CILEGON -
Dewan Kesenian Cilegon (DKC) terus berupaya mendekatkan masyarakat
Cilegon kepada puisi dan kesusastraan pada umumnya. Salah satunya
mengumpulkan para penyair dari berbagai negara pada acara temu sastra
se-Asia Tenggara yang dibuka pada Kamis (23/10/2014) lalu, puluhan
pelnyair berkumpul di rumah dinas Walikota.
Seperti
dikutip dari Radar Banten para penyair yang hadir saling bertukar
pikiran tentang bagaimana perkembangan kesusastraan di negara
masing-masing.
“Mereka berasal dari beberapa negara, seperti Malaysia, Brunai Darussalam, juga Singapura,” ujar Ketua DKC Indra Kusuma.
Ia
mengatakan, para penyair dari sejumlah pulau di Indonesia juga ikut
dihadirkan pada acara tersebut. Di antaranya dari Kalimantan, Sumatera,
Sulawesi, dan Bali. “Para penyair nasional juga turut kami undang.
Mereka antusias menerima undangan dari kami,” terang Indra.
Indra
mengatakan, acara tersebut pada dasarnya digelar untuk mempererat
silaturahmi antar pada penyair. Acara itu juga dimanfaatkan untuk
mengenalkan budaya Banten kepada peserta acara. “Sejumlah tarian khas
Banten kami perkenalkan malam itu. Begitu pula berbagai jenis makanan
seperti rabeg dan sebagainya,” terangnya. (RB)
Kunjungan di Ponpes "Nurul Bantany" Serang Banten |
Laporan Ketua Panitia Muhammad Rois Rinaldi |
Abah Arsyad Indradi perwakilan temanteman penyair |
PERTEMUAN PENYAIR ASIA TENGGARA DAN PELUNCURAN ANTOLOGI PUISI LENTERA SASTRA II
Keberadaan kesusastraan di tengah kehidupan masyarakat memiliki
peranan yang sangat penting. Tidak saja dikarenakan kesusastraan dapat
dijadikan indikator pengukuran nilai-nilai sosio-kultural, sosio-politik
bahkan para ranah transenden sekalipun, melainkan dapat juga dijadikan
sebagai cerminan peradaban manusia. Sebut saja, penandaan masa
prasejarah dan sejarah diberlakukan melalui penemuan tulisan, bahkan
sebutan prasejarah dewasa ini juga dikenal dengan nama praaksara.
Sungguhlah tidak berlebihan, jika mengatakan kesusastraan
sebagai cerminan peradaban manusia, sebagaimana kita ketahui bersama,
penandaan masa prasejarah dan sejarah diberlakukan melalui penemuan
tulisan, bahkan sebutan prasejarah dewasa ini juga dikenal dengan nama
praaksara. Kemudian, kenyataan akan pentingnya kesusastraan sebagai
bagian dari kegiatan literasi manusia yang estetis dan luhur, tidak
sejalan dengan perkembangannya di era modern ini.
Tingkat kesadaran masyarakat Asia Tenggara—tidak terkecuali
Indonesia—mengalami kemunduran nilai serta minat terhadap dunia sastra.
Fakta ini mesti ditanggapi dengan cepat dan mesti ditangani dengan
tepat. Bukan perkara bagaimana mesti melainkan bagaimana kita memulai
pergerakan yang berkelanjutan serta tepat sasaran.
Gagasan untuk mengundang para penyair dari berbagai negara
khusunya di wilayah Asia Tenggara, akhirnya sangat penting untuk
dilaksanakan. Akan tetapi, tidak sebagaimana pertemuan-pertemuan penyair
yang kerap selesai begitu saja, kegiatan ini diharapkan benar-benar
memberikan suatu pengaruh terhadap dunia sastra. Dalam hal ini, tidak
sedang berbicara pengaruh dalam artian popularitas atawa selebritas
kepenyairan, melainkan mengenai penyair yang benar-benar berbaur dengan
pelajar, mahasiswa, pendidik, dan atau tanpa terkecuali seluruh lapisan
masyarakat.
Bagaimana mengaplikasikan wacana yang sebegitu membumi? Melalui
kegiatan ini, para penyair akan diajak untuk tinggal di rumah-rumah
warga tanpa pengecualian di rumah birokrat yang telah bersedia
menjadikan rumahnya sebagai tempat tinggal. Hal tidak lain tidak bukan,
untuk memberikan kebebasan kepada para penyair untuk mencercap
nilai-nilai tanah, udara, dan air dengan gaya dan caranya masing-masing.
Sekolah-sekolah di Kota Cilegon pun telah bersedia menjadi
tempat pementasan para penyair, seminar, serta tempat obrolan ringan
antara para penyair dan dengan para siswa. Akan ada pembagian kelompok
penyair untuk mendatangi sekolah-sekolah yang kami bagi menjadi empat
wilayah, yakni Wilayah Selatan, Utara, Timur, dan Barat. Tentu saja,
kami pun telah membagi panitia dalam empat kelompok untuk kelancaran
acara tersebut.
Kemudian, para penyair diharapkan menuliskan maksimal 3 puisi,
esai, atau cerpen semasa tinggal di Kota Cilegon. Karya-karya tersebut
akan dibukukan oleh Dewan Kesenian Cilegon dengan sponsor yang turut
membantu dan dibagikan di sekolah-sekolah yang ada di Provinsi Banten.
Para penyair juga akan mendapatkan bukti penerbitannya masing-masing 1
eksamplar.
Perlu diketahui, tidak hanya penyair yang karyanya termuat dalam
buku Lentera Sastra II saja yang diundang. Penyair-penyair yang ingin
turut mengisi kegiatan ini sangat dipersilakan, dengan syarat
memberitahu lebih dahulu kepada panitia. Kira-kira begitu, hal sederhana
mengenai Pertemuan Penyair Asia Tenggara, tidak ada yang berlebihan.
Warga Siap Pamerkan Kuliner Khas Cilegon
Thursday, 23 Oct 2014 | 21:05:14 WIBWarga Lingkungan Ketileng Barat, Kelurahan Ketileng, Kecamatan Cilegon yang tergabung dalam Ikatan Ketileng Barat siap memamerkan kuliner tradisional khas Kota Cilegon kepada penyair Asia Tenggara melalui kegiatan kuliner tradisional, Sabtu (25/10). Kegiatan ini merupakan salah satu upaya masyarakat dalam mempromosikan wisata kuliner asli warga Cilegon kepada masyarakat luas.
Ketua pelaksana kegiatan, Deni Efendi mengungkapkan, kegiatan pameran kuliner tradisional ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pertemuan penyair Asia Tenggara dan peluncuran antologi puisi Lentera Sastra II.
“Dala kegiatan ini kami bekerja sama dengan Disbudpar Kota Cilegon. Rencananya kegiatan ini juga akan dibuka oleh Wali Kota Cilegon Tb Iman Ariyadi, Plt Gubernur Banten Rano Karno dan para penyair dari seluruh Indonesia," kata Deni, Kamis (23/10).
Sejumlah makanan khas Kota Cilegon dan Banten yang akan ditampilkan dalam pameran ini antara lain gipang, ceplis, emping, bolu kuwuk, sate bandeng, ketan bintul, jejorong dan sejumlah makanan tradisonal lainnya.
“Kegiatan ini merupakan upaya kami mempromosikan kuliner meningkatkan citra kepariwisataan di Kota Cilegon, Kegiatan ini juga diharapkan menjadi tempat berkumpulnya pelaku usaha wisata kuliner agar bisa mendatangkan konsumen," ujarnya. Sementara itu, penanggungjawab kegiatan, Putu Maulana mengatakan, bahwa saat ini wisata kuliner telah menjadi salah satu alternatif penting bagi wisatawan di lokasi-lokasi potensial di Kota Cilegon."Cilegon memiliki keragaman makanan tradisional khas, serta layak dikedepankan sebagai bagian dari potensi dan kekayaan daerah," katanya.
Jika bisa dikemas dalam kemasan yang menarik, kata dia, kuliner khas ini dapat mempunyai nilai dan daya jual yang tinggi. Soalnya, dlihat dari nilai rasa, makanan khas Cilegon memang sudah dinilai mempunyai cita rasa yang sangat enak. "Seperti bolu kuwuk, sate bandeng, ketan bintul, dan jejorong sudah dikenal dan ini sangat potensial jika dikemas dengan baik," ungkapnya. (Vanny/"Job”)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar