Add |
Ombak Wengi
BERMULA dari sebuah sentilan, lalu jadilah
sebuah bunga rampai puisi. Demikianlah Yusuf Susilo Hartono (YSH), yang
dikenal luar sebagai salah satu wartawan senior seni rupa itu
melatarbelakangi buku kumpulan puisi jawa, atau geguritan berjudul Ombak Wengi.Antalogi 99 Puisi Jawa (Geguritan) Kontemporer Pilihan 1981-2011.
Syahdan, dia bercerita, pada tahun 90-an ketika mengikuti Kongres
Bahasa Indonesia, Profesor Suripan Sadi Hutomo -yang dikenal sebagai HB
Jassin Sastra Jawa- mengatakan kepada dirinya, jika dia telah menjadi
pengkhianat Sastra Jawa karena telah menyeberang ke Sastra Indonesia,
dan mulai emoh menulis Sastra Jawa lagi, "Hanya gara-gara saya harus
menyambung nasib bekerja ke Jakarta, dan meninggalkan Bojonegoro sebagai
akar Sastra Jawa saya," katanya.
Berangkat dari sentilan itu, YSH yang tidak hanya menulis puisi,
tapi juga melukis sketsa, juga melakukan reportase di sejumlah media
tentunya dan menjalankan sejumlah organinasi kesenian, akhirnya terus
mengasah jiwa sastra Jawanya. "Tidak semua jadi gurit, tapi apapun itu,
harus menjadi penanda dalam hidup saya," imbuh dia.
Maka, langkah selanjutnya, setelah mengkurasi sejumlah geguritannya
yang membentang dari tahun 1981 hingga 2011, maka lahirlah buku ini.
Sejauh mana geguritan YSH memaknai kehidupan metropiltan seperti
Jakarta? Sangat berwarna. Atau dalam bahasa Titah Rahayu dari Kalawarti
Jaya Baya, menuliskan,"Guritan-guritane YSH ngelengake aku marang lukisan-lukisan sketsane. Spontan, jujur, lugas, open, serta trengginas nangkep moment. Prasaja neng nyeni."
Seberapa spontan, jujur, terbuka, lugas, bersahaja dan mengandung
nilai seni dari 99 kumpulan puisi Jawa ini? Tentu sangat gegabah jika
langsung mengamini pendapat di atas. Meski yang pasti, menyimak puisi
Jawa bukan pekerjaan mudah, menimbang nilai rasanya -jika menilik acuan
geografis, Sastra Jawa diasup masyarakat Jawa Tengah dan Timur yang
sangat mempunyai perbedaan lebar dalam hal nilai rasa bahasa Jawa.
Tapi apapun itu, buku Ombak Wengi ini telah malih menjadi
semacam kazanah kehidupan Indonesia dari kaca mata seorang penyair,
pelukis, pewarta, dan organisator yang baik. Sebab di dalamnya berbagai
sajak, atau guritnya bernarasi tentang berbagai hal. Dari ihwal
hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhannya, manusia
dengan negaranya, hingga manusia dengan dirinya sendiri.
Teristimewa untuk ihwal manusia dengan Tuhannya, terlihat jelas pada
gurit "Adan", "Angon", "Jejapa", "Kere", "Ombak Wengi", "Rembulan Ing
Pucuk Esuk", "Kembang Jatirogo", "Ngilo", dan masih banyak gurit
lainnya. Dari sini sangat bisa dibaca jika aku orang pertama adalah
sosok yang religius. Karena hampir semua perkara senantiasa YSH
membawa-bawa Gusti Allah dalam guritnya.
Meski dalam beberapa hal, YSH langsung memilih posisi bersemuka
dengan pembuat kebijakan negeri ini. Seperti terlihat di gurit berjudul
"Jula-Juli Monas", "Jare Demokrasi", "Gendera Mung Bisa Dedonga",
"Indonesia Sia-Sia", "Ndonyane Iklan" dan beberapa lainnya. Atau
simaklah sebentar pada gurit berjudul "Bangsa Apa Iki"? YSH pada bait
terakhirnya itu, dia menuliskan: //Bangsa apa awake dhewe iki/
Maling pada ngganggi dasi lan lenga wangi luar neger/Angka-angka ing
layar komputer departemen/ munyer seser jungkir walik kaya dene
akrobat/ Dadi angka-angka sekongkol miliaran lan triliunan/ banjur
wong0wing padha wijik sikil lan tangan/ Mbuwang saben awu iblis lan
setan/ Banjur sajadah digelar. Allahu AKbar/ Gusti Allah Nyuwun
Ngapura!//.
Demikianlah YSH yang pada tahun 84-an bersama Arswendo Atmowiloto
dan George Quin (Ahli Sastra Jawa dari Australia) pernah "menghidupkan"
Sastra Jawa via bendera Sanggar Sastra "Pamarsudi Sastra Jawi
Bojonegoro (PSJB)" mengguritkan perasaannya. Menyaksikan Indonesia,
juga kehidupan dan Tuhan dari kaca mata kesenian dan kewartawanannya.
Tercatat sampai saat ini, setelah bekerja di berbagai media cetak, YSH
sekarang menjabat sebagai Pemred majalah Visual Art.
=========================
Judul buku : Ombak Wengi.Antalogi 99 Puisi Jawa (Geguritan) Kontemporer Pilihan 1981-2011.
Penulis : Yusuf Susilo Hartono.
Penerbit: Elmatera.
Cetakan: I, Oktober 2011
Tebal buku : VII - 114 halaman.
(Benny Benke/CN15)
Judul buku : Ombak Wengi.Antalogi 99 Puisi Jawa (Geguritan) Kontemporer Pilihan 1981-2011.
Penulis : Yusuf Susilo Hartono.
Penerbit: Elmatera.
Cetakan: I, Oktober 2011
Tebal buku : VII - 114 halaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar