Jumat, 07 November 2014

Pertemuan Penyair se-Asia Tenggara di Cilegon








CILEGON - Dewan Kesenian Cilegon (DKC) terus berupaya mendekatkan masyarakat Cilegon kepada puisi dan kesusastraan pada umumnya. Salah satunya mengumpulkan para penyair dari berbagai negara pada acara temu sastra se-Asia Tenggara yang dibuka pada Kamis (23/10/2014) lalu, puluhan pelnyair berkumpul di rumah dinas Walikota. 

Seperti dikutip dari Radar Banten para penyair yang hadir saling bertukar pikiran tentang bagaimana perkembangan kesusastraan di negara masing-masing. 

“Mereka berasal dari beberapa negara, seperti Malaysia, Brunai Darussalam, juga Singapura,” ujar Ketua DKC Indra Kusuma. 

Ia mengatakan, para penyair dari sejumlah pulau di Indonesia juga ikut dihadirkan pada acara tersebut. Di antaranya dari Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Bali. “Para penyair nasional juga turut kami undang. Mereka antusias menerima undangan dari kami,” terang Indra.

Indra mengatakan, acara tersebut pada dasarnya digelar untuk mempererat silaturahmi antar pada penyair. Acara itu juga dimanfaatkan untuk mengenalkan budaya Banten kepada peserta acara. “Sejumlah tarian khas Banten kami perkenalkan malam itu. Begitu pula berbagai jenis makanan seperti rabeg dan sebagainya,” terangnya. (RB)

 
 Kunjungan di Ponpes "Nurul Bantany"  Serang Banten  

 
Laporan Ketua Panitia Muhammad Rois Rinaldi


Abah Arsyad Indradi perwakilan temanteman penyair



PERTEMUAN PENYAIR ASIA TENGGARA DAN PELUNCURAN ANTOLOGI PUISI LENTERA SASTRA II


Keberadaan kesusastraan di tengah kehidupan masyarakat memiliki peranan yang sangat penting. Tidak saja dikarenakan kesusastraan dapat dijadikan indikator pengukuran nilai-nilai sosio-kultural, sosio-politik bahkan para ranah transenden sekalipun, melainkan dapat juga dijadikan sebagai cerminan peradaban manusia. Sebut saja, penandaan masa prasejarah dan sejarah diberlakukan melalui penemuan tulisan, bahkan sebutan prasejarah dewasa ini juga dikenal dengan nama praaksara.

Sungguhlah tidak berlebihan, jika mengatakan kesusastraan sebagai cerminan peradaban manusia, sebagaimana kita ketahui bersama, penandaan masa prasejarah dan sejarah diberlakukan melalui penemuan tulisan, bahkan sebutan prasejarah dewasa ini juga dikenal dengan nama praaksara. Kemudian, kenyataan akan pentingnya kesusastraan sebagai bagian dari kegiatan literasi manusia yang estetis dan luhur, tidak sejalan dengan perkembangannya di era modern ini.

Tingkat kesadaran masyarakat Asia Tenggara—tidak terkecuali Indonesia—mengalami kemunduran nilai serta minat terhadap dunia sastra. Fakta ini mesti ditanggapi dengan cepat dan mesti ditangani dengan tepat. Bukan perkara bagaimana mesti melainkan bagaimana kita memulai pergerakan yang berkelanjutan serta tepat sasaran.

Gagasan untuk mengundang para penyair dari berbagai negara khusunya di wilayah Asia Tenggara, akhirnya sangat penting untuk dilaksanakan. Akan tetapi, tidak sebagaimana pertemuan-pertemuan penyair yang kerap selesai begitu saja, kegiatan ini diharapkan benar-benar memberikan suatu pengaruh terhadap dunia sastra. Dalam hal ini, tidak sedang berbicara pengaruh dalam artian popularitas atawa selebritas kepenyairan, melainkan mengenai penyair yang benar-benar berbaur dengan pelajar, mahasiswa, pendidik, dan atau tanpa terkecuali seluruh lapisan masyarakat.

Bagaimana mengaplikasikan wacana yang sebegitu membumi? Melalui kegiatan ini, para penyair akan diajak untuk tinggal di rumah-rumah warga tanpa pengecualian di rumah birokrat yang telah bersedia menjadikan rumahnya sebagai tempat tinggal. Hal tidak lain tidak bukan, untuk memberikan kebebasan kepada para penyair untuk mencercap nilai-nilai tanah, udara, dan air dengan gaya dan caranya masing-masing.

Sekolah-sekolah di Kota Cilegon pun telah bersedia menjadi tempat pementasan para penyair, seminar, serta tempat obrolan ringan antara para penyair dan dengan para siswa. Akan ada pembagian kelompok penyair untuk mendatangi sekolah-sekolah yang kami bagi menjadi empat wilayah, yakni Wilayah Selatan, Utara, Timur, dan Barat. Tentu saja, kami pun telah membagi panitia dalam empat kelompok untuk kelancaran acara tersebut.

Kemudian, para penyair diharapkan menuliskan maksimal 3 puisi, esai, atau cerpen semasa tinggal di Kota Cilegon. Karya-karya tersebut akan dibukukan oleh Dewan Kesenian Cilegon dengan sponsor yang turut membantu dan dibagikan di sekolah-sekolah yang ada di Provinsi Banten. Para penyair juga akan mendapatkan bukti penerbitannya masing-masing 1 eksamplar.

Perlu diketahui, tidak hanya penyair yang karyanya termuat dalam buku Lentera Sastra II saja yang diundang. Penyair-penyair yang ingin turut mengisi kegiatan ini sangat dipersilakan, dengan syarat memberitahu lebih dahulu kepada panitia. Kira-kira begitu, hal sederhana mengenai Pertemuan Penyair Asia Tenggara, tidak ada yang berlebihan.






Warga Siap Pamerkan Kuliner Khas Cilegon

Thursday, 23 Oct 2014 | 21:05:14 WIB
CILEGON, (KB).-
Warga Lingkungan Ketileng Barat, Kelurahan Ketileng, Kecamatan Cilegon yang tergabung dalam Ikatan Ketileng Barat siap memamerkan kuliner tradisional khas Kota Cilegon kepada penyair Asia Tenggara melalui kegiatan kuliner tradisional, Sabtu (25/10). Kegiatan ini merupakan salah satu upaya masyarakat dalam mempromosikan wisata kuliner asli warga Cilegon kepada masyarakat luas.
Ketua pelaksana kegiatan, Deni Efendi mengungkapkan, kegiatan pameran kuliner tradisional ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pertemuan penyair Asia Tenggara dan peluncuran antologi puisi Lentera Sastra II.
“Dala kegiatan ini kami bekerja sama dengan Disbudpar Kota Cilegon. Rencananya kegiatan ini juga akan dibuka oleh Wali Kota Cilegon Tb Iman Ariyadi, Plt Gubernur Banten Rano Karno dan para penyair dari seluruh Indonesia," kata Deni, Kamis (23/10).
Sejumlah makanan khas Kota Cilegon dan Banten yang akan ditampilkan dalam pameran ini antara lain gipang, ceplis, emping, bolu kuwuk, sate bandeng, ketan bintul, jejorong dan sejumlah makanan tradisonal lainnya.
“Kegiatan ini merupakan upaya kami mempromosikan kuliner meningkatkan citra kepariwisataan di Kota Cilegon, Kegiatan ini juga diharapkan menjadi tempat berkumpulnya pelaku usaha wisata kuliner agar bisa mendatangkan konsumen," ujarnya. Sementara itu, penanggungjawab kegiatan, Putu Maulana mengatakan, bahwa saat ini wisata kuliner telah menjadi salah satu alternatif penting bagi wisatawan di lokasi-lokasi potensial di Kota Cilegon."Cilegon memiliki keragaman makanan tradisional khas, serta layak dikedepankan sebagai bagian dari potensi dan kekayaan daerah," katanya.
Jika bisa dikemas dalam kemasan yang menarik, kata dia, kuliner khas ini dapat mempunyai nilai dan daya jual yang tinggi. Soalnya, dlihat dari nilai rasa, makanan khas Cilegon memang sudah dinilai mempunyai cita rasa yang sangat enak. "Seperti bolu kuwuk, sate bandeng, ketan bintul, dan jejorong sudah dikenal dan ini sangat potensial jika dikemas dengan baik," ungkapnya. (Vanny/"Job”)***







Tidak ada komentar:

Posting Komentar