sastra-bojonegoro.blogspot.com | ||||||||
Gus Ris Fondation Louncing Tiga Buku Jilid 2
|
Sabtu, 20 Oktober 2012 12:13:37 WIB
Reporter : Tulus Adarrma
Reporter : Tulus Adarrma
Bojonegoro (beritajatim.com) -
Tiga buku baru terbitan Gus Ris Fondation, yang ditulis oleh para
sastrawan dan penulis asli Bojonegoro dilauncing hari ini. Peluncuran
buku dilakukan di Hotel Pazia Bojonegoro, dengan tema 'Bojonegoro
Merayakan Gagasan'.
Mereka para penulis, adalah Nanang Fahrudin, yang menulis bukunya dengan judul "Buku yang Membaca Buku". Dalam tulisanya didalam buku setebal 93 lembar itu adalah upaya penulis agar para pembaca lebih bisa mengakrabkan diri dengan dunia buku dan tulis menulis.
Seperti yang tertulis dalam isi buku itu, lebih dari pengalaman penulis pribadi, bagaimana ia dengan caranya sendiri mengakrabkan diri dengan buku yang dibacanya serta pengalaman-pengalamannya mendapatkan buku bermutu.
"Buku saya yang paling tipis dan bahasanya Indonesia, ini beda dengan yang lain yang 2 karya lain menggunakan bahasa Jawa. Tapi ini semua sama karena intinya ingin menyampaikan pesan," ujar Nanang Fahrudin, Sabtu (20/10/2012).
Proses pencarian saat mencari buku, dan pada akhirnya dibeli itu juga disebutkan dalam buku tulisannya."Buku kecil saya ini sebenarnya saya persembahkan untuk buku-buku yang sudah saya baca," katanya.
Buku kedua, yang ditulis oleh Wartawan Senior, Kang Zen Samin, dengan judulnya Untu Emas. Kang Zen melalui Untu Emasnya itu berharap tetap para generasi muda tetap melestarikan budaya Jawa. "Budaya Jawa itu Adiluhung, kebak tuntunan dari anak Kecil hingga Dewasa," ujar Kang Zen.
Dan buku ketiga, dengan judul Wayang Urip, yang ditulis oleh Yonathan Rahardjo. Dalam bukunya itu, ditulis dengan cara Jawa Kontemporer. Penulis, pria yang juga sebagai seorang manteri hewan itu, memberikan pengertian bahwa setiap diri manusia merupakan tokoh pewayangan. "Karakter satu orang itu mewakili satu wayang," jelasnya.
Seakan hari ini para penulis sedang merayakan gagasan. Sebelumnya, Gus Ris, juga sudah melauncing 3 buku, yakni, Catatan Sastra dan Cerita Kecil Tentangnya, yang ditulis oleh Anas Abdul Ghofur, Gara-gara ka Giri-giri, ditulis oleh sastrawan Jawa, Djayus Pete, dan Cerita dari Mojodelik yang ditulis Muhammad Rokib.
Gur Ris Fondation, berharap dengan peluncuran buku pada jilid kedua yang bertema"Bojonegoro Merayakan Gagasan" itu bermaksud untuk mengangkat para penulis, khususnya di kabupaten Bojonegoro. "Pekarya akan ditempatkan sejajar dengan para pengambil kebijakan di Daerah masing-masing," kata Agus Susanto Rismanto, Owner GusRisFondation. [uuk/ted]
Mereka para penulis, adalah Nanang Fahrudin, yang menulis bukunya dengan judul "Buku yang Membaca Buku". Dalam tulisanya didalam buku setebal 93 lembar itu adalah upaya penulis agar para pembaca lebih bisa mengakrabkan diri dengan dunia buku dan tulis menulis.
Seperti yang tertulis dalam isi buku itu, lebih dari pengalaman penulis pribadi, bagaimana ia dengan caranya sendiri mengakrabkan diri dengan buku yang dibacanya serta pengalaman-pengalamannya mendapatkan buku bermutu.
"Buku saya yang paling tipis dan bahasanya Indonesia, ini beda dengan yang lain yang 2 karya lain menggunakan bahasa Jawa. Tapi ini semua sama karena intinya ingin menyampaikan pesan," ujar Nanang Fahrudin, Sabtu (20/10/2012).
Proses pencarian saat mencari buku, dan pada akhirnya dibeli itu juga disebutkan dalam buku tulisannya."Buku kecil saya ini sebenarnya saya persembahkan untuk buku-buku yang sudah saya baca," katanya.
Buku kedua, yang ditulis oleh Wartawan Senior, Kang Zen Samin, dengan judulnya Untu Emas. Kang Zen melalui Untu Emasnya itu berharap tetap para generasi muda tetap melestarikan budaya Jawa. "Budaya Jawa itu Adiluhung, kebak tuntunan dari anak Kecil hingga Dewasa," ujar Kang Zen.
Dan buku ketiga, dengan judul Wayang Urip, yang ditulis oleh Yonathan Rahardjo. Dalam bukunya itu, ditulis dengan cara Jawa Kontemporer. Penulis, pria yang juga sebagai seorang manteri hewan itu, memberikan pengertian bahwa setiap diri manusia merupakan tokoh pewayangan. "Karakter satu orang itu mewakili satu wayang," jelasnya.
Seakan hari ini para penulis sedang merayakan gagasan. Sebelumnya, Gus Ris, juga sudah melauncing 3 buku, yakni, Catatan Sastra dan Cerita Kecil Tentangnya, yang ditulis oleh Anas Abdul Ghofur, Gara-gara ka Giri-giri, ditulis oleh sastrawan Jawa, Djayus Pete, dan Cerita dari Mojodelik yang ditulis Muhammad Rokib.
Gur Ris Fondation, berharap dengan peluncuran buku pada jilid kedua yang bertema"Bojonegoro Merayakan Gagasan" itu bermaksud untuk mengangkat para penulis, khususnya di kabupaten Bojonegoro. "Pekarya akan ditempatkan sejajar dengan para pengambil kebijakan di Daerah masing-masing," kata Agus Susanto Rismanto, Owner GusRisFondation. [uuk/ted]