepDikBud, dan sekarang sedang mempersiapkan antologi cerpen berbahasa betawi. Sedangkan puisi-puisinya pernah dipublikasikan di Republika, Jurnal Nasional, Bali Pos dll. Serta di beberapa antologi puisi seperti, antologi puisi Surat Putih 3 Penyair Perempuan "Negeri Terluka", antologi puisi Penyair Nusantara "142 Penyair Menuju Bulan", antologi puisi ”Kaos Hitam Yang Merana, dan antologi Puisi ”Nyanyian Pulau Pulau” Wanita Penulis Indonesia. Dewasa ini dia menetap di Swedia bersama suaminya Stefan Danerek.


Rasiah Halil seorang penyair, penulis, penterjemah dan pelatih (trainer). Buku-buku persendiriannya, ialah Perbualan Buku Catatan Seorang Gipsi (1988; antologi puisi sajak Melayu dan Inggeris), Orang Luar (1991; antologi cerpen), Sungai & Lautan (1995; antologi puisi), Ayah Tidak Sayang Padaku Lagi (2007; antologi cerpen cerpen dan drama radio), Hikayat Sri Anggerik (2007; antologi sajak, cerpen dan esei/rencana ).  Karya-karyanya yang lain terbit dalam pelbagai media di Singapura, Malaysia, Brunei dan Iowa, Amerika Syarikat,  menjurus pada persoalan sosial dan kemanusiaan. Karya-karyanya mendapat tempat sejak 1972 dan diberi beberapa hadiah penghargaan dan anugerah persuratan sejak 1983. Terdidik di Universiti Singapura/Universiti Nasional Singapura (NUS), beliau pernah mengajar di Maktab Rendah St Andrew, Universiti Brunei, Universiti Nasional Singapura dan Institut Pendidikan Nasional Singapura. Rasiah mengikuti Program Penulisan Antarabangsa (!WP), Universiti Iowa, pada 1995 melalui biasiswa Fulbright.


Remmy Novaris Daud Masinambouw atau lebih dikenal dengan nama penanya Remmy Novaris DM, lahir 5 November 1958. Remmy banyak menulis puisi, cerpen, esei, kritik, dan skenario. Tulisan-tulisannya pernah dipublikasikan di media cetak dan eletronik. Puisi-puisinya dimuat di beberapa antologi puisi antara lain, “Yang” (Kumpulan Puisi Tunggal) Th 1976, “Dari Pepatah Lama” (Kumpulan Puisi tunggal) Th 1977,  “Serayu” (Kumpulan puisi bersama), 1997,  “Mimbar Penyair Abad 21” Dewan Kesenian Jakarta, 1996,  “Angkatan 2000” Korie Layun  Rampan  Th 1999, dan “Dongeng Para Penyair” 2010. Pernah diundang di beberapa event sastra seperti, Penyair Muda di Depan Forum, Dewan Kesenian Jakarta, Th 1987,  Forum Penyair Muda Jakarta 1997, Dewan Kesenian Jakarta, Festival Seni Surabaya, tahun 1989, Temu Sastra Nusantara, Payakumbuh, Sumatra Barat, Th 1996, dan Temu Sastra Nusantara, Johor, Malaysia, tahun 1997.

Rifan Nazhip lahir di Kota Nopan, Sumatera Utara tahun 1972. Karya-karyanya berupa cerpen, artikel, dan puisi dimuat di beberapa surat kabar terbitan Jakarta, Palembang, dan lain-lain. Puisinya juga terhimpun dalam  buku puisi Mereka Merentang Batas (ed. Anwar Putra Bayu dan Muhaimin, 2007)
                                               
Rini F. Hauri lahir di Jambi, menulis puisi dan dipublikasikan di beberapa media.

Rio Fitra SY lahir di sungailiku, Pesisir Selatan, Sumatera barat, 12 Juni 1986. Menempuh pendidikan di Universitas Negeri Padang. Menekuni keaktoran di Teater Noktah. Menulis sajak, cerpen dan esai di berbagai media masa seperti Padang Ekspres, Singgalang, Haluan, Ganto, Koran Tempo, Media Indonesia, Koran Sindo, Global Medan, Lampung Post, Jambi Independent. Di antaranya dirangkum dalam antologi bersama seperti Oase (2009), Bukan Perempuan (2010), dan beberapa antologi bersama yang dalam proses penerbitan. 

Rosmiaty Shaari dilahirkan di Teluk Intan, Perak ini pernah menggunakan nama pena Mia.S. Dilahirkan pada tahun 1961, beliau mendapat pendidikan sehingga ke peringkat STPM dan kemudian ke Universiti Sains Malaysia (USM 1984) dalam pengajian Penulisan Kreatif. Pernah bertugas sebagai Editor di Teks Publishing/Singgamal Publishing (1985-1989) sebelum berpindah ke Marwilis Publisher (1990-1994). Di samping itu, pernah menjadi Editor Bebas (Freelance Editor) bagi beberapa buah penerbitan termasuk Flo Enterprise, Penerbit Karyawan, Penerbit S. Abdul Majeed dan Penerbitan Murni. Kumpulan cerpen persendiriannya berjudul Malam Seribu Malam (terbitan Teks Publishing Sdn Bhd), kumpulan puisi bersama Temoh Tasik Kenangan (Karyawan Perak, manakala siri terjemahan Jangan Lupakan Saya (Don't Forget Us Series) terbitan Flo Enterprise mengandungi 5 judul iaitu Saya Datang Dari Bosnia, Saya Datang Dari Vietnam, Saya Datang Dari Palestin, Saya Datang Dari Somalia. Pernah memenangi hadiah penulisan cerpen dari Kerajaan Negeri Selangor Darul Ehsan, PENTAS Perak dan Universiti Sains Malaysia, Pulau Pinang.

Rozi Kembara, lahir di Tasikmalaya 27 Juni 1990. Sedang menjalani studi di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta. Karya-karyanya dipublikasikan di Majalah Sastra Horison,H.U Pikiran Rakyat, Suara Pembaruan,Lampung Post, Jurnal Bogor, Harian Global, Radar Banten, Harian Merapi, Buletin Hysteria, , Buletin Absynthe,Jurnal Kreativa  dan di beberapa media cyber. Juga termaktub dalam beberapa bunga rampai puisi ; Wajah Deportan (2009), Teka-teki Tentang Tubuh dan Kematian (2010), Berjalan ke Utara (2010).Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan (2010 ). Bergiat di Komunitas Rawarawa ,Kubah Budaya. Dan Jema’at Malam Perjamuan Sastra

S.K. CintaZeni  alias  Sharifah Khadijah Aljoofri Sajak dan cerpen mula tersiar di akhbar Berita Harian dan Berita Minggu (Singapura) sejak tahun 1994.  Sekuntum sajak, "Satu Tolak Satu" juga dimuatkan dalam “Antologi Puisi Manik-Manik Hijau” (APMH), terbitan Kelab Coretan Remaja. Juga dicalonkan bagi Hadiah Sastera - Anugerah Persuratan Singapura (Penulis Muda) bagi cerpen dalam tahun 1999. Memenangi pertandingan peringkat nasional, Anugerah Pena Emas, bagi cerpen "Orang Asing Dalam Kelompok" dalam tahun 2005 2007 sehingga kini: pengasas dan penggerak Arus Baru Sastera Singapura (ARUSS).  Karya mula tersiar di luar negara - dalam Dewan Bahasa (Malaysia), Harian Metro (Malaysia), Antologi Puisi “Pejuang Bahasa” (Malaysia) dan Antologi PPN-3 (Nusantara) Pembentang bersama makalah " di Perhimpunan Penyair Nusantara ke-3 2009 di Kuala Lumpur Kini, bertugas sepenuh masa sebagai pengurus madrasah hujung-minggu untuk anak-anak muallaf Singapura di bawah naungan Darul Arqam Singapura (Pusat Muallaf Singapura)


Salman  Yoga S.,  lahir 5 Juli 1973 di dataran tinggi Gayo, Takengon, Aceh Tengah. Sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Mummadiyah Yogyakarta (UMY) ini juga pernah mampir di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta selama dua semester. Dalam satra dia  menulis puisi, cerpen, novel, dan esei. Karya-karya tulisnya terpublikasi di pelbagai surat kabar yang terbit di beberapa daerah Indonesia. Puisi-puisinya juga terhimpun dalam buku Sajak-sajak Rindu (puisi, 1985)  

Salmi Mesra merupakan nama penanya, nama sebenarnya adalah Dato Paduka Utama Diraja Dr. Ustaz Awang Haji Abdul Hamid Bin Haji Tamat. Dia dilahirkan pada 28 Agustus 1942. Pendidikannya beraliran Melayu, Arab, dan Inggris. Dia penerima ijazah kehormatan The Degree of Doktor of Philosophy (Ph.D) in  Malay Literature (Honoris Cause). Selain itu juga penerima anugerah Penulis Kreatif Sastra dalam Bahasa Melayu, serta Darjah Dato Paduka Utama Diraja Yang Amat Berhormat Darjah Pertama (DPUM) dari Philipine Islamic University oleh Hrh. Sultan Hj. Mohammad Ali Asghar Bin Sultan Sani. Dia banyak menghasilkan tulisan berupa penelitian, puisi, kajian, serta kritik sastra. Buku-bukunya yang sudah terbit anatara lain adalah Garis-garis Hitam, Sentuhan Jiwa, Perjalnan di Wajah Bayang, dan Ranjau Kehidupan. Kini dia aktif mengikuti pel bagai kegiatan sastra, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Sandi Firly  lahir 16 Oktober 1975 di Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Seusai studi di FISIP-Komunikasi Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Banjarmasin pada 1999, bekerja sebagai wartawan. Karya-karyanya dipublikasikan di Radar Banjarmasin, Banjarmasin Post, Jurnal Cerpen Borneo (Kalsel), Jurnal Kebudayaan Selarong (Bantul – Yogyakarta), Jurnal Cerpen Indonesia. Aktif bergiat di Rumah Cerita, Banjarbaru, Kalsel. Awal 2011 meluncurkan novel Rumah Debu.

                   
Satmoko Budi Santoso lahir di Wates, Kulon Progo, Yogyakarta, 7 Januari 1976. Menempuh sekolah di SDN 1 Wates, SMPN 3 Wates, dan SMAN 2 Bendungan, semuanya di Kabupaten Kulon Progo.  Ketika duduk di jenjang studi SMP dan SMA sudah aktif menulis artikel, cerpen, dan puisi yang dipublikasikan di media remaja seperti Gatotkaca, Putra Kita, Gema, dan Kuntum. Selepas SMA menyuntuki dunia sastra secara serius sambil studi di Jurusan Teater Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Selama mahasiswa pernah aktif sebagai redaktur pers mahasiswa TaFeril. Pernah aktif pula menjadi redaktur di Jurnal Cerpen Indonesia. Selama mahasiswa hingga kini, tulisan-tulisannya yang berupa cerpen, puisi, cerbung, dan esai sastra, pernah dimuat di berbagai media massa di seluruh Indonesia. Di antaranya: Kompas, Horison, Media Indonesia, Koran Tempo, The Jakarta Post, Jawa Pos, Lampung Post, Bali Post, Suara Merdeka, Nova, Kedaulatan Rakyat, Pikiran Rakyat, Padang Ekspres, Annida, Gong, dan sebagainya. Buku-bukunya yang sudah terbit: kumpulan cerpen Jangan Membunuh di Hari Sabtu (Jendela, 2003), Perempuan Bersampan Cadik (Grasindo, 2004), dan Bersampan ke Seberang (Hikayat, 2006). Selain itu adalah buku novel remaja Buku Harian yang Terlipat Cadar (Dear, 2004) dan Liem Hwa (Gita Nagari, 2005). Sebuah cerita bersambungnya yang pernah terbit di Tabloid Nova juga sudah dibukukan dengan judul Ciuman Terpanjang yang Ditunggu (Pinus, 2005). Sebiji cerpennya diterbitkan untuk seri sastra Menagerie 7 (2 bahasa Indonesia-Inggris) oleh Lontar Foundation Jakarta (2010). Buku pendidikannya yang terbit tahun 2010 adalah Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak? (Diva Press).
 
Shamsudin Othman lahir di Tangkak, Johor pada 31 Julai 1966. Mendapat pendidikan awal di daerah kelahiran sebelum melanjutkan pelajaran di ITM (1985 gagal menamatkan pengajian), Maktab Perguruan Lembah Pantai, Kuala Lumpur (1987-1989), Institut Bahasa, Kuala Lumpur (1994) dan Universiti Malaya (Kelas Pertama – 1998) sehingga memperoleh Ijazah Sarjana  (Kesusasteraan Melayu)  pada tahun 2000. Kini sedang menyiapkan ijazah doktor falsafah (PhD) dalam bidang kesusasteraan Melayu-Islam di Akademi Pengajian Melayu, Universiti Malaya. Pernah memenangi hampir 20 sayembara sastera antaranya; Hadiah Puisi Remaja DBP (1986), Hadiah Cerpen Hari Guru Wilayah Persekutuan (1987),  Hadiah Utama Puisi ESSO-GAPENA (1994, 1998 dan 2000), Hadiah Puisi Kedamaian Malaysia (1990), Hadiah Puisi Melaka 600 Tahun (1995), Hadiah Sastera Utusan- Exxon Mobil (2002, 2003, 2007), Hadiah Sastera Johor Darul Tak’zim (2000,  2002, 2005, 2007, dan 2009, Hadiah Ketiga Cerpen Formula Malaysia kategori IPT (2000), Hadiah Utama Puisi Negarawan Tun Abdul Razak (2003) Hadiah Sastera Perdana (2002/2003), Hadiah Utama Puisi Sastera Berunsur Islam ke-X1 (2003) dan  Hadiah Utama Sayembara Menulis Puisi Sempena Gema Merdeka Muzikal Tun Razak (2010). Pada tahun 2000 lukisan yang bertajuk ‘Bumi Bertuah 1’ telah meraih anugerah sagu hati Lukisan Pahang. Kumpulan puisinya yang telah diterbitkan bertajuk “Taman Percakapan” (DBP:2006), Tanah Nurani (2009) dan Telaga Insani (2011).

Shapiai Mohd Ramly adalah penyair yang tinggal di Malaysi. Banyak menulis puisi dan artikel dan tersebar di media cetak.

Shohifur Ridho Ilahi lahir di Penggir Sereng Pasongsongan, Sumenep,Madura, 02 Januari 1990. Menulis puisi dan cerpen dimulai sejak  bergabung dengan Sanggar Sastra dan Teater Kertas (SSTK) PP. Banyuanyar Pamekasan Madura, Serasehan Sastra Banyuanyar (SSB), SAMBA (Sastrawan Muda Banyuanyar) Pamekasan, dan FLP (Forum Lingkar Pena) Ranting Banyuanyar. Saat ini aktif di Teater ESKA Yogyakarta dan berproses bersama kawan-kawan di Masyarakat Bawah Pohon (sebuah komunitas yang bergerak di bidang Kebudayaan) Yogyakarta. Kini tercatat sebagai mahasiswa jurusan Teologi-Filsafat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 
Sihar Ramses Sakti Simatupang  lahir di Jakarta, 1 Oktober 1974. Pernah bergabung di Komunitas Gapus dan Teater Puska di Surabaya dan belakangan ikut mendirikan komunitas Rumpun Jerami. Menamatkan studi di Fakultas Sastra Universitas Airlangga. Puisinya termuat di antologi antara lain Upacara Menjadi Tanah (Gapus, 1996), Adakah Hujan Lewat Di Situ (Gapus, 1996), Keberangkatan (KSTD, 2002), Antologi Puisi Digital Cyberpuitika (YMS, 2002) dan Antologi Lampung Kenangan “Krakatau Award” (Dewan Kesenian Lampung, 2002), "Dian Sastro for President" (Terbitan ON/OFF Yogyakarta, 2002), Malam Bulan (Masyarakat Sastra Jakarta, 2002), Metafora Para Pendosa (2003), Padang Bunga Telanjang (Rumpun Jerami, 2004) dan Antologi Puisi Dewan Kesenian Jakarta. Salah satu cerpennya dibukukan bersama penulis lain pada antologi Tak Ada Pilihan Lain (Penerbit Sumbu, 1998), Batu Merayu Bulan (Damar Warga, 2003), Yang Dibalut Lumut (CWI, 2003).
Untuk kumpulan tunggalnya antara lain kumpulan sajak “Metafora Para Pendosa” (Rumpun Jerami, 2004), kumpulan cerpen “Narasi Seorang Pembunuh” (Dewata Publishing, 2004). Novelnya, Lorca – Memoar Penjahat tak Dikenal (Melibas, 2005) dan “Bulan Lebam di Tepian Toba” (Penerbit Kakilangit Kencana - Prenada Media Group (2009).
S.M. Zakir atau nama penuhnya Syed Mohd Zakir bin Syed Othman, dilahirkan pada 4 Februari 1969 di Kota Bharu, Kelantan. Mula menulis pada tahun 1990 dan sehingga sekarang telah menerima puluhan anugerah sastera kebangsaan termasuk Hadiah Sastera Perdana kategori Buku Kumpulan Cerpen 1994/95 (Merengkuh Langit) dan Anugerah Sastera Kelantan kategori Buku Kumpulan Cerpen (Sekuntum Kembang di Sayap Jibril). Beliau adalah penerima Anugerah Sasterawan Muda Mastera 2010 dari Majlis Sastera Asia Tenggara (MASTERA) di Jakarta, Indonesia. Antara anugerah sastera lain untuk cerpen, puisi dan esei ialah Hadiah Sastera Perdana Malaysia, Hadiah Sastera Kumpulan Utusan, Hadiah Sastera Utusan-ExxonMobil, Hadiah Sastera DBP-Mayban, Hadiah Sastera 100 tahun Kuala Lumpur DBP-DBKL, Hadiah Formula Malaysia, Anugerah Sastera Negeri Kelantan dan Anugerah Gaffim (kritikan filem). Sehingga kini telah menghasilkan lima buah kumpulan cerpen Merengkuh Langit (DBP. 1995), Sekuntum Kembang di Sayap Jibril (Penerbitan Pustaka Nusa. 2001), Menyirat Nirmala (DBP. 2004), Sekeping Ruh di Atas Bantal (Penerbitan Pustaka Nusa. 2005), Serigala dan Sekuntum Tulip (DBP, 2010) serta dua buah kumpulan sajak Memburu Malaikat (Penerbitan Pustaka Nusa. 2007) dan Sajak-sajak Petualang: Manusia Mimpi (Penerbitan Pustaka Nusa. 2009).
 
Shobir  Poer  lahir Cilacap Jawa Tengah, 22 Septmber 1967. SHOBIR POER(Drs. H.  Shobir Purwanto,MPd)-Lulusan IKIP Jakarta(UNJ),1992. Jur. Bahasa dan Sastra Indonesia. Lulus S2 di UHAMKA,2005.   Tulisan artikel dimuat di Republika, Harian Terbit,, Suara Karya, Sabili dll.  Karyanya terkumpul dalam antologi Trotoar (1996),  Batas  Diam  Matahari (1996),  Amsal Sebuah  Patung  (1997),   Resonansi Indonesia (2000), Jakarta Dalam Puisi Mukhtahir(2000),   Nyanyian Integrasi Bangsa (2001),     5,9 Skala Richter (2006),  Penyair  Kontemporer  Indonesia (2007),    KSI  Catatan  Perjalanan (2008),   Antologi Penyair Nusantara 3 (Malaysia, 2009),  Nusantara IV(Brunei,2010),  Mengalir Di OASE (SMPS,KSI,2010),    Mengalir di Oase 1,volume dvd (Dewan Kesenian Tangerang Selatan dan Sarang Matahari,2011). Kumpulan puisisnya Mata Hati (1992),   Kado  Puisi (1997),    Kota  yang Luka Negeri yang Perih(2000), Membuka Pintu Langit (2000). I  a sekarang sebagai Sekjen KSI Jkt,    Sekjen  Dewan Kesenian Tangsel, Pembina KSI Cabang Tangsel.  Pernah sebagai Ketua Teater Guru se- Jabodetabek binaan Pusat Bahasa Jakarta thn. 2001-2006.    Salah satu  Dewan  Pendiri  Komunitas  Sastra  Indonesia (KSI Pusat). Aktif di musikalisasi puisi  dan  penyutradaraan teater  dan  menulis  naskah  drama. 


Sulaiman Tripa lahir di Aceh, 2 April 1976. Hingga 2006, duduk dalam Komite Sastra Dewan Kesenian Banda Aceh. Buku puisinya, Pesta (2007), dan beberapa buku puisi bersama, seperti Putroe Phang (2002), Mahaduka Aceh (2005), Lagu Kelu (2005), Syair Tsunami (2006), Poet Tsunami (2005), Kutaradja (2009), Krueng Aceh (2010). Tahun 2006 diundang Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) membaca karya tentang bencana. Bersama Helmi Hass, D. Kemalawati, Harun al-Rasyid, Saiful Bahri, mendirikan Lapena (Institute for Culture and Society) Banda Aceh.
 
Suyadi San lahir di Medan 29 September 1970.  Dunia tulis-menulis digeluti sejak mengasuh majalah dinding sekolah, lalu mengirim tulisan berupa berita, reportase, cerita pendek, esai, dan sajak ke SKM Demi Masa, Harian Mimbar Umum, Analisa, Waspada, Bukit Barisan, Garuda, Medan Pos, Portibi, Andalas, Republika, Seputar Indonesia, SKM Taruna Baru, SKM Bintang Sport dan Film, SKM Swadesi, serta Majalah Sastra Horison dan Majalah Gong. Sejumlah karya puisi, cerpen, esai, dan naskah dramanya serta menjadi editor di dalam buku-buku antologi : Puisi Koran Sabtu Pagi (SSI, 1993), Bumi (SSI, 1994), Dalam Kecamuk Hujan (KSK, 1997), Jejak  (DKSU, 1998), Indonesia Berbisik (DKSU, 1999), Tengok (Arsas, 2000), Muara Tiga (Dialog Utara IX Medan, 2000), Sankalakiri (Dialog Utara X Thailand Selatan, 2003), Amuk Gelombang (Star Indonesia Production, 2005), Ragam Jejak Sunyi Tsunami (Balai Bahasa Medan, 2005), Jelajah : Kumpulan Puisi Ekologis (Valentino Group, 2006), Potret Sastrawan Sumatera Utara (Balai Bahasa Medan, 2006), Fungsi Tekstual dalam Wacana : Panduan menulis Rema dan  Tema karya Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D. (Balai Bahasa Medan, 2007), Medansastra (Dewan Kesenian Sumatera Utara, 2007), Urban Enam Penyair (Laboratorium Sastra, 2009), Tanah Pilih (Pemprov Jambi, 2008), Prosiding : Kumpulan Makalah Pertemuan Linguistik Utara ke-6 (Balai Bahasa Medan, 2009). Sedangkan buku tunggalnya adalah Sajak Burung Luka (kc, manuscrip, 1991), Yang Tersobek (kc, manuscrip, 1993), Kado Ulang Tahun 19 (kp, manuscrip, 1994), Telaah Drama : Konsep Teori dan Kajian (bt, GENERASI dan Mimbar Umum, 2004), Stilistika : Sebuah Pengenalan Awal (bt, GENERASI, 2005), Menguak Tabir Bahasa Jurnalistik (bt, Balai Bahasa Medan dan GENERASI, 2006), Kejurnalistikan : Mengenal Seluk Beluk Jurnalistik (bt, GENERASI, 2008).


Syahdaka Musyfiq Abadaka lahir di Sumenep 5 Juli 1994, asal Ganding. Pendidikan TK dan MI, diselesaikan di Yayasan Ar-Rawiyah Bilapora Timur Ganding Sumenep, sedangkan SLTP, di MTs 1 Annuqayah dan sekarang masih duduk di kelas XA MA Tahfidh Annuqayah. Tekun menulis puisi, cerpen dan esai. Paraih juara ke-3 Lomba Cipta Puisi se-Kabupaten Sumenep di PP. Agung Damar Telaga Pakamban Sumenep, dalam rangka Haflatul Imtihan, Juli 2010, juara favorit Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Give Spirit For Indonesia, Januari 2011, juarai ke-1 Lomba Cipta Puisi se-Kabupaten Sumenep & Pamekasan di PP. Agung Damar Telaga Pakamban Sumenep, dalam rangka Haflah Nishfi As-Sanah, Februari 2011. Sebagian karya-karyanya telah di muat diberbagai media lokal dan nasional seperti; Majalah Sastra Horison, Radar Madura, Buletin Sidogiri, Mimbar Pembangunan Agama, Infitah, Muara, Kuntum, Hijrah, Variez, Kejora, Kopi, SituSeni.com, penyairnusantaramadura.blogspot.com, dll. serta masuk dalam antologi Tinta Kehidupan (Tirta, 2010), TigaBiruSegi: Antologi Puisi Kasih, Tanah, Airi, Udara (2011) Safar, (RSB, 2011), Balairung Sajak Mata, (GSK, 2011), Risalah yang Membumi (2011) dan Dalam Estuari Sastra (2011). Nyantri di PP. Annuqayah Daerah Latee Rayon Darul Lughah Al-Arabiyah. Aktif dalam komunitas Rumah Sastra Bersama (RSB), PP. Annuqayah Latee. Dan saat ini ia mengasuh Komunitas Gubuk Sastra Kita (GSK) MA Tahfidh Annuqayah.

Syaifuddin Gani lahir di Kampung Salubulung, Mambi, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat, 13 September 1978 dari pasangan Abd. Gani Djalil dan Siti Maryam. Menamatkan SD tahun 1993 di Salubulung, SMP tahun 1994 di Mambi, dan SMA tahun  1997 di Polewali, Sulawesi Barat. Tahun 1997 masuk di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Haluoleo dan selesai tahun 2002. Belajar sastra dan teater sejak bergabung di Teater Sendiri Kendari tahun 1998. Bersama Teater Sendiri, telah melakukan pertunjukan teater antara lain di Raha, Uepai, Unaaha, Kendari, Banjarmasin, Surabaya, Solo, Yogyakarta, dan Jakarta. Mengikuti kegiatan Temu Sastra Kepulauan dan Kampung Budaya IV di Takalar, Makasar tahun 2004, Pesta Penyair Nusantara di Medan tahun 2007, dan Kongres Komunitas Sastra Indonesia (KSI) di Kudus tahun 2008. Puisinya diantologikan pada antologi bersama Sendiri, Sendiri 2, Malam Bulan Puisi, kumpulan sajak tunggal Perjalanan, antologi bersama Kendari, Ragam Jejak Sunyi Tsunami, Medan Puisi, 142 Penyair Menuju Bulan, Bunga Hati Buat Diah Hadaning, Tanah Pilih, Wajah Deportan, Pedas Lada Pasir Kuarsa, Rumpun Kita, dan Percakapan Lingua Franca. Sajak-sajaknya dimuat di Horison, Republika, Seputar Indonesia, Lampung Post, Majalah Gong, Sultra Pos, Pedoman RakyatFajar,  Jurnal Sundih, Radar Sulbar, Kendari Pos, Pikiran Rakyat, Jurnal Lembah Biru, Annida, Jurnal Puisi Sumbawa, Ruang Puisi Rumah Lebah, Situseni.com, Majalahimajio.com, dan Analisa. Bekerja di Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara. Bulan Agustus 2009, mengikuti Perogram Penulisan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) bidang Esai. Memiliki istri dan satu anak yang dicintai. Email: om_puding@yahoo.com dan HP 081341677013.


Syamsu Indra Usman  lahir di Lahat, Sumatera Selatan, tahun 1956. Dia menulis artikel, puisi, cerita pendek, dan cerita rakyat. Tulisan-tulisan itu pernah dimuat di beberapa media cetak terbitan daerah dan pusat. Puisi-puisinya terhimpun dalam antologi puisi bersama dan tunggal antara lain, Rendezvous, Kebangkitan Nusantara 1 dan II, Refleksi Setengah Abad Indonesia, Besurek, Songket I, Tembang Duka, Zikir Airmata dan lain-lain. Selain menulis puisi, dia juga menulis novel dan lirik lagu daerah. Sekarang lelaki yang yang digelari penyair gunung ini menetap di desa Lubuk Puding Kecamatan, Ulumusi, Kabupaten Empat Lawang. Selain aktif sebagai petani kopi Samsu Indra Usman juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Empat Lawang.

Syarif Hidayatullah lahir di Bogor, 2 Agustus 1988. Menulis cerpen dan puisi di berbagai media, a.l. Majalah Sastra Horison, Republika, Suara Pembaruan, Seputar Indonesia, Sinar Harapan, Surabaya Post, Lampung Post, Padang Ekspress, Jurnal Bogor, Radar Madura. Alumnus Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep Madura ini sedang merampungkan studinya di Universitas Muhammadiyah PROF. DR. HAMKA (UHAMKA) Jakarta, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain kerap kali meraih penghargaan untuk cerpen dan puisinya. Karya-karyanya yang lain termuat pula dalam berbagai antologi baik cerpen maupun puisi, a.l. Dian Sastro For President End Of Trilogy (On Off, 2005), O. De (Sanggar Sastra Al-Amien, 2005), Mengasah Alif (Sanggar Sastra Al-Amien, 2005), Perempuan Joget Hutan (Sanggar Sastra Al-Amien, 2006), Kumpulan Cerpen Terbaik Lomba Menulis Cerpen 2008 (INTI DKI Jakarta, 2008),  Antologi Puisi Berbahasa Daerah (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat, 2008), antologi puisi sampena temu penyair nusantara ke-3 Kuala Lumpur, Rumpun Kita  (PENA, 2009), Bukan Perempuan (Grafindo, 2010), Puisi Menolak Lupa (Obsesi, 2010), Berjalan ke Utara (ASAS, 2010), Orang Gila yang Marah pada Tuhannya (Sanggar Sastra Al-Amien, 2010), Si Murai dan Orang Gila (KPG, 2010), dan Empat Amanat Hujan (KPG, 2010). 


T. Wijaya (Taufik Wijaya) lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 25 Desember 1970. Saat ini bekerja untuk detikcom, selain berkesenian. Mendirikan dan mengelola majalah kebudayaan Musi Terus Mengalir. Beberapa naskah teater yang ia kerjakan Ikan Asin 50 Tahun di Dalam Kaos Kaki (Studio Oncor Jakarta, 1995), Muria, Sandal Theklek Puncat di Dada (PMKRI Jakarta, 1997), Sepak bola Betapa Indahnya (Apek Palembang, 2002), dan tim dialog gagasan bersama Djohan Hanafiah dan B. Trisman atas Prasasti 13 Abad Kebangkitan Sriwijaya karya Erwan Suryanegara 2008). Menulis esai dan liputan mendalam di sejumlah media massa, seperti pantau, detik.com, beritamusi.com, wisataloka.com, berita pagi, sriwijaya post, media indonesia. Menjadi narasumber dalam sejumlah diskusi, seperti  “Sarasehan Nasional Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa” yang diselenggarakan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional (2010). Puisi dan novelnya sudah dibukukan, Krisis di Kamar Mandi (kumpulan sajak, 1995), Dari Pesan Nyonya (kumpulan sajak, 1996), Juaro (novel, 2005), 1001 Tukang Becak Mengejarku (kumpulan sajak, 2006), Buntung (novel, 2007), Aku Dimarahi Istri (kumpulan sajak digital, 2009, www.sajakdigital.blogspot.com). Diundang dan membacakan puisi pada Mimbar Penyair Abad 21 (Dewan Kesenian Jakarta, 1995), Cakrawala Sastra Indonesia 2005 (DKJ, 2006), Kumpulan Puisi Penyair International (DKJ-DKSS, 2006, Antologi de Poeticas (kumpulan puisi penyair Portugal, Indonesia, dan Malaysia, 2009). Menerima anugerah Batanghari Sembilan 2010 dalam bidang sastra (DKSS).
           
Tarmizi lahir di rumbai, Riau. Selain menulis puisi, cerpen, esai dan kolom budaya, juga Redaktur Seni Budaya Haluan Kepri. Karya-karyanya telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi dan 1 antologi cerpen yang terbit di Riau, Kepulauan Riau, Medan, Pangkalpinang, Malaysia. Ia juga pendiri sekaligus pembina komunitas seni rumahitam, Batam.

Tjahjono Widarmanto Lahir di Ngawi, 18 April 1969. Meraih gelar sarjananya di IKIP Surabaya (sekarang UNESA) Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sedangkan studi Pascasarjananya di bidang Linguistik dan Kesusastraan diselesaikan pada tahun 2006 Menulis puisi, essai sastra, kebudayaan, sosial, dan pendidikan. Tulisan-tulisannya dipublikasikan di berbagai media massa penting, di dalam dan luar negeri, seperti: HORISON, KOMPAS, REPUBLIKA, Koran TEMPO, SUARA PEMBARUAN, JAWA POS, SURYA, SURABAYA POS, BERNAS, KEDAULATAN RAKYAT, PIKIRAN RAKYAT, SOLO POS, KIDUNG, NUSA TENGGARA POST, SUARA KARYA, SINAR HARAPAN, SUARA INDONESIA, BAHANA (Brunai Darussalam), Jurnal PERISA (Kuala Lumpur, Malaysia). Antologi puisi tunggalnya yang telah terbit : DI PUSAT PUSARAN ANGIN (KSRB,Surabaya 1997), KUBUR PENYAIR (Diva Press, Yogyakarta:2002), dan KITAB KELAHIRAN (DKJT Surabaya, 2003).

Sedangkan essai-essainya terkumpul dalam APA KABAR SASTRA? (DKJT,2002), TEGAK LURUS DENGAN LANGIT ;23 Naskah Terbaik LMKS 2002 (Jakarta 2002). Cerpennya juga terkumpul dalam  PURNAMA DI ATAS KAPUAS;20 Cerpen Terbaik LMCP 2002 (Jakarta,2002). RAJA MANTERA, PRESIDEN PENYAIR (2007)

Tjahjono Widijanto lahir di Ngawi, 18 April 1969. Menulis puisi, esai, dan sesekali cerpen di berbagai media nasional. Buku puisi tunggalnya : Ekstase Jemari (1995) dan Dunia Tanpa Alamat (DKJT, 2003). Tulisan-tulisannya juga termuat dalam:, Dari Zaman Citra ke Metafiksi, Bunga Rampai Telaah Sastra DKJ (Kepustakaan Populer Gramedian dan Dewan Kesenian Jakarta, 2010), Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia (Grasindo, 2000), Puisi Tak Pernah Pergi (Kompas, 2003), Birahi Hujan (Logung Pustaka, 2004,), Raja Mantra Presiden Penyair (2007), , Compassion & Solidarity A Bilingual Anthology of Indonesian Writing (UWRF 2009), dll.. Buku kumpulan eseainya yang baru terbit Dari Zaman Kapujanggan Hingga Kapitalisme: Segugusan Esai dan Telaah Sastra (2011) Diundang dalam berbagai acara sastra di Indonesia.

Toton Dai Permana lahir di Manna (Bengkulu Selatan), 14 Desember 1962. Menulis puisi, esei, cerpen, naskah drama dan skenario. Beberapa naskah dramanya dipublikasikan melalui TVRI. Novel pertamanya  Angin terbit tahun 2009. Palembang dan Jakarta. Pernah memimpin Teater 707. Kini sebagai PNS Pemprov Sumatera Selatan.

Viddy AD Daery atau Drs.Anuf Chafiddi, lahir di Lamongan,Jawa Timur, 28 Desember 1961, menulis puisi, cerpen, novel, artikel/kolom dan naskah drama serta naskah sinetron. Dia banyak menulis naskah untuk sinetron antara lain, ACI : Sepatu Baru, ACI : Hengki,Hengki. ( TVRI Pusat Jakarta, 1984), ) serta ratusan sinetron di TPI ( sebagai produser, penulis naskah dan sesekali sutradara). Sedangkan puisi-puisi Viddy AD Daery masuk dalam beberapa antologi,antara lain, Puisi Untuk Seorang Guru, Jakarta : Majalah Hai,1978, Pura Jagatnata, Jakarta : Majalah Puteri Indonesia, 1981. , Kumpulan Puisi Bonus Majalah Hai, Jakarta : Majalah Hai,1981,  Nyanyian Hutan Bakau,Jakarta: Pustaka Sastra,1994, Kebangkitan Nusantara II, Batu : Kreatif, 1995, dan lain-lain. Kumpulan Puisi tunggalnya South Bank & Air Mata (1996.)

Wahyu Din Talo lahir di Tangerang 28 Maret 1986. Lulus S-1 FKIP Diksatrasia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten. Mendirikan Belistra (Bengkel Menulis dan Sastra Untirta) tahun 2007. Kini sebagai ketua Kubah Budaya, Serang Banten. Menulis puisi, cerpen dan esai budaya. Tulisannya dimuat di Radar Banten, Kabar Banten, Jurnal Jendela, Tabloid Kaibon, Jurnal Litera, majalah sastra Horison. Esainya pernah masuk dalam 25 esai terbaik Lomba Menulis Esai Semiotika oleh Kabut Institut , Solo. Puisinya dibukukan dalam antologi bersama Hingga Gerimis Usai (Untirta Press, 2008) dan  antologi Candu Rindu (Kubah Budaya, 2009). Menjadi delegasi Temu sastra Mitra Praja Utama mewakili Banten di Bandar Lampung (2010). Sebagai salah satu pemakalah pada acara Sastra Postkolonial (Fokus Sastra ASAS UPI Bandung, 2010). Pembedah buku kumpulan cerpen Kunang-Kunang dalam Pelukkan (Rumah Dunia, Banten, 2010). Pemakalah pada acara bedah buku puisi Konde Penyair Hann (2010) dengan tema: “Merajut Kata Menuai Makna” bersama Hanna Fransisca dan Godi Suwarna di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten (2011

Wan A. Rafar lahir pada 3 Februari 1947, di Pasir Mas Kelantan, Malaysia.Sajak-sajaknya pernah diterbitkan dalam Dewan Sastera, Berita Minggu, Dewan Masyarakat dan Jurnal Malay Literature. Sajak Bahasa Kerbau dan Wuquf pernah memenangi Hadiah Sastera Malaysia 1971 dan 1982. Beberapa buah puisinya telah diterjemahkan ke bahasa Inggeris diterbitkan dalam The Puppeteer's Wayang dan Burnished Gold, keduanya diedit oleh Muhammad Haji Salleh.Wan A. Rafar mendapat didikan di Institut Bahasa dan Universiti Malaya, Kuala Lumpur. Dia juga menulis esai dan kritikan.


Wijang Wharèk AM adalah nama lain dari Wijang J. Riyanto, lahir di Demak, 5 September 1964. Menyelesaikan studinya di Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Filsafat UNS, Solo (1992). Menggeluti dunia kemenulisan sejak paruh akhir dekade 1980-an. Beberapa karyanya, pernah dimuat di berbagai media massa, seperti: Kompas Jateng, Republika, Swadesi (Jakarta), Wawasan, Suara Merdeka (Semarang), Bernas, Minggu Pagi  (Yogya), Semarak (Bengkulu), Haluan (Padang), Taruna Baru (Medan), dan Riau Pos (Pekanbaru). Sedangkan puisi-puisinya terhimpun ke dalam beberapa antologi bersama, antara lain, Panorama Dunia Keranda (Solo, 1991), Temu Penyair Jawa Tengah (Semarang, 1993), Revitalisasi Sastra Pedalaman (1993), Pusaran Waktu (Jambi, 1995), Tabur Bunga Penyair Indonesia (Blitar, 1995), Refleksi Setengah Abad Indonesia Merdeka (Solo, 1995), Dari Bumi Lada (Lampung, 1996), Mimbar Penyair Abad 21 (Jakarta, 1996), 18 Penyair Jawa Tengah (Solo, 2005), Tanah Pilih (Bunga Rampai Puisi Temu Sastrawan Indonesia I, Jambi, 2008), Kenduri Puisi (Ombak, 2008), Mengucap Sungai (Temu Budaya Nasional, Riau, 2010), Percakapan Lingua Franca (Temu Sastrawan Indonesia 3, Tanjung Pinang, 2010), dan Rekonstruksi Jejak (TBJT, 2011). Pernah diundang oleh DKJ (Dewan Kesenian Jakarta) dalam acara ”Mengenang Kriapur dan Ibrahim Sattah” (1988) dan ”Mimbar Penyair Abad 21” (1996), serta ”Perkampungan Penulis Melayu Serumpun” (Daik Lingga, Kepri, 1999).

Yopi Setia Umbara, lahir di Bandung, 30 Maret 1984. Pegiat Arena Studi Apresiasi Sastra (ASAS) Bandung. Beberapa karyanya dimuat dalam buku antologi puisi bersama Herbarium (2007), 142 Penyair Menuju Bulan (2007), Nyanyian Para Kelana (2007), Puisi-puisi Kontemporer Indonesia Berbahasa Cina (2008), Tanah Pilih, Bunga Rampai Temu Sastrawan Indonesia I, Jambi (2008), Tangga Menuju Langit, Kumpulan Puisi Sastrawan Mitra Praja Utama (2008), Di Atas Viaduct: Bandung Dalam Puisi Indonesia (2009), Pasir Lada Pasir Kuarsa, Antologi Temu Sastrawan Indonesia II, Pangkalpinang (2009), Rumpun Kita, Antologi Puisi Khas Sempena Pertemuan Penyair Ke-3, Kuala Lumpur (2009), Percakapan Lingua Franca, Antologi Temu Sastrawan Indonesia III (2010). Sajak dan esainya pernah dimuat di Kompas Jabar, Horison, Pikiran Rakyat, Republika, Suara Pembaruan, Media Indonesia, Seputar Indonesia, Lampung Pos, Radar Bandung, Radar Banten, Bangka Pos, Jurnal Sundih Denpasar, Jurnal Nasional, Majalah eSastera.net (Malaysia).

Yoyong Amilin,Kelahiran sekian tahun yang lalu di Desa Rantau sialang yang yang terletak di Kabupaten Musi Banyuasin,Palembang. Sekarang menetap bekerja di sebuah Perusahaan swasta di Jakarta. Karyanya termuat dalam antologi puisi dan kisah inspiratif menggenggam cahaya (Eska Publising 2008), terbit di majalah Girliezone, kompas.com, rumah dunia, dan antologi puisi penghujung tahun, antologi G30S. Buku Puisi tunggalnya berjudul Ornamen Kesunyian (Bisnis 2030) dan Mata Yola (Hasfa Arias). Yoyong dapat di sapa melalui: aryyamilin@gmail.com
 
Yusri Fajar lahir di Banyuwangi tahun 1977. Kini Menetap di Malang Jawa Timur dan menjadi pengajar tetap di Jurusan Bahasa dan Sastra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang. Tahun 2007 ia mengikuti short course di Universitas Leeds Inggris dan pada tahun 2008 hingga 2010 menyelesaikan studi di bidang kajian sastra dan budaya di Universitas Bayreuth Bayern Jerman dengan sponsor Dinas Pertukaran Akademis Jerman (DAAD). Pada tahun 2011 menyelesaikan online course yang diadakan oleh Univesity of Uoregon USA. Akhir september 2009 menjelajah kota Salzburg Austria, tempat kelahiran komponis klasik Johan Wolfgang Mozart. Pada 5-9 Agustus 2009 mengunjungi Praha Republik Ceko untuk menapak tilasi jejak sastrawan Franz Kafka dan pada 25-29 Agustus 2009 mengikuti Reading Ulysses di James Joyce Foundation Zurich Swiss. Puisinya terhimpun dalam Antologi Puisi “Pesta Penyair Jawa Timur” (penerbit Dewan Kesenian Jawa Timur 2010), “Tanah Pilih” (Temu Sastra Nasional Jambi 2008), “Kenduri Puisi” (2008, Penerbit Ombak Yogyakarta), “128 Penyair Menuju Bulan” (Antologi Penyair Nusantara 2007), “Pasar Yang Terjadi pada Malam” Hari (Antologi Penyair Muda Jawa Timur 2008), “Kabut di Rumah Kita” (2004, Komunitas Kesenian Iqra Jember). Tahun 1998 puisinya menjadi runner-up lomba puisi yang diadakan oleh Koran Suara Indonesia, dan memenangi lomba penulisan puisi yang diadakan Radio Prosalina FM Jember. Sementara Tahun 2001 Puisinya menjuarai lomba cipta puisi yang diadakan oleh Forkom Kader Bangsa Jawa Timur dan Dewan Kesenian Malang. Cerpennya “Dua Lelaki Yang Meninggalkan Memori Nyeri” dimuat dalam Antologi Cerpen Pledooi (Penerbit Mozaik 2009). Cerpennya yang lain “Perempuan yang Bercengkrama dengan Anjing” masuk dalam antologi cerpen Festival Trowulan Majapahit (2010). Cerpen berjudul “Pinangan Untuk Mawar” dan “Rumah di Tepi Lumpur” disiarkan di koran Surya. Beberapa Cerpen yang pernah diterbitkan Malang Post adalah “Amplop” dan “PHK”.

Zulhamdani
AS lahir di kota kecil, kota perjuangan Sanga-sanga, 13 Mei 1958. Belajar teater dan film di ASDRAFI (Akademi Seni Drama dan Film Indonesia) di Jogjakarta. Lulus dari ASDRAFI pada tahun 1982. Dan pernah mengajar pelatihan pantomime di ASDRAFI selama 2 tahun. Pada tahun 1980-1986 berkeliling di beberapa daerah di tanah air termasuk Kaltim untuk pentas teater, pantomime, dan memberikan WORKSHOP TEATER. Sebagai seorang sastrawan dan seniman senior Kaltim, karya-karyanya berupa cerpen, puisi, karya tulis, dan lain-lain, sudah banyak dimuat di media lokal, nasional, internet. Diantaranya yang sudah di bukukan berjudul “Bingkisan Petir, Balikpapan Kota Tercinta, Balikpapan Dalam Sastra Indonesia, Oase (kumpulan puisi penyair nasional), dan kumpulan puisi penyair Asia Tenggara. Sudah menulis 100 puisi lebih. Tidak kalah pentingnya dia juga seorang penulis senior scenario TV yang sudah ditulisnya sebanyak 73 judul, antara lain: Anak Sepanjang Sungai (50 episode), Hantu Banyu (20 episode), Mandau (FTV), dan lain-lain.