Sastra Bojonegoro:
Sastra-Lisan, Sastra-Tulis dan Buku Sastra
Senin, 09 April 2012
Yusuf Susilo Mendapat Hadiah Rancage 2012
Add
Selasa, 31 Januari 2012 | 16:05 WIB
Yusuf Susilo Juga Mendapat Hadiah Rancage
TEMPO.CO, Jakarta
- Selain memberikan penghargaan
kepada sastrawan Sunda, tahun ini Yayasan Kebudayaan Rancage juga memberikan
hadiah kepada karya sastra Jawa dan Bali. "Ombak Wengi" karya
sastrawan Jawa, Yusuf Susilo Hartono, dan "Metek Bintang" karya
sastrawan Bali, Komang Adnyana, mendapat Hadiah Sastra Rancage 2012. Demikian
keputusan yang disiarkan Ajip Rosidi, ketua dewan pembina yayasan itu pada
Selasa, 31 Januari 2012.
"Ombak Wengi" memuat 99 guritan pilihan karya Yusuf dari periode
1981-2011. Buku itu berhasil mengalahkan sembilan unggulan lainnya, yakni
kumpulan sajak "Raja Gurit" karya Yudi Joyokusumo, "Layang Saka
Kekasih" karya R. Djoko Prakosa, "Mutung Suwung, Aja Mutung Mundhak
Suwung" karya R. Ng. Suisdiyati Sarmo, "Kidung saka Bandungan"
karya Rini Tri Puspohardini, dan "Bocah Cilik Diuber Srengenge" karya
Widodo Basuki; roman "Ing Manila Tresnaku Kelara-lara" karya Fitri
Gunawan", "Dilabuhi Jajah Desa Milangkori" karya Rahmat Ali, dan
"Sisip ing Dalan Sidhatan" karya Harwimuka; serta kumpulan cerita
pendek "Puber Kedua" karya Ary Nurdiana.
Yusuf Susilo Hartono dikenal sebagai wartawan, pelukis sketsa, dan sastrawan.
Dia lahir di Bojonegoro, Jawa Timur, 18 Maret 1958, dan kini mukim di Jakarta.
Puisinya pernah menang dalam Festival Puisi Surabaya pada 1984. Kumpulan
puisinya yang telah terbit, antara lain Wajah
Berkabung (1981) dan Ikan-ikan
Hias (1985).
Buku "Metek Bintang" memuat 13 cerita, yang, menurut Ajip, hampir
semuanya menarik dalam hal tema dan penggarapan. "Pengarang mampu untuk
'terang-terangan menyembunyikan' titik-titik penting cerita, sehingga pembaca
dibuat terpaksa memikirkan dan membayangkan hubungan-hubungan antara peristiwa
dan ucapan para tokoh," kata Ajip.
Yayasan juga memberikan hadiah kepada Sucipto Hadi Purnomo, sastrawan kelahiran
Pati, 6 Agustus 1972, atas jasanya dalam pengembangan bahasa dan sastra Jawa.
Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Semarang itu adalah redaktur tabloid Yunior
Suara Merdeka dan membina lembar khusus bahasa Jawa "Sang
Pamomong". Ia juga menjadi sekretaris Forum Bahasa Media Massa Jawa Tengah
dan memimpin Organisasi Pengarang Sastra Jawa sejak 2006.
Adapun I Made Sugianto, sastrawan kelahiran Tabanan, 19 April 1979, juga
mendapat Hadiah Sastra Rancage atas jasanya dalam pengembangan bahasa dan
sastra Bali. Dia banyak menulis cerita pendek berbahasa Bali modern di
"Bali Orti", suplemen khusus bahasa Bali di Bali Post Minggu. Dia juga
menerbitkan karya sastra Bali melalui penerbitannya, Pustaka Ekspresi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar