Ada Malam Purnama Sastra Bojonegoro
Reporter: Riska Irdiana
blokBojonegoro.com - Para seniman dan budayawan Bojonegoro akan
menggelar malam "Purnama Sastra Bojonegoro" pada malam bulan purnama di
Perumahan Kalijaga Jalan Sunan Kalijaga nomor 6 Bojonegoro.
Dalam acara ini nantinya, para seniman dan budayawan Bojonegoro akan
menunjukkan kebolehan mereka dalam karya satra. Mulai dari puisi, cerita
maupun karya sastra lainnya.
"Acara ini dikemas diskusi santai dengan para sastrawan, seniman maupun
budayawan Bojonegoro," kata Penulis novel asli Bojonegoro, Yonathan.
Diadakannya acara ini adalah untuk menggairahkan kembali budayawan dan
seniman untuk bekerjasama membangun Bojonegoro dalam menghadapi
tantangan kedepan. Sehingga ada keseimbangan dan harmoni budaya di
Bojonegoro untuk dilestarikan.
"Sebenarnya Bojonegoro memiliki potensi, tetapi para pelakunya tidak mampu memanfaatkan hal itu," imbuhnya.
Kedepan pihaknya berharap agar budaya dan seni yang ada di Bojonegoro
dapat dikembangkan. Selain itu, adanya Dewan Kebudayaan Bojonegoro (DKB)
lebih dimaksimalkan. Sehingga mampu menggairahkan dan mengembangkan
seni dan budaya yang ada di kota ledre ini. [ana]
sastra-bojonegoro
Lain lagi dengan Purnama Sastra Bojonegoro, pertemuan seni budaya
bulanan saat malam bulan purnama di Bojonegoro. Ide ini datang dari Mas
Anas Ag.
Acara. Diungkap Anas kepadaku pada Hari Ulang Tahun Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro. Diungkap juga oleh Pak Jfx Hoeri demikian juga Gampang Prawoto, Agus Sighro Budiono.
Pendeknya mereka saling siap untuk acara itu. Anas sendiri mengatakan
kepadaku setelah aku baca geguritan di HUT PSJB itu. Pembacaan pusiku
enak, dan itu menurutnya bagus bila bersama kawan-kawan setiap bulan
membaca puisi pada tempat-tempat di Bojonegoro secara berkeliling.
Sebulan skali. Misalnya pas malam bulan purnama. Ya ya ya. aku menangkap
gagasan bagus sebagaimana sudah dilakukan oleh banyak kawan di
kota-kota lain. Itu saja. Dan yang penting harus segera dimulai. Kalau
tidak gagasan hanya tinggal gagasan. Dan yang kulihat dengan pasti, ini
gagasan bersama, maka pelaksanaannya harus bersama-sama pula. Setiap
orang yang sudah melemparkan ide ide, atau mendukung atau merespon,
semua adalah pemilik acara ini. Ini bukan acara lembaga bentukan
pemerintah yang menunggu tunjuk jari kepala daerah, atau kucuran dana
dari atas. Ini bukan acara yang akan terbentur masalah program
pemerintah, yang sering membuat orang menjadi sok penting dan memikirkan
waktu dan ruang dan uang guna jalannya program, hingga lupa bahwa waktu
terus berjalan. Waktu terus berganti, kalau tidak segera dimulai, kapan
lagi? Keburu kiamat! Maka harus segera dimulai, dan siapapun yang sudah
setuju dengan acara ini pasti akan mau sumbang pikiran, tenaga, waktu,
harta, uang atau tempat! Itu yang kulihat. Baik, aku menyumbang waktu
untuk mematangkan konsep acara perdana, kertas undangan, sekaligus
mengantarnya. Gampang Prawoto menyumbang poster atau undangan. Anas
menyumbang tempat dan konsumsi. Burhanudin Joe menyumbang panggung, teater Awu dan keahlian MC. Teman-teman Anas di Komunitas Suket menyumbang tenaga. Teman-teman lain Prawoto, Agus Sighro Budiono Kedua, Herry Abdi Gusti
menyumbang dukungan dan ide. Mereka semua dan teman-teman yang lain
yang mungkin tak dapat disebutkan di sini semua menyumbang waktu,
kehadiran pada acara dan tampil di panggung! Membaca puisi, musik,
pentas teater, lagu, kesan dan promosi, dan motivasi ... Apapun lah ...
Hingga akhirnya... acara berlangsung hebat pada malam perdana Purnama
Sastra Bojonegoro itu di rumah Anas AG. Acara selesai, semua pulang,
siapa yang nyumbang bersih-bersih. Pasti ada. Pasti ada. Juga ada yang
nyumbang foto-foto acara demi acara. Itu yang kutunggu beberapa hari.
Akhirnya ada: foto-foto di-upload oleh Mas Herry Guru! Klop dah! Semua
sudah nyumbang peran. Demikian juga untuk acara Purnama Sastra ke dua,
Mas Nono Warnono siap nyumbang tempat dan akomodasi pada Purnama Sastra
bulan Oktober. Mas Burhanudin Joe bulan Nopember. Mas Agus Sighro bulan
Desember. Semua nyumbang. Tanpa perhitungan macam-macam. Semua nyumbang,
karena ini semua acara mereka semua ... Acara bersama. Mau apalagi,
tinggal kesiapan mental bila langkah-langkah menelikung yang lazim dan
kutemui di jagad pelaku sastra seni budaya muncul. Teman-teman di atas
sudah rasan-rasan dan tahu betul hal ini. Kurasa mereka juga sudah siap
kuda-kudanya. Hanya aku sendiri berharap, jangan sampai aku menjadi
penelikung seperti itu. Tolok ukurnya jelas, langkah menelikung biasanya
terkait tahta, harta dan wanita. Aku tahu betul hal ini, makanya tempo
hari kutulis Kisah Pembaca Puisi Menghadapi Rimbanya.
Diutarakannya kepada Pak Jfx Hoeri di warung sego kucing jomplangan rel
sepur TPK (Tempat Penggergajian Kayu) Bojonegoro. Pak Hoery mendukung
dan di kemudian hari memberi nama Purnama Sastra Bojonegoro yang
kemudian dipakai dari banyak alternatif nama a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar