sastra-bojonegoro.blogsot.com
Reporter : Tulus Adarrma
Bojonegoro Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia (Menko RI), Hatta Rajasa mendapat "wejangan" atau petunjuk dari Ketua adat suku Samin, Harjo Kardi saat melakukan kunjungan kerja di wilayah Bojonegoro, kemarin.
Bupati Bojonegoro, Suyoto menceritakan jika kedatangan Hatta Rajasa ke Suku Samin disambut baik oleh warga setempat. Bahkan saat pulang Hatta Juga diberi wejangan dan cincin sebagai buah tangan. Kedatangannya itu menurutnya untuk kunjungan kerja.
Menurut Cerita Suyoto menirukan wejangan Mbah Harjo Kardi menyebutkan, jika Hatta tahun ini memang pantas untuk jadi Presiden maupun Wakil Presiden. Namun hal itu sesuai dengan kemantapan hati politisi asal Palembang, Sumatera Selatan itu. Namun Hatta sendiri menapik jika kedatangannya untuk melaukan komunikasi politik dengan daerah.
"Lek wani ojok wedi, nek wedi ojok wani-wani" (Kalau berani jangan takut, kalau takut jangan terlalu berani). Itulah kalimat yang disampaikan oleh Mbah Harjo Kardi kepada Hatta. "Tadi juga mendapat cincin sebagai kenang-kenangan dari Mbah Harjo Kardi," ujar Suyoto.
Sementara, Hatta mengaku jika kedatangannya ke Bumi Angling Dharma itu tidak untuk melakukan komunikasi politik, namun karena melakukan kunjungan kerja. "Tidak ada kaitannya dengan politik. Ini tadi kunjungan kerja dari Solo memberikan kajian ilmiah di universitas 11 Maret," ujarnya di Bojonegoro.
Kemudian di Kabupaten Bojonegoro, Hatta Rajasa mendatangi Suku Samin dan Lapangan Banyuurip, Blok Cepu. Hatta menjelaskan, dalam kunjungannya ke Suku Samin itu, untuk belajar bagaimana Budaya Masyarakat Samin yang memiliki sifat kejujuran.
"Ini soal budaya bagaimana masyarakat di Bojonegoro memiliki sikap yang tangguh, kejujuran, kemandirian, ke-gotongroyongan, saya mengagumi itu, bagaimana tidak ada pencurian, kerjasama yang bagus. Masyarakat yang sepertti itu yang akan kita bangun," jelasnya.
Ajaran Samin itu yang nantinya akan digunakan untuk membangun Bangsa Indonesia kedepannya. "Kalau mau belajar membangun negara harus belajar dari mbah Harjo tadi," terangnya.
Hatta juga menulis dari Suku Samin, dalam tulisannya disebutkan "memaknai arti kesederhanaan, arti sebuah kemandirian yang merupakan karakter dari masyarakat samin. Tempat kita berkaca akan makna sebuah kehidupan,".
"Kita sudah melakukan komunikasi politik ke semua partai politik. Termasuk Khofifiah itu sahabat saya sejak jaman revormasi dan suaminya ada keluarga dengan saya," kilahnya saat ditanya kedekatannya dengan Khofifah dalam pencapresan dirinya.
Sekadar diketahui, Hatta juga mengunjungi pengrajin tunggak kayu jati di Kecamatan Margomulyo Bojonegoro. [uuk/ted]
Reporter : Tulus Adarrma
Bojonegoro Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia (Menko RI), Hatta Rajasa mendapat "wejangan" atau petunjuk dari Ketua adat suku Samin, Harjo Kardi saat melakukan kunjungan kerja di wilayah Bojonegoro, kemarin.
Bupati Bojonegoro, Suyoto menceritakan jika kedatangan Hatta Rajasa ke Suku Samin disambut baik oleh warga setempat. Bahkan saat pulang Hatta Juga diberi wejangan dan cincin sebagai buah tangan. Kedatangannya itu menurutnya untuk kunjungan kerja.
Menurut Cerita Suyoto menirukan wejangan Mbah Harjo Kardi menyebutkan, jika Hatta tahun ini memang pantas untuk jadi Presiden maupun Wakil Presiden. Namun hal itu sesuai dengan kemantapan hati politisi asal Palembang, Sumatera Selatan itu. Namun Hatta sendiri menapik jika kedatangannya untuk melaukan komunikasi politik dengan daerah.
"Lek wani ojok wedi, nek wedi ojok wani-wani" (Kalau berani jangan takut, kalau takut jangan terlalu berani). Itulah kalimat yang disampaikan oleh Mbah Harjo Kardi kepada Hatta. "Tadi juga mendapat cincin sebagai kenang-kenangan dari Mbah Harjo Kardi," ujar Suyoto.
Sementara, Hatta mengaku jika kedatangannya ke Bumi Angling Dharma itu tidak untuk melakukan komunikasi politik, namun karena melakukan kunjungan kerja. "Tidak ada kaitannya dengan politik. Ini tadi kunjungan kerja dari Solo memberikan kajian ilmiah di universitas 11 Maret," ujarnya di Bojonegoro.
Kemudian di Kabupaten Bojonegoro, Hatta Rajasa mendatangi Suku Samin dan Lapangan Banyuurip, Blok Cepu. Hatta menjelaskan, dalam kunjungannya ke Suku Samin itu, untuk belajar bagaimana Budaya Masyarakat Samin yang memiliki sifat kejujuran.
"Ini soal budaya bagaimana masyarakat di Bojonegoro memiliki sikap yang tangguh, kejujuran, kemandirian, ke-gotongroyongan, saya mengagumi itu, bagaimana tidak ada pencurian, kerjasama yang bagus. Masyarakat yang sepertti itu yang akan kita bangun," jelasnya.
Ajaran Samin itu yang nantinya akan digunakan untuk membangun Bangsa Indonesia kedepannya. "Kalau mau belajar membangun negara harus belajar dari mbah Harjo tadi," terangnya.
Hatta juga menulis dari Suku Samin, dalam tulisannya disebutkan "memaknai arti kesederhanaan, arti sebuah kemandirian yang merupakan karakter dari masyarakat samin. Tempat kita berkaca akan makna sebuah kehidupan,".
"Kita sudah melakukan komunikasi politik ke semua partai politik. Termasuk Khofifiah itu sahabat saya sejak jaman revormasi dan suaminya ada keluarga dengan saya," kilahnya saat ditanya kedekatannya dengan Khofifah dalam pencapresan dirinya.
Sekadar diketahui, Hatta juga mengunjungi pengrajin tunggak kayu jati di Kecamatan Margomulyo Bojonegoro. [uuk/ted]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar