sastra-bojonegoro.blogspot.com
Siswa kelas IX SMP 1 Baureno menerbitkan buku antologi cerkak dalam Bahasa Jawa berjudul Lung. Antologi ini terdiri dari 22 judul yang masing-masing disusun oleh 1 sampai 5 siswa.
Adapun proses penyusunannya dibantu oleh guru mata pelajaran Bahasa Jawa, Emi Sudarwati dan pegiat sastra di Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro (PSJB). Sebagai editor sekaligus penyelaras bahasa adalah Ketua PSJB, JFX Hoery dan Hary Nugroho.
Hoery berharap dengan terbitnya antologi ini menjadi wadah bagi penulis muda untuk berkarya. Sehingga kaderisasi penulis Sastra Jawa di Bojonegoro dapat berjalan. Ia juga mengatakan bahwa dengan terbitnya antologi tersebut menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi dunia sastra di Bojonegoro, khususnya Sastra Jawa.
“Mudah-mudahan bisa lanjut dengan proyek-proyek selanjutnya dan mendapat tempat di hati para pembacanya,” tutur peraih dua penghargaan rancage tersebut.
Bagi kakek lima cucu ini, menjaga kelestarian Sastra Jawa adalah tugas bersama. Menurutnya jangan sampai anak cucu kita tidak mengenal budayanya sendiri.
“Kalo punya anak nanti jangan sampai menjadi anak yang tidak 'njowo',” terang Hoery ketika dijumpai di kediamannya. Di samping itu, ia bersama anak-anak SMP 1 Baureno juga sedang proses menggarap proyek selanjutnya, yaitu antologi drama. [rul/yud]
Siswa kelas IX SMP 1 Baureno menerbitkan buku antologi cerkak dalam Bahasa Jawa berjudul Lung. Antologi ini terdiri dari 22 judul yang masing-masing disusun oleh 1 sampai 5 siswa.
Adapun proses penyusunannya dibantu oleh guru mata pelajaran Bahasa Jawa, Emi Sudarwati dan pegiat sastra di Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro (PSJB). Sebagai editor sekaligus penyelaras bahasa adalah Ketua PSJB, JFX Hoery dan Hary Nugroho.
Hoery berharap dengan terbitnya antologi ini menjadi wadah bagi penulis muda untuk berkarya. Sehingga kaderisasi penulis Sastra Jawa di Bojonegoro dapat berjalan. Ia juga mengatakan bahwa dengan terbitnya antologi tersebut menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi dunia sastra di Bojonegoro, khususnya Sastra Jawa.
“Mudah-mudahan bisa lanjut dengan proyek-proyek selanjutnya dan mendapat tempat di hati para pembacanya,” tutur peraih dua penghargaan rancage tersebut.
Bagi kakek lima cucu ini, menjaga kelestarian Sastra Jawa adalah tugas bersama. Menurutnya jangan sampai anak cucu kita tidak mengenal budayanya sendiri.
“Kalo punya anak nanti jangan sampai menjadi anak yang tidak 'njowo',” terang Hoery ketika dijumpai di kediamannya. Di samping itu, ia bersama anak-anak SMP 1 Baureno juga sedang proses menggarap proyek selanjutnya, yaitu antologi drama. [rul/yud]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar