Sabtu, 28 Agustus 2010

Seniman Bojonegoro Baca Geguritan

http://www.sinarharapan.co.id/

Bojonegoro - Kelompok Seniman Muda Bojonegoro (KSMB), Jawa Timur, dijadwalkan tampil membacakan karya-karya puisi dan geguritan (puisi Jawa) di Amphitheater Taman Budaya Yogyakarta, Jawa Tengah, Minggu (25/4) malam mendatang.

“Acara ini diprakarsai Studio Pertunjukan Sastra (SPS) Yogyakarta,” kata Ketua KSMB Arieyoko di Bojonegoro, Jumat.

Dia menjelaskan, penampilan seniman Bojonegoro di Taman Bu­daya Yogya itu, terjadwal sejak Ja­nuari lalu. “Ini sebuah kehormatan bagi kami yang hanya komunitas seniman ndeso (desa),” ungkapnya.

Kesanggupan KSMB memenuhi undangan tersebut dengan pertimbangan, untuk meneguhkan eksistensi KSMB sebagai kelompok seniman yang menggumuli sastra etnik.

Di samping itu, untuk mencuatkan wacana kebangkitan sastra etnik 2010 yang layak diperjuangkan. Menurutnya, sastra etnik Indonesia kian tersungkur, teronggok, telantar nasibnya. Buktinya, kian minim masyarakat luas yang melupakan bahasa daerah asalnya. Ini kan kecelakaan besar bagi Indonesia,” tegasnya.

Disebutkan, dari sekitar 746 bahasa etnik yang semula segar menyubur Nusantara, kini yang masih dipertahankan masyarakat kian menyusut dratis, termasuk bahasa Jawa yang sekarang tak lagi banyak diminati, terutama oleh kalangan muda.

Penyair-penyair yang tampil membacakan karya-karyanya, adalah dari Bojonegoro Agus Sighro, Asrul Irfanto, Didik Wahyudi, Gampang Prawoto, Hery Abdi Gusti, Arieyoko), Babat Lamongan, Lina Kelana, Ponorogo, Ary Nurdiana, Tegal, Jawa Tengah, Dyah Setyawati, Indramayu, Nurohman Sudibyo, dan dari Sukabumi, Anisa Afzal.

“Karya sastra etnik yang dibacakan kawan-kawan itu adalah sastra etnik yang bermuatan tradisi lokal daerahnya masing-masing. Keluar dari mazab dan kredo-kredo sastra Jawa Solo maupun Yogyakarta. Ini memang sebuah perubahan,” kata Arieyoko, mantan wartawan Republika itu.

Sesuai jadwal, acara ditutup dalam diskusi bertajuk “Kebangkitan Sastra Etnik 2010” dengan narasumber Dra Dad Murniah (Nia Samsihono), MHum dari Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, serta budayawan dan penyair Drs Ahmadun Yosi Herfanda Msi, Jakarta.(ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar