sastra-bojonegoro.blogspot.com
Selasa, 15 April 2014
sastra-bojonegoro.blogspot.com
Situs Manusia Purba Ditemukan di Margomulyo
Selasa, 15 April 2014
Kontributor: Nasruli Chusna
blokBojonegoro.com - Di ujung barat Bojonegoro, kemudian mengarah sedikit ke selatan, telah ditemukan situs manusia purba luar biasa. Situs tersebut terdapat di Dusun Matar, Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo.
Sejak tahun 2012 pakar arkeolog dari Badan Penelitian Nasional, Prof Truman Simanjutak, sudah melakukan penggalian dibantu oleh tim dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMPS) yang beralamat di Sragen Jawa Tengah. Untuk selanjutnya para peneliti menyebutnya dengan Situs Matar.
Menurut Truman, situs yang masih ‘perawan’ tersebut sudah dicium oleh peneliti asal Belanda, Von Koenigswald, sejak tahun 1995. Dimana sebelumnya Koenigswald sedang melakukan penggalian di situs Ngandong. Koenigswald sengaja memanggil Turman ke Belanda dengan tujuan memintanya sesegera mungkin melaksanakan penelitian di Matar.
“Kondisi geografis Bojonegoro yang dilewati Bengawan Solo, menjadikannya sangat berpotensi munculnya penemuan-penemuan penting. Terutama di bidang arkeolog,” jelas Turman.
Keberadaan Situs Ngandong dan Matar sendiri terbelah oleh Sungai Bengawan Solo, sehingga letak keduanya saling berseberangan. Bagi Truman, untuk sampai ke sana tidaklah mudah. Harus melewati jalur memutar, kemudian menyebrangi Bengawan Solo dari Kabupaten Blora. Selanjutnya medan yang harus ditempuh masih berupa batu dan lumpur.
“Ini aset sangat berharga dari Bojonegoro. Harus dijaga dan dilestarikan, tentu saja sarana untuk sampai ke sana juga harus diperbaiki,” sapa dosen arkeolog Universitas Indonesia tersebut kepada Kabid Pelestarian dan Pengembangan Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Suyanto.
Pada kesempatan sosialisasi Situs Matar di Disbudpar Bojonegoro, Selasa (15/4/2014), turut hadir ketua BPSMPS, Sukron Hadi. Sukron menyampaikan presentasi sekilas tentang Situs Sangiran, yang kini telah dilengkapi dengan beberapa fasilitas. Diantaranya museum, mess peneliti dan ruang seminar dengan berbagai kapasitas. Ia mengaku sangat berhasrat menjadikan situs matar seperti sangiran.
“Buat adik-adik dan ibu guru yang mau belajar lebih jauh nanti bisa datang ke Sangiran,” ujarnya.
Acara yang digelar di Balai Disbudpar tersebut dihadiri oleh ratusan peserta. Hal ini di luar target panitia penyelenggara, yang hanya menargetkan 50 orang. Peserta merupakan utusan dari pelajar SMP, dan sedikit siswa SMA. Selain itu para pemerhati budaya seperti pengumpul fosil dari Kalitidu, Hary Nugroho, sangat antusias menyimak materi dari narasumber.
Sementara itu seorang penanya bernama Satria dari SMA 1 Dander menyayangkan waktu penyelenggaraan yang bersamaan dengan Ujian Nasional. “Acara seperti ini sangat penting, kalo diselenggarakan di pendopo pasti lebih ramai. Kan sayang sekali,” timpalnya. [rul/yud]
blokBojonegoro.com - Di ujung barat Bojonegoro, kemudian mengarah sedikit ke selatan, telah ditemukan situs manusia purba luar biasa. Situs tersebut terdapat di Dusun Matar, Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo.
Sejak tahun 2012 pakar arkeolog dari Badan Penelitian Nasional, Prof Truman Simanjutak, sudah melakukan penggalian dibantu oleh tim dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMPS) yang beralamat di Sragen Jawa Tengah. Untuk selanjutnya para peneliti menyebutnya dengan Situs Matar.
Menurut Truman, situs yang masih ‘perawan’ tersebut sudah dicium oleh peneliti asal Belanda, Von Koenigswald, sejak tahun 1995. Dimana sebelumnya Koenigswald sedang melakukan penggalian di situs Ngandong. Koenigswald sengaja memanggil Turman ke Belanda dengan tujuan memintanya sesegera mungkin melaksanakan penelitian di Matar.
“Kondisi geografis Bojonegoro yang dilewati Bengawan Solo, menjadikannya sangat berpotensi munculnya penemuan-penemuan penting. Terutama di bidang arkeolog,” jelas Turman.
Keberadaan Situs Ngandong dan Matar sendiri terbelah oleh Sungai Bengawan Solo, sehingga letak keduanya saling berseberangan. Bagi Truman, untuk sampai ke sana tidaklah mudah. Harus melewati jalur memutar, kemudian menyebrangi Bengawan Solo dari Kabupaten Blora. Selanjutnya medan yang harus ditempuh masih berupa batu dan lumpur.
“Ini aset sangat berharga dari Bojonegoro. Harus dijaga dan dilestarikan, tentu saja sarana untuk sampai ke sana juga harus diperbaiki,” sapa dosen arkeolog Universitas Indonesia tersebut kepada Kabid Pelestarian dan Pengembangan Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Suyanto.
Pada kesempatan sosialisasi Situs Matar di Disbudpar Bojonegoro, Selasa (15/4/2014), turut hadir ketua BPSMPS, Sukron Hadi. Sukron menyampaikan presentasi sekilas tentang Situs Sangiran, yang kini telah dilengkapi dengan beberapa fasilitas. Diantaranya museum, mess peneliti dan ruang seminar dengan berbagai kapasitas. Ia mengaku sangat berhasrat menjadikan situs matar seperti sangiran.
“Buat adik-adik dan ibu guru yang mau belajar lebih jauh nanti bisa datang ke Sangiran,” ujarnya.
Acara yang digelar di Balai Disbudpar tersebut dihadiri oleh ratusan peserta. Hal ini di luar target panitia penyelenggara, yang hanya menargetkan 50 orang. Peserta merupakan utusan dari pelajar SMP, dan sedikit siswa SMA. Selain itu para pemerhati budaya seperti pengumpul fosil dari Kalitidu, Hary Nugroho, sangat antusias menyimak materi dari narasumber.
Sementara itu seorang penanya bernama Satria dari SMA 1 Dander menyayangkan waktu penyelenggaraan yang bersamaan dengan Ujian Nasional. “Acara seperti ini sangat penting, kalo diselenggarakan di pendopo pasti lebih ramai. Kan sayang sekali,” timpalnya. [rul/yud]
sastra-bojonegoro.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar